Home Top Ad

Responsive Ads Here

Pagi ini aku bangun dengan rasa capek teramat sangat! Capek dengan kegiatan belajar disekolah, kurang istirahat, dan tentu saja capek me...

Sebuah Rahasia [Eps 7]


Pagi ini aku bangun dengan rasa capek teramat sangat! Capek dengan kegiatan belajar disekolah, kurang istirahat, dan tentu saja capek memikirkan maksud kak dion semalam. Semalaman aku memikirkanya, sampai tak bisa tidur. Jam 1 dini hari, aku baru bisa memejamkan mata. Setelah mandi dan siap-siap berangkat sekolah, aku bergabung dengan yang lain untuk sarapan dimeja makan.
 
“Mama sama papa sudah memikirkan masalah kemarin dion!” kata mama ditengah sarapan.
“Terus?” sahut kak dion.
“Kami tidak akan memaksa, terserah kamu saja, apa yang menjadi pilihan kamu. Yang penting kamu harus konsekuen dan tanggung jawab atas pilihan kamu!” jelas mama.
“Pasti ma! makasih ma,pa!” jawab kak dion.
“Emangnya ada apa sih ma? Sepertinya masalah serius?” kuberanikan diri bertanya pada mama.
“Itu, kakak kamu, Mama sama papa ingin dia melanjutkan kuliah diluar negeri. Biar bisa dapat ilmu diuniversitas terbaik! Mama yakin dia mampu, mama juga sudah menabung dari dulu untuk biayanya karna mama dan papa memang sudah merencanakannya dari dulu, tapi kakak kamu menolaknya. Atau mama fikir kalau memang tidak mau keluar negeri, dia bisa milih setidaknya dijakarta, jogja, atau dimana saja. Tapi dia tetap bersikeras menolak. Katanya dia tidak mau, tetap ingin tinggal disolo!” jelas mama.
“Owh jadi gara-gara itu! Hemmmm kirain!” Gumamku.
Aku menoleh kearah kak dion, dia Cuma senyum-senyum sukses mengerjaiku, karena sudah membuatku penasaran semalaman! Huh dasar! 
“Ayo dek, buruan! Bareng kak dion aja, kamu sms risky atau arin bilang gak usa jemput!” kata kak dion.
“Iya kak!” kataku sambil segera menyelesaikan makanku.

Hatiku merasa agak lega karna ternyata pertengkaran kemarin bukan karena kak dion mau dijodohkan oleh mama tapi masalah kuliahnya.hehe tapi, maksud kak dion kemarin soal alasan dia gak mau menuruti kemauan mama, hah? Karena aku? apa? Karena aku? Kak dion gak mau kuliah diluar negeri atau dijakarta, dan tetap ingin disolo, itu karena aku? Benarkah?
Aku membonceng kak dion kesekolah dengan hati yang berbunga-bunga. Tapi agak kesal juga sih, kenapa kak dion gak mau jelasin dari kemarin dan membuatku penasaran hingga aku gak bisa tidur semalaman.

“Kak, kenapa sih kak dion gak mau kuliah diluar negeri? Mama papa kan sudah nyiapin semuanya dari dulu. Kak dion juga pintar, bahasa inggris juga tokcer, jadi gak terlalu sulit untuk masuk disalah 1 universitas terbaik. Atau setidaknya seperti yang dibilang mama, dijakarta, jogja, atau dimana gitu!” tanyaku panjang lebar dari jok belakang.
“Kak dion kan udah bilang alasannya kemarin..” jawab kak dion.
“Aku gak ngerti kak, kenapa aku yang jadi alasan kak dion. Aku gak masalah kuq, kak dion mau kuliah dimanapun, asal itu yang terbaik buat kak dion!”
“......” kak dion diam saja dan tidak menjawab apapun, sampai kita tiba disekolahku.
Kak dion membuka helmnya ketika aku turun dari  motor dan mengatakan jawaban dari pertanyaanku tadi.
“Apa kamu sanggup untuk aku tinggal jauh dek? Kalau aku tidak sanggup! Untuk alasan apapun!” tegas kak dion.
Kak dion kembali memakai helmnya. Dan meninggalkanku didepan sekolah. Sedangkan aku, masih tetap berdiri melongo mengartikan apa maksud perkataan kak dion tadi.
###
Hari-hari kulalui untuk persiapan UAN dengan sangat semangat dan hati yang gembira. Entah apa alasannya, tapi jika fikiranku sudah ada nama kak dion, bibir tipisku ini tiba-tiba tersenyum dengan sendirinya. Nyaman! Itu yang aku rasakan jika mendengar namanya. Kangen juga rasanya menghabiskan waktu dengan kak dion, karena kesibukan masing-masing, kita hanya ketemu pas makan malam dan sarapan pagi, selebihnya? Sibuk disekolah atau sibuk dikamar. Aku dengan persiapan UAN SMP, dan kak dion persiapan UAN SMA dan persiapan kuliahnya.
Ahirnya waktu yang dinanti datang, aku harus berjuang selama 3 hari pertempuran dimedan UAN. Meski tidak terlalu yakin dengan hasilnya, tapi aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Tidak seperti biasanya aku yang selalu percaya diri, kali ini percaya diriku kurang kerena memang sebelumnya aku sempat banyak tertinggal pelajaran. Sedangkan kak dion, melalui UANnya tanpa hambatan sedikitpun, dan dia juga sudah dipastikan masuk sebagai mahasiswa baru di Universitas Sebelas Maret lewat jalur PMDK. Memang, sepintar-pintarnya aku, gak ada apa-apanya kalau dibandingin kak dion. Kak dion ambil jurusan Manajemen bisnis karena dia satu-satunya harapan mama dan papa untuk meneruskan bisnis mereka.
###
UAN sudah terlewati, tinggal menunggu hasil kelulusan, dan abis itu cari sekolah SMA favorite! “Hemm kayaknya bosen juga kalau hanya diam dirumah” Gumamku pagi ini. Mama papa lagi dibandung, kak dion lagi sibuk ngurusin kuliahnya. “Bersepeda aja deh!” Pikirku.
Aku mengambil sepeda digarasi, dan memutuskan untuk keliling kota tercinta! Kota solo! Tapi tunggu, kayaknya gak asik kalau sendiri! Pertama, aku menuju kerumah Arin, tak terlalu jauh dari rumah, hanya beberapa kilo saja. Sampai didepan rumahnya aku melihat veni, adik perempuan arin satu-satunya yang sedang bermain boneka sama teman-temannya di teras rumah. Veni masih duduk disekolah dasar, beda dengan arin yang terlihat sangar karena sedikit tomboy, dan atlet karate! Veni ini lebih manis, lemah lembut, dan manja! Beda sekali lah sama kakaknya! hehehe

“Haiii veni...” sapaku.
“Eh kak angga, tumben pagi-pagi main? Nyari kak arin ya? Kak arin lagi latihan kayaknya kak, tadi pagi-pagi udah berangkat” jelas veni.
“Owh gitu ya, yaudah deh... kak angga kerumah kak risky aja! Daaa veniii” jawabku sambil meniki sepedaku lagi.
“Daaa kak angga”
Aku menuju rumah risky yang hanya berjarak beberapa rumah dari rumah arin, masih satu kompleks. Aku parkir sepedaku didepan gerbang, segera masuk, dan memencet bell rumah.
Cklekkkk! Suara pintu terbuka.
“Eh kak angga!” Suara Dito menyambutku dari dalam rumah.

Dito ini adik laki-laki satu-satunya Risky. Mereka juga beda! Risky pendiam, dan cuek. Sedangkan dito cerewet, dan hiperaktif! Dulu, arin dan risky suka bikin iri karena aku sendiri yang gak punya ajudan! Eh, maksudnya adik! [Soalnya kalau punya adik kan bisa disuru bantu ini itu.hihi] tapi perbedaan mereka dengan adik mereka, membuatku suka membalasnya dengan ngatain mereka anak temon [jawa: anak pungut]. Hahaha abisnya 1 bapak, 1 ibu, tapi karakter sama kelakuan bisa beda kayak langit dan bumi gitu. Haha 

“Eh dito, kak risky nya ada?” tanyaku
“Ada kuq kak, masuk aja!hehe” jawab dito dan mengajakku masuk rumah.
“Eh, ada angga. Nyari risky ya ngga?” Tanya tante lia, mamanya risky.
“Eh tante, iya tan, risky nya ada?”
“Risky lagi ngambek, tadi pagi-pagi uda pergi bawa kanvas sama alat lukisnya. Coba aja cari ditaman ngga” jelas tante lia.

Yah dasar dito! Uda ngerjain aku lagi, katanya ada, taunya gak ada! Aku lirik dito dibelakang tante lia sambil cengar cengir sukses mengerjaiku! Huh dasar!

“Yauda tante. Angga permisi dulu, coba angga cari” jawabku segera pamit
“Gak masuk dulu, sarapan dulu mungkin?”
“Engga tante. Tadi udah sarapan dirumah! Permisi tante”
“Yauda kalo begitu”

Yah, ahirnya sepedaan sendiri juga, tapi gak papa deh, nanti sekalian cari risky! Kayaknya tau dia lagi ada dimana! Aku menyusuri jalanan kota solo sendirian, kuputuskan untuk bersepada mengitari stadion manahan. Rindangnya pepohonan membuatku betah mengayuh sepeda sampai beberapa putaran. Hanya 1 pemandangan yang menganggu. Sejoli-sejoli yang asik berduaan di kursi-kursi taman. Huh! Bikin iri yang lagi sendiri! Hehehe setelah lumayan capek, aku kembali mengayuh sepeda kearah utara, dan masuk ketaman balekambang! Nah, disini biasanya tempat favorite risky menghabiskan waktu bersama kanvas dan alat lukisnya! Aku masuk memarkirkan sepeda dan berjalan mengitari taman balekambang, sampai dikolam yang ada diujung taman. Terlihat seseorang yang sedang asik menggores kuasnya diatas kanvas.

“Hayoooooo!!!!” Teriakku sambil menepuk pundak risky.
“Monyettttt!!! Ngagetin aja! Gimana kalau aku nyemplung kekolam sama mahakaryaku ini! Mau tanggung jawab apa! Mahaaaal tauk!” omel risky sambil mamerin lukisannya.
“Hehe iya, sori soriii, kamu aku cari dirumah taunya disini! Eh lagi lukis apa sih?”
“Nih liat, aku lagi lukis patung itu!” Jawab risky sambil menunjuk patung ibu yang yang ada ditengah kolam.
“Eh, kata mama kamu, katanya kamu lagi ngambek ya? Kenapa ky?” tanyaku.
Belum juga risky menjawab, tiba-tiba ada suara mengagetkan kami berdua
“Nah kan!!! Kalian malah mojok disini gak ngajak-ngajak!” suara arin tiba-tiba dari belakang.
“Ah kamu rin! Kata veni kamu latihan? Kuq malah disini?” tanyaku
“Udah selesai kali, tadi Cuma latihan dimanahan situ bentar, terus kesini deh! Eh taunya ketemu pacar-pacarku! Hahaha”
“Heh? Pacar-pacarmu? Maksudmu kita lagi kamu duain? Ogah deh!” tukas risky
“Eh, engga ding! Pacarku Cuma satu dong, dan itu sudah pasti bukan kamu! Wekkk” jawab arin
“Emang angga mau sama kamu? Coba ditembak sekarang!hahaha” balas risky bikin arin tiba-tiba memerah pipinya.
“Heh, kalian apa sih! Malah berantem gak jelas! Udah deh ky, jawab pertanyaanku dulu tadi!” selaku.
“Eh itu, emmm aku lagi sebel aja sama papa ngga. Masa uda tau cita-cita anaknya jadi seniman, eh papa nyuruh aku masuk SMK! Suruh belajar tekhnik mesin! Itu gara-gara ada anak temennya papa yang sukses bisnis bengkel sampai punya banyak cabang. Emang harus gitu, punya bengkel dan musti ngerti mesin? Gak gitu juga kan! huuuuuu!”
“Hahahahahahahaha” Tawaku kompak dengan arin.
“Eh, berarti kita sama ky! Aku juga lagi sebel sama mama! Dia bilang gini! ‘rin, sampai kapan kamu jadi cewek jadi-jadian! Karate boleh, tapi cukup hoby aja! Kamu itu cewek! Harus berpenampilan cewek juga biar ada cowok yang lirik kamu! Nanti kamu masuk kejuruan aja, ambil sekertaris atau akuntan gitu, biar banyak bergaul sama cewek gak Cuma angga sama risky terus. Jadi penampilan kamu bisa berubah’ gitu katanya! Emangnya aku cewek apaan, musti sekolah ditempat yang isinya cewek, gak ada cowoknya! Siapa yang mau aku ajak duel coba!”
“Hahahahahaahahaha” Gantian aku dengan risky terbahak-bahak!
“Kalian ini ada-ada aja sih! Hahaha yaudah, jelasin aja kali apa mau kalian! Gak usa pake ngambek segala! Apa perlu aku bantu jelasin?”
“Gak usah deh, biasanya pake jurus ngambek gini papa mama langsung luluh kuq!hehe” jawab risky
“Yee dasar anak mama!” jawabku hampir serempak dengan arin.
“Pokoknya kalau bisa nanti kita masuk SMA sama-sama lagi. Kayaknya udah gak bisa dipisahin deh aku sama kalian!hehe” kata arin
“Bener tuh! Hahaha” jawab risky

Ahirnya kami bercanda tawa ditaman balekambang sampai siang, sampai ahirnya bunyi perut yang menyadarkan kita kalau sudah waktunya pulang untuk makan siang. Kami ahirnya pulang kerumah masing-masing dan mereka berjanji akan menjelaskan masalah mereka kepada orang tua. Sebenarnya gak Cuma mereka saja yang punya masalah, sampai sekarang aku masih ragu, apa aku bisa lulus dengan nilai yang cukup membanggakan? Dan apa aku bisa masuk di sekolah terbaik nantinya? Tiba-tiba kepalaku pusing memikirkan itu .
###
“Dek, kuq diem aja?ada masalah?” tanya kak dion saat makan siang dirumah.
“Eh emmm gak ada apa-apa kuq kak! Kuq kak dion makan siang dirumah? Emang udah beres semua urusan kuliah?”
“Udah lah... beres semua pokoknya!”
“Emmm emangnya Kak dion serius nerusin diUNS?”
“Kamu tu ngomong apa sih! Masih nanya juga! Udah pasti lah, lagian mau dimana aja kak dion kuliah, yang penting serius! Sekalipun mau kuliah di harvard kalau gak serius ya sama aja! Emang kenapa sih? Gak suka ya kak dion tetap disini?”
“Ya gak gitu juga kak, Cuma heran aja. Banyak yang ingin kuliah diluar negeri, kak dion yang punya kesempatan malah milih disini. Tapi seneng juga si, kak dion gak pergi! Hehehe”
“Tuh kan ngaku juga ahirnya! Seneng kan kalau deketan kak dion!hihi”
“Yeee, maksud angga, angga seneng kak dion gak pergi, soalnya kan ntar bisa nebeng mobil kak dion yang baru dibeliin papa buat kado kelulusan kak dion!haha”
“Huuuuu dasar! Eh, gimana kalau kita besuk nyobain mobil baru kak dion ngga?”
“Maksudnya?”
“Ya, daripada liburan nunggu pengumuman Cuma manyun dirumah? Tapi kalau gak mau yaudah!”
“Mauuuuu ayo!!! Kemana kak?”
“Yeee biasa aja kale senengnya! Liat aja besuk! Ajak risky sama arin deh! Waktu itu kan kakak uda janji mo ngajak mereka kalau mo liburan lagi!”
“Sippp!”

Bersambung...

1 komentar:

  1. Why Casino Slots Are Better Than Blackjack - Wooricasinos
    Blackjack and casino games are not just fun for the casino 충청남도 출장샵 player or players, they offer players a chance 세종특별자치 출장샵 to win money as 양주 출장마사지 well as prizes 라이브스코어 of up to 영천 출장안마

    BalasHapus