Aku mencium pipi
kak dion yang sedang ngomel sambil menggosok dan meniup-niup tanganku yang
kedinginan. Setelah itu aku segera berlari menuju kamar kecil untuk ganti baju,
sedangkan kak dion hanya berdiri mematung tampak syok dan tidak percaya dengan
apa yang baru saja aku perbuat. Aku berlari, menutup pintu kamar kecil dan
memikirkan apa yang baru saja terjadi.
“Oh my
goooood!!! Apa yang barusan aku perbuat! Kenapa tiba-tiba aja gitu aku cium kak
dion! Gilaaaaaaa!!! Setan apa yang barusan merasukiku! Aaaaah, begooooo!!! Apa
yang harus aku katakan nanti kalau kak dion membahasnya!!! Arrrrrr” gumamku
didalam kamar kecil.
Aku sendiri
masih tak percaya kenapa aku melakukannya! Itu berlangsung cepat sekali.
Walaupun mungkin kak dion sering mencium keningku, tapi ini pertama kalinya aku
nyium pipi kak dion! Apa yang harus aku jelaskan nanti, kalau kak dion
menanyakan kenapa aku melakukannya. Aku masih sibuk memikirkannya, dan
tiba-tiba ada suara yang membuyarkan lamunanku.
“Anggaaaa,
buruan! Lama bener, ganti baju doang. Mau ikut pulang gak nih? Atau kak dion
tinggal disini?” teriak kak dion dari luar.
“Iya kak, udah
mo selesai kuq” jawabku sedikit teriak juga.
Aku buru-buru
mengganti bajuku yang basah kuyup. Masih dengan hati yang berkecamuk, aku
keluar kamar kecil, dan aku melihat kak dion sudah menunggu diluar.
“Lama bener sih,
ayo buruan!” ajak kak dion untuk segera pulang.
“Iya kak” aku
menjawab singkat.
“Mampir cari
makan dulu ya, sama minuman yang panas, biar agak angetan badannya” sambung kak
dion.
“Iya kak” aku
jawab singkat lagi.
Aku dan kak dion
segera mencari warung makan sekitar, dan memesan mie rebus dan teh panas.
Hangat sekali, menikmati mie rebus dan teh panas diudara yang dingin
ditawangmangu. Selama makan, kak dion tidak membahas tentang apa yang tadi
telah terjadi. Syukurlah, aku sendiri juga bingungharus menjawab apa. Selesai
makan, kami kembali melanjutkan perjalanan kerumah. Dijalan, kak dion cerita
banyak. Katanya dikaranganyar ini, banyak objek wisata yang cukup asik! karena
berada dilereng gunung lawu dengan udara yang dingin dan pemandangan yang asri.
Air terjun, perkebunan teh, candi ceto, dll. Dia berjanji akan mengajakku lagi
nanti, tentu saja dengan syarat aku gak boleh ngeyel lagi.hihihi
Kami sampai
dirumah agak sore, ketika motor kami masuk pekarangan rumah, aku melihat motor
metik yang udah gak asing bagiku terparkir dekat garasi.
“Arin? Risky?
Udah lama?” sapa ku ke arin dan risky yang sedang duduk diteras rumah.
“Baru kuq, kamu
dari mana?” tanya arin
“Emmm abis diajak
kak dion ketawangmangu, hehe” jawabku
“Hah?
ketawangmangu? Kuq gak ngajak? Huh!curang!” jawab arin dengan muka agak
cemberut, sedangkan risky Cuma diam dibelakangnya.
“Hai arin,
risky, Kapan-kapan nanti kita kesana lagi bareng-bareng, yaudah ayo kita masuk
dulu” Ajak kak dion
Kami masuk
rumah, kemudian arin sama risky mengajakku belajar bersama. Karena aku sudah
banyak tertinggal pelajaran, makanya mereka membantuku. Dulu kan aku yang
sering membantu mereka belajar, dan sekarang gantian mereka yang mengajariku.
Ternyata mereka kalau serius, bisa juga memahami pelajaran, buktinya mereka
bisa mengajariku.
###
Hari ini adalah
hari pertama aku masuk sekolah setelah lebih dari sebulan tidak masuk. Banyak
teman-teman yang menyambutku dengan gembira, tapi ada juga beberapa yang
sepertinya tidak suka melihatku. Bahkan, dari mereka ada yang mengataiku gila.
Tapi aku tetap bersemangat, karena arin dan risky selalu menguatkanku, beberapa
teman dan guru juga mengucapkan rasa simpati mereka atas apa yang terjadi padaku.
Mereka bilang salut kepadaku, karena aku bisa melewati semua ini.
Setiap hari aku
belajar, baik disekolah atau dirumah. Ya, aku harus kerja keras mengejar
ketertinggalanku. Aku hanya punya waktu 3 bulan agar bisa lulus dengan nilai
yang maximal dan melanjutkan sekolah menengah atas favorite. Aku harus membuat
mama papa bangga, karena mereka sudah mau membiayai dan mengasuhku sekarang.
Aku sedang belajar dikamar, tiba-tiba bel berbunyi, sepertinya bik inah sudah
membukakan pintu. Aku keluar kamar, dan sudah melihat papa mama berada diruang
tengah.
“Mama? Papa? Kuq
gak ngabarin mau pulang hari ini?” tanyaku sambil menghampiri mereka dan
mencium tangannya.
“Hai anak mama,
papa mama kan mau bikin surprise buat kamu sama kakak kamu!” jawab mama
“Oh ya, kak dion
mana? Ini mama bawain oleh-oleh buat kamu sama kak dion” sambung mama sambil
memberikan 2 kantong tas.
“Yeeeey, makasi
mah, eh itu kak dion mah” jawabku sambil menunjuk kak dion yang baru keluar
dari kamarnya.
“Papa mama, udah
pulang? kirain asik sama kerjaan sampe lupa rumah.hehe” sapa kak dion sambil
mencium tangan papa mama
“Ah, kamu ini
dion ada-ada aja. Gak mungkin lah mama papa lupa sama rumah yang isinya
pangeran-pangeran ganteng mama.hehe” jawab mama
“Oya, bik inah
masak apa nih? Kita makan yuk, papa udah laper banget nih” sambung papa
mengajak kami makan malam.
Kami makan malam
bersama dimeja makan, sambil bercerita. Selesai makan, kami menonton TV sambil
membuka oleh-oleh yang dibawain sama papa mama. Jam diruang tengah sudah
menunjukkan pukul 9 malam. Mama menyuruh kami segera istirahat karena besuk
harus sekolah.
Senang sekali
rasanya bangun pagi, dan menemukan keluarga yang sangat hangat. Ya, meskipun
mereka bukan orang tua kandungku, tapi perhatian mereka hampir seperti
perhatian ayah ibu dulu. Begitu senangnya hatiku, sarapan bersama, berangkat
sekolah bareng kak dion diantar papa, dan sangat bersemangat sekolah hari ini,
sampai-sampai aku melupakannya lagi! Menanyakan dimana kotak kayu itu sama
mama.
“Duh, kenapa aku
sampai lupa lagi ya! Huh.. tapi yasudahlah, nanti pulang sekolah aku langsung
menanyakannya! Harus! Dan gak boleh lupa lagi” Gumamku ketika memasuki gerbang
sekolah.
“Hai sob, uda
nyampe yak! Tadi aku mo kerumah, mo ngajakin berangkat bareng, tapi katanya
tante dian kamu uda berangkat! Ah, sekarang gak asik nih, kita jarang barengan”
kata risky yang tiba-tiba merangkulku dari belakang.
“Hai ky, iya nih
maaf. Soalnya tadi papa pengin nganter, soalnya lagi dirumah sih, tapi nanti
pulangnya tetep nebeng yaaaa. Hehe” jawabku sambil nyengir
“Yeee dasar! Iya
deh, apa sih yang engga buat ayang..hihi” jawab risky yang gak kalah
cengirannya.
“Heh? Ayang?
Apa-apa an manggil ayang! Kamu tuh yang ayan! Dasar epilepsi.hahaha” jawabku
kaget sambil meledeknya.
“Hahaha kurang
ajar! Aku cium juga deh lama-lama.haha” ancamnya
“Hah? Berani?
Nih...” jawabku sambil ngepelin tangan siap nonjok
“Eeeits, jangan
main kasar dong!santaiiii bercanda sob!hehe” jawabnya
“Eh, tumben
omonganmu ngelantur! Salah obat ya?!” ledekku lagi
“Haha sialan!
Lagi seneng aja, soalnya bisa ketemu kamu lagi disekolah. Tau kan, disekolah
temenku Cuma kamu sama arin doang” jawabnya
Dari dulu risky
memang gak berubah. Dia menganggap temannya itu ya Cuma aku sama arin, yang
lainnya, Cuma numpang lewat!haha ada-ada saja. Itu karena sejak SD dia dianggap
teman-teman yang lain seorang “autis”! Pribadi yang pendiam, suka menyendiri,
cuek, dan jarang bersosialisasi yang membuat risky di cap sebagai seorang
autis! Padahal gak gitu juga, kalau sudah kenal dekat risky itu juga bisa banyak
omong, tentang hoby nya yang suka menyendiri, dia pernah bilang, kalau dia itu
seorang calon seniman! Setidaknya itu cita-citanya. Jadi butuh ketenangan untuk
mencari inspirasi katanya. Terbukti kan, prestasi dalam bidang seninya jawara!
Dan tentang cuek atau jarang bersosialisasi itu karna uda terlanjur dicap
sebagai seorang autis, dan membuat ia malas untuk bergaul. Cuma sama aku dan
arin lah dia bisa bertingkah atau berbicara konyol seperti tadi. hahaha
“Eh,
ngomong-ngomong arin, Kemana dia? Kuq gak barengan? Tanyaku.
“Tau tuh, tadi
sih, katanya mau berangkat sendiri dianter papanya. Soalnya pas aku samperin
kerumah dianya baru mau mandi. Kesiangan sih katanya! Makanya nyuruh aku
duluan. Kita tunggu aja nanti pasti dia lari keliling lapangan.hihihi” ketawanya
licik.
“Seneng ye,
kalau temen lagi susah!huuu” kataku sambil jitak kepala risky
“Duh! Sakit
tauk! Ni bocah, gak bisa diajak bercanda ya! Huhuhu” Protes risky
“Hehehe kamu
juga sih, mulai duluan! Udah ah, ayok buruan masuk keburu telat!” kataku sambil
narik tangan risky.
Pelajaran pertama
sudah dimulai, sampai 45 menit pertama arin juga belum datang, ketika pak edi
guru matematika sedang menulis soal didepan kelas, tiba-tiba terdengar suara
pintu diketuk, dan pak edi mempersilahkan masuk.
“Selamat pagi
pak, maaf saya terlambat” kata arin sambil ngos-ngosan.
“Ya, selamat
pagi. Kenapa kamu telat? Sudah lapor petugas BP? Sudah dapat hukuman?” tanya
pak edi
“Saya bangun
kesiangan pak, udah dihukum juga tadi lari lapangan 3X” jawab arin masih
ngos-ngosan.
“Owh, ya sudah.
Besuk jangan diulangi. Duduklah dibangkumu” jawab pak edi dan melanjutkan
kembali menulis dipapan tulis
“Iya pak,
terimakasih” jawab arin sambil menuju bangku yang berada disamping bangku ku
dan risky.
“Emang enak,
pagi-pagi udah lari keliling lapangan 3X.hihihi” ledek risky, pas arin lewat
sampingnya.
“Niiiih! Enak
kan!” Jawab arin sambil jitak kepala risky.
“Aduuuuh!!!”
teriak kecil risky
“Hihihi emang
enak, pagi-pagi udah kena jitak 2X! Hihihi” Ganti aku meledek risky
Jam sekolah hari
ini, sudah berakhir dengan bell panjang sebagai tanda waktunya pulang. Aku
segera bergegas, karena memang ingin cepat sampai dirumah dan menanyakan kotak
kayu itu. Aku pulang bersama risky dan arin dengan mobil jemputan risky.
“Daaaa angga”
kata arin sambil melambaikan tangannya dari mobil, setelah mengantarkanku
sampai depan rumah.
“Daaaa sampai
jumpa lagi” Aku membalas lambaian tangan mereka.
Aku segera masuk
rumah, dan ketika sampai diruang tengah, aku lihat mama sedang menyiapkan makan
siang dimeja makan.
“Eh, anak mama
udah pulang, buruan ganti baju gih, cuci tangan, terus kita makan sama-sama.
Itu kak dionnya juga lagi ganti baju barusan nyampe” Kata mama ketika melihat
kedatanganku.
“Iya mah”
Jawabku sambil menuju kamar.
Kami makan
bersama siang ini, setelah selesai dan membereskan meja makan, mama menemani
papa duduk diteras samping rumah. Aku bingung harus mengawali dari mana, tapi
aku harus segera menanyakannya. Mumpung mama papa lagi ada dirumah. Aku
mendekati mama yang sedang asik ngobrol sama papa, sedangkan kak dion masuk
kamar lagi dan sibuk dengan laptopnya.
“Emm mah, angga
boleh nanya sesuatu gak?” tanyaku pada mama dan berdiri disampingnya.
“Nanya apa ngga,
tentu saja boleh” jawab mama
“Emm mama masih
ingat kan kata ibu dirumah sakit waktu itu, beliau bilang angga harus ambil
kotak kayu yang ada dialmari kamar rumah angga yang terbakar. Katanya itu akan
membantuku kelak. Memangnya ada apa dengan kotak itu? Terus, ada dimana kotak
itu sekarang? Apa mama sempat menyimpannya?” Tanyaku agak gugup.
Mama sama papa
diam sejenak, dan ahirnya mama yang menjawabnya.
“Owh, itu. Ada
kuq, mama simpan. Mama tau itu penting buat kamu ngga. Apa kamu ingin tau itu
sekarang?” tanya mama sambil menghela nafas.
“Emm iya ma,
angga penasaran, apa isi kotak kayu itu, sehingga ibu bilang harus mengambilnya
dari almari rumah” jawabku
“Oke, tunggu
disini, mama ambilin dulu” kata mama sambil beranjak dari kursi dan menuju
kamarnya.
Mama mengambil
kotak kayu itu cukup lama. Aku tidak tahu kenapa harus selama ini, itu membuatku
semakin penasaran. Sebenarnya apa sih, isi kotak itu? Setelah beberapa saat aku
menunggu, ahirnya mama keluar dan membawa kotak itu.
“Ini ngga,
kotaknya. Bukalah sendiri” kata mama sambil duduk disampingku dan memberikan
kotak itu.
“Baik mah”
Jawabku sambil menerima kotaknya
Aku membuka
perlahan kotak itu, kotak yang sudah membuatku penasaran! Memangnya, ada
rahasia apa dalam kotak ini? Setelah terbuka, aku justru semakin bingung
melihat isinya.
Sebuah “Album
Foto”???
Bersambung...
0 coment�rios: