Home Top Ad

Responsive Ads Here

Aku mencium pipi kak dion yang sedang ngomel sambil menggosok dan meniup-niup tanganku yang kedinginan. Setelah itu aku segera berlari...

Sebuah Rahasia [Eps 5]


Aku mencium pipi kak dion yang sedang ngomel sambil menggosok dan meniup-niup tanganku yang kedinginan. Setelah itu aku segera berlari menuju kamar kecil untuk ganti baju, sedangkan kak dion hanya berdiri mematung tampak syok dan tidak percaya dengan apa yang baru saja aku perbuat. Aku berlari, menutup pintu kamar kecil dan memikirkan apa yang baru saja terjadi.

“Oh my goooood!!! Apa yang barusan aku perbuat! Kenapa tiba-tiba aja gitu aku cium kak dion! Gilaaaaaaa!!! Setan apa yang barusan merasukiku! Aaaaah, begooooo!!! Apa yang harus aku katakan nanti kalau kak dion membahasnya!!! Arrrrrr” gumamku didalam kamar kecil.
Aku sendiri masih tak percaya kenapa aku melakukannya! Itu berlangsung cepat sekali. Walaupun mungkin kak dion sering mencium keningku, tapi ini pertama kalinya aku nyium pipi kak dion! Apa yang harus aku jelaskan nanti, kalau kak dion menanyakan kenapa aku melakukannya. Aku masih sibuk memikirkannya, dan tiba-tiba ada suara yang membuyarkan lamunanku.
“Anggaaaa, buruan! Lama bener, ganti baju doang. Mau ikut pulang gak nih? Atau kak dion tinggal disini?” teriak kak dion dari luar.
“Iya kak, udah mo selesai kuq” jawabku sedikit teriak juga.
Aku buru-buru mengganti bajuku yang basah kuyup. Masih dengan hati yang berkecamuk, aku keluar kamar kecil, dan aku melihat kak dion sudah menunggu diluar.
“Lama bener sih, ayo buruan!” ajak kak dion untuk segera pulang.
“Iya kak” aku menjawab singkat.
“Mampir cari makan dulu ya, sama minuman yang panas, biar agak angetan badannya” sambung kak dion.
“Iya kak” aku jawab singkat lagi.

Aku dan kak dion segera mencari warung makan sekitar, dan memesan mie rebus dan teh panas. Hangat sekali, menikmati mie rebus dan teh panas diudara yang dingin ditawangmangu. Selama makan, kak dion tidak membahas tentang apa yang tadi telah terjadi. Syukurlah, aku sendiri juga bingungharus menjawab apa. Selesai makan, kami kembali melanjutkan perjalanan kerumah. Dijalan, kak dion cerita banyak. Katanya dikaranganyar ini, banyak objek wisata yang cukup asik! karena berada dilereng gunung lawu dengan udara yang dingin dan pemandangan yang asri. Air terjun, perkebunan teh, candi ceto, dll. Dia berjanji akan mengajakku lagi nanti, tentu saja dengan syarat aku gak boleh ngeyel lagi.hihihi
Kami sampai dirumah agak sore, ketika motor kami masuk pekarangan rumah, aku melihat motor metik yang udah gak asing bagiku terparkir dekat garasi.

“Arin? Risky? Udah lama?” sapa ku ke arin dan risky yang sedang duduk diteras rumah.
“Baru kuq, kamu dari mana?” tanya arin
“Emmm abis diajak kak dion ketawangmangu, hehe” jawabku
“Hah? ketawangmangu? Kuq gak ngajak? Huh!curang!” jawab arin dengan muka agak cemberut, sedangkan risky Cuma diam dibelakangnya.
“Hai arin, risky, Kapan-kapan nanti kita kesana lagi bareng-bareng, yaudah ayo kita masuk dulu” Ajak kak dion

Kami masuk rumah, kemudian arin sama risky mengajakku belajar bersama. Karena aku sudah banyak tertinggal pelajaran, makanya mereka membantuku. Dulu kan aku yang sering membantu mereka belajar, dan sekarang gantian mereka yang mengajariku. Ternyata mereka kalau serius, bisa juga memahami pelajaran, buktinya mereka bisa mengajariku.
###
Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah lebih dari sebulan tidak masuk. Banyak teman-teman yang menyambutku dengan gembira, tapi ada juga beberapa yang sepertinya tidak suka melihatku. Bahkan, dari mereka ada yang mengataiku gila. Tapi aku tetap bersemangat, karena arin dan risky selalu menguatkanku, beberapa teman dan guru juga mengucapkan rasa simpati mereka atas apa yang terjadi padaku. Mereka bilang salut kepadaku, karena aku bisa melewati semua ini.
Setiap hari aku belajar, baik disekolah atau dirumah. Ya, aku harus kerja keras mengejar ketertinggalanku. Aku hanya punya waktu 3 bulan agar bisa lulus dengan nilai yang maximal dan melanjutkan sekolah menengah atas favorite. Aku harus membuat mama papa bangga, karena mereka sudah mau membiayai dan mengasuhku sekarang. Aku sedang belajar dikamar, tiba-tiba bel berbunyi, sepertinya bik inah sudah membukakan pintu. Aku keluar kamar, dan sudah melihat papa mama berada diruang tengah.

“Mama? Papa? Kuq gak ngabarin mau pulang hari ini?” tanyaku sambil menghampiri mereka dan mencium tangannya.
“Hai anak mama, papa mama kan mau bikin surprise buat kamu sama kakak kamu!” jawab mama
“Oh ya, kak dion mana? Ini mama bawain oleh-oleh buat kamu sama kak dion” sambung mama sambil memberikan 2 kantong tas.
“Yeeeey, makasi mah, eh itu kak dion mah” jawabku sambil menunjuk kak dion yang baru keluar dari kamarnya.
“Papa mama, udah pulang? kirain asik sama kerjaan sampe lupa rumah.hehe” sapa kak dion sambil mencium tangan papa mama
“Ah, kamu ini dion ada-ada aja. Gak mungkin lah mama papa lupa sama rumah yang isinya pangeran-pangeran ganteng mama.hehe” jawab mama
“Oya, bik inah masak apa nih? Kita makan yuk, papa udah laper banget nih” sambung papa mengajak kami makan malam.

Kami makan malam bersama dimeja makan, sambil bercerita. Selesai makan, kami menonton TV sambil membuka oleh-oleh yang dibawain sama papa mama. Jam diruang tengah sudah menunjukkan pukul 9 malam. Mama menyuruh kami segera istirahat karena besuk harus sekolah.
Senang sekali rasanya bangun pagi, dan menemukan keluarga yang sangat hangat. Ya, meskipun mereka bukan orang tua kandungku, tapi perhatian mereka hampir seperti perhatian ayah ibu dulu. Begitu senangnya hatiku, sarapan bersama, berangkat sekolah bareng kak dion diantar papa, dan sangat bersemangat sekolah hari ini, sampai-sampai aku melupakannya lagi! Menanyakan dimana kotak kayu itu sama mama.

“Duh, kenapa aku sampai lupa lagi ya! Huh.. tapi yasudahlah, nanti pulang sekolah aku langsung menanyakannya! Harus! Dan gak boleh lupa lagi” Gumamku ketika memasuki gerbang sekolah.
“Hai sob, uda nyampe yak! Tadi aku mo kerumah, mo ngajakin berangkat bareng, tapi katanya tante dian kamu uda berangkat! Ah, sekarang gak asik nih, kita jarang barengan” kata risky yang tiba-tiba merangkulku dari belakang.
“Hai ky, iya nih maaf. Soalnya tadi papa pengin nganter, soalnya lagi dirumah sih, tapi nanti pulangnya tetep nebeng yaaaa. Hehe” jawabku sambil nyengir
“Yeee dasar! Iya deh, apa sih yang engga buat ayang..hihi” jawab risky yang gak kalah cengirannya.
“Heh? Ayang? Apa-apa an manggil ayang! Kamu tuh yang ayan! Dasar epilepsi.hahaha” jawabku kaget sambil meledeknya.
“Hahaha kurang ajar! Aku cium juga deh lama-lama.haha” ancamnya
“Hah? Berani? Nih...” jawabku sambil ngepelin tangan siap nonjok
“Eeeits, jangan main kasar dong!santaiiii bercanda sob!hehe” jawabnya
“Eh, tumben omonganmu ngelantur! Salah obat ya?!” ledekku lagi
“Haha sialan! Lagi seneng aja, soalnya bisa ketemu kamu lagi disekolah. Tau kan, disekolah temenku Cuma kamu sama arin doang” jawabnya

Dari dulu risky memang gak berubah. Dia menganggap temannya itu ya Cuma aku sama arin, yang lainnya, Cuma numpang lewat!haha ada-ada saja. Itu karena sejak SD dia dianggap teman-teman yang lain seorang “autis”! Pribadi yang pendiam, suka menyendiri, cuek, dan jarang bersosialisasi yang membuat risky di cap sebagai seorang autis! Padahal gak gitu juga, kalau sudah kenal dekat risky itu juga bisa banyak omong, tentang hoby nya yang suka menyendiri, dia pernah bilang, kalau dia itu seorang calon seniman! Setidaknya itu cita-citanya. Jadi butuh ketenangan untuk mencari inspirasi katanya. Terbukti kan, prestasi dalam bidang seninya jawara! Dan tentang cuek atau jarang bersosialisasi itu karna uda terlanjur dicap sebagai seorang autis, dan membuat ia malas untuk bergaul. Cuma sama aku dan arin lah dia bisa bertingkah atau berbicara konyol seperti tadi. hahaha

“Eh, ngomong-ngomong arin, Kemana dia? Kuq gak barengan? Tanyaku.
“Tau tuh, tadi sih, katanya mau berangkat sendiri dianter papanya. Soalnya pas aku samperin kerumah dianya baru mau mandi. Kesiangan sih katanya! Makanya nyuruh aku duluan. Kita tunggu aja nanti pasti dia lari keliling lapangan.hihihi” ketawanya licik.
“Seneng ye, kalau temen lagi susah!huuu” kataku sambil jitak kepala risky
“Duh! Sakit tauk! Ni bocah, gak bisa diajak bercanda ya! Huhuhu” Protes risky
“Hehehe kamu juga sih, mulai duluan! Udah ah, ayok buruan masuk keburu telat!” kataku sambil narik tangan risky.

Pelajaran pertama sudah dimulai, sampai 45 menit pertama arin juga belum datang, ketika pak edi guru matematika sedang menulis soal didepan kelas, tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk, dan pak edi mempersilahkan masuk.

“Selamat pagi pak, maaf saya terlambat” kata arin sambil ngos-ngosan.
“Ya, selamat pagi. Kenapa kamu telat? Sudah lapor petugas BP? Sudah dapat hukuman?” tanya pak edi
“Saya bangun kesiangan pak, udah dihukum juga tadi lari lapangan 3X” jawab arin masih ngos-ngosan.
“Owh, ya sudah. Besuk jangan diulangi. Duduklah dibangkumu” jawab pak edi dan melanjutkan kembali menulis dipapan tulis
“Iya pak, terimakasih” jawab arin sambil menuju bangku yang berada disamping bangku ku dan risky.
“Emang enak, pagi-pagi udah lari keliling lapangan 3X.hihihi” ledek risky, pas arin lewat sampingnya.
“Niiiih! Enak kan!” Jawab arin sambil jitak kepala risky.
“Aduuuuh!!!” teriak kecil risky
“Hihihi emang enak, pagi-pagi udah kena jitak 2X! Hihihi” Ganti aku meledek risky

Jam sekolah hari ini, sudah berakhir dengan bell panjang sebagai tanda waktunya pulang. Aku segera bergegas, karena memang ingin cepat sampai dirumah dan menanyakan kotak kayu itu. Aku pulang bersama risky dan arin dengan mobil jemputan risky.

“Daaaa angga” kata arin sambil melambaikan tangannya dari mobil, setelah mengantarkanku sampai depan rumah.
“Daaaa sampai jumpa lagi” Aku membalas lambaian tangan mereka.

Aku segera masuk rumah, dan ketika sampai diruang tengah, aku lihat mama sedang menyiapkan makan siang dimeja makan.

“Eh, anak mama udah pulang, buruan ganti baju gih, cuci tangan, terus kita makan sama-sama. Itu kak dionnya juga lagi ganti baju barusan nyampe” Kata mama ketika melihat kedatanganku.
“Iya mah” Jawabku sambil menuju kamar.

Kami makan bersama siang ini, setelah selesai dan membereskan meja makan, mama menemani papa duduk diteras samping rumah. Aku bingung harus mengawali dari mana, tapi aku harus segera menanyakannya. Mumpung mama papa lagi ada dirumah. Aku mendekati mama yang sedang asik ngobrol sama papa, sedangkan kak dion masuk kamar lagi dan sibuk dengan laptopnya.

“Emm mah, angga boleh nanya sesuatu gak?” tanyaku pada mama dan berdiri disampingnya.
“Nanya apa ngga, tentu saja boleh” jawab mama
“Emm mama masih ingat kan kata ibu dirumah sakit waktu itu, beliau bilang angga harus ambil kotak kayu yang ada dialmari kamar rumah angga yang terbakar. Katanya itu akan membantuku kelak. Memangnya ada apa dengan kotak itu? Terus, ada dimana kotak itu sekarang? Apa mama sempat menyimpannya?” Tanyaku agak gugup.
Mama sama papa diam sejenak, dan ahirnya mama yang menjawabnya.
“Owh, itu. Ada kuq, mama simpan. Mama tau itu penting buat kamu ngga. Apa kamu ingin tau itu sekarang?” tanya mama sambil menghela nafas.
“Emm iya ma, angga penasaran, apa isi kotak kayu itu, sehingga ibu bilang harus mengambilnya dari almari rumah” jawabku
“Oke, tunggu disini, mama ambilin dulu” kata mama sambil beranjak dari kursi dan menuju kamarnya.

Mama mengambil kotak kayu itu cukup lama. Aku tidak tahu kenapa harus selama ini, itu membuatku semakin penasaran. Sebenarnya apa sih, isi kotak itu? Setelah beberapa saat aku menunggu, ahirnya mama keluar dan membawa kotak itu.

“Ini ngga, kotaknya. Bukalah sendiri” kata mama sambil duduk disampingku dan memberikan kotak itu.
“Baik mah” Jawabku sambil menerima kotaknya
Aku membuka perlahan kotak itu, kotak yang sudah membuatku penasaran! Memangnya, ada rahasia apa dalam kotak ini? Setelah terbuka, aku justru semakin bingung melihat isinya.
Sebuah “Album Foto”???

Bersambung...

0 coment�rios: