Home Top Ad

Responsive Ads Here

### “Gimana dengan kelas kamu ga? Temen barumu asik-asik gak?” Tanya arin sewaktu dimobil pulang sekolah. “Belum banyak yang kenal ...

Sebuah Rahasia [Eps 10]

###
“Gimana dengan kelas kamu ga? Temen barumu asik-asik gak?” Tanya arin sewaktu dimobil pulang sekolah.
“Belum banyak yang kenal rin, baru juga beberapa. Sekelas sama rianti nih, tadi sempet ngobrol juga. Oya, dapet temen sebangku yang lumayan asik juga diajak ngobrol. Tadinya sih agak aneh. Soalnya jutek, tapi lama-lama asik kuq. Gimana dengan kalian?” tanyaku balik.
“Aku sebangku sama Ferlita ga, itu yang dulu anak kelas XI-C yang jago tari!” Jawab arin.
“Berarti nanti kamu bisa belajar tari sama dia rin, biar jadi cewek tulen!hahaha”  Sambung risky
“Kampret lu nyet! Belum pernah ngrasain tonjokan mautku yak!” Ancam arin.
“Hahaha gimana dengan mu ky?” tanyaku pada risky.
“Nyebelin! Aku sebangku sama anak aneh! Uda cerewet, suka cengengesan gak jelas lagi. Tadi dia tiba-tiba duduk dibangku ku aja gitu, padahal tadinya aku duduk sendiri dibelakang.” Jawab risky
“Hahaha uda waktunya kamu buat bergaul dan ramah ke orang lain ky, biar gak dikira autis lagi! hehe”
“Tau ah...”
###
Sang bintang...
Seiring waktu, ahirnya kami mulai beradaptasi dengan kelas baru masing-masing. Mengenal teman-teman baru satu persatu, yang mempunyai banyak karakter dan sifat. Tentu saja dengan jumlah anak satu kelas, aku tidak bisa mengenalkan karakter mereka satu-satu. Tapi, ada beberapa anak yang perlu aku garis bawahi dikelas ini. 

Rianti Amanda satu-satunya teman dari SMP asal yang sama denganku yang aku kenal karena pernah satu kelompok ketika lomba karya ilmiah. 

Ramadhian Aldyansyah teman sebangku yang karakternya susah ditebak. 

Revando Arnoldi sang bintang sekolah! Karena semua anak satu kelas, bahkan satu sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, kakak kelas, satpam sekolah, semua mengenalnya. Vando, itu nama panggilannya! Siapa yang tidak mengenalnya? Menurutku, gelar bintang sekolah kurang pantas ia sandang, lebih pantas sipembuat onar. Tak bisa dipungkiri memang, selain dia punya fisik dan tampang yang membuat cewek-cewek berteriak histeris, dia juga cukup keren dan tajir. Tak jarang ia jadi bahan pembicaraan anak-anak cewek. Tapi menurutku, dia gak sekeren itu, apalagi kalau ingat dengan polah tingkahnya! Masih jelas dalam ingatanku bagaimana dia ngotot gak mau mengikuti perintah kakak kelas waktu MOS yang berahir dengan perkelahian dan disidang kepala sekolah, bolos kekantin waktu ada upacara dan pengarahan dari kepala sekolah atau memilih nongkrong diwarung depan sekolah gak jadi masuk waktu terlambat dan gak dibolehin masuk sama pak satpam! Itu anak, emang gak niat sekolah aku rasa. Karakternya pas banget sama namanya! Arnoldi! Mungkin diambil dari nama bunga rafflesia arnoldi yang besar, langka, tapi gak enak baunya. Seperti Vando yang besar karena cukup dikenal tampan, keren, tajir! Tapi kelakuan gak jauh beda sama bau bunga itu.

Tiga ajudan Vando! Dono, Bono, dan Jono. Kemanapun Vando pergi, 3 anak itu pasti ngintilin. Mereka berempat duduk dibangku belakang layaknya satu kelompok mafia dalam kelas. Kamu fikir nama asli mereka Dono, Bono, dan Jono? Tentu saja bukan! Mereka bukan 3 saudara kembar. Itu nama dikasih sama sibos mafia, Vando! dan semua teman yang lain ikut memanggil mereka dengan sebutan itu. Anehnya mereka bertiga seneng-seneng aja dikasih nama itu, padahal nama asli mereka lebih bagus.

Cinta...?

Hari ini jam pertama adalah jam pelajaran bu Rina, Wali kelas skaligus guru favorite kami, karena selain cantik, beliau sangat ramah waktu mengajar.

“Jadi, anak-anak dalam usia-usia kalian ini, sedang giat-giatnya bersosialisasi. Apalagi dengan lawan jenis, maunya bersosialisasi mulu ya!” Jelas ibu rina didepan kelas yang disambung dengan gelak tawa teman sekelas.
“Nah, sering kalian dengar, atau bahkan kalian ucapkan sebuah kata dalam sebuah hubungan. Yaitu kata Cinta. Nah, sebenarnya apa sih makna kata cinta itu?” sambung bu rina yang dijawab dengn urakan teman-teman sekelas.
“Vando! Apa makna kata cinta buat kamu?” Tanya ibu rina, yang membuat kelas tiba-tiba hening.
“Ayo vando? kasih jawaban kamu!” Jelas bu rina lagi.
“Cinta itu... semu! Seperti langit senja, yang indah dan berwarna, tapi Cuma bisa dinikmati sesaat, karna akan berganti menjadi gelap!” jawab vando yang membuat teman-teman sekelas sibuk berbisik-bisik menanggapi jawabannya.
Jadi itu makna cinta bagi seorang vando? batiku.
“Baik, itu menurut Vando. Bagaimana dengan rianti?”
“Cinta itu seperti bunga bu, indah, wangi dan penuh warna!” jawab rianti dengan cepat.
“Angga, bagaimana denganmu?”
“Emm cinta itu, emm nyaman! Cinta itu nyaman bu, itu saja.” Jawabku singkat karena bingung harus menjawab apa, karena ketika bu rina menanyakannya yang terlintas dalam fikiranku Cuma kak dion. Entah, kenapa bisa begitu.
“Kalau aldy?”
“Emm apa ya bu? Menurutku cinta itu universal, tak harus tertuju pada sosok lawan jenis, tapi juga bisa sesama jenis, bisa sahabat, barang, negara, atau apapun bu, buktinya aku cinta banget sama koleksi komik ku bu!” Jawab aldy yang mengundang gelak tawa teman satu kelas.
“Baik, itu tadi 4 contoh makna cinta dari teman kalian. Tidak ada yang salah memang, tergantung bagaimana kalian memandang makna cinta itu sendiri. Cinta itu universal seperti kata aldy, yang tak hanya tertuju untuk lawan jenis, atau pacar kalian saja. Cinta itu juga indah dan nyaman seperti yang dibilang rianti dan angga. Atau bisa juga semu, seperti yang dibilang Vando” Jelas bu rina.
“Nah, ibu akan menjelaskan makna cinta dalam bermasyarakat dan bernegara itu seperti apa!” Sambung bu rina.

Sepanjang pelajaran, aku justru kepikiran dengan jawaban dari aldy tadi, bahwa cinta itu tak harus tertuju pada lawan jenis. Apa rasaku pada kak dion ini juga sebuah cinta? Apalagi, tadi waktu menjawab apa makna cinta, yang ada dalam pikiranku adalah kak dion. Entahlah!

Hutang budi...

Jam pelajaran berganti, sekarang adalah jam pelajaran kimia, dan bu fitri menyuruh kami langsung menuju ke lab yang berada digedung sebelah karena ada praktek. Ketika menuju lab, terlihat beberapa tukang sedang mengecat ulang tembok yang ada diatas pintu ruang lab. Aku berjalan dengan aldy dibelakang vando. Ketika mau masuk ruang lab tiba-tiba salah satu tukang tak sengaja menjatuhkan ember cat nya, dan spontan aku menarik tangan vando yang berada tepat dibawahnya.

“Brukkkkk” bunyi ember yang jatuh.
“Maaf mas, maaf. Gak sengaja, gak papa kan?” Teriak pak tukang yang berdiri diatas dengan tangga.
“Kalau kerja yang bener pak! Mau aku tuntut kalau ada apap-apa denganku!” Omel vando pada pak tukang.

Setelah itu vando langsung ngloyor masuk lab tanpa bilang terimakasih padaku. Dasar orang gak tau rasa terimakasih! Gumamku. Praktek kimia selesai, dan waktunya istirahat. Aku sama aldy langsung menuju kantin. Tak seperti biasanya, risky sama arin gak kelihatan. Mungkin mereka sedang asik dengan teman-teman barunya.

“Ahirnya kenyang... tadi aku belum sarapan ga! Hehe” kata aldy sambil mengelus perutnya setelah makanan abis dilahapnya.
“Pantesan rakus! Hahaha oya, kali ini aku yang bayarin yak! Kemarin kan kamu dah bayarin aku!”
“Boleh... tau gitu aku nambah tadi! Hahaha”
“Wew, Segitu belum cukup? Emang Dasar rakus! Huhuuu bentar ya, aku bayar dulu” jawabku sambil berlalu untuk membayar makananku sama aldy.
“Mana sih dompetku? Loh, kuq gak ada? Duitku kan didompet semua. Apa ketinggalan di tas ya? Atau ketinggalan dirumah? Duh, Udah janji mo ngebayarin lagi. Gimana nih!” gumamku waktu mau membayar.
 “Ini mbak, buat bayar makananku dan teman-temanku sekalian sama makanan anak ini dan temannya. Kembaliannya ambil saja!” Suara yang tiba-tiba terdengar dari sampingku! Suara vando, sambil mengulurkan beberapa lembar uang kepenjaga kantin.
“Vando?” kataku pelan sedikit terkejut.
“Kita impas, aku gak punya hutang budi lagi sama kamu!” katanya sambil berlalu bersama 3 ajudannya.
Apa? hutang budi? Maksudnya apa tentang kejadian didepan lab tadi? Bodoh, aku lebih suka kamu mengucapkan kata terimakasih saja daripada kamu anggap dengan hutang budi. Batinku. Selama bersekolah di SMA ini, baru tadi vando mengajakku berbicara. Ya walaupun dia tidak menyebut namaku sama sekali. Coba kamu bisa sedikit saja lebih ramah, pasti jauh lebih keren vando! Duuuh, apa sih!
###
Jalan kemall....
“Loh, kak dion udah dirumah? Tumben...” Gumamku ketika melihat motor kak dion sudah terparkir digarasi rumah sewaktu pulang sekolah. Aku bergegas masuk rumah dan langsung menuju kamar kak dion.
“Kak, kak dion udah pulang?” Teriakku didepan pintu kamar kak dion.
“Udah ga, ada jam kuliah kosong... kenapa?” jawab kak dion sambil keluar kamar.
“Gak papa, Cuma gak biasanya aja. Kirain kak dion sakit” Jawabku.
Selama kak dion kuliah, intensitasnya dirumah semakin berkurang. Mungkin karena masih awal kuliah, banyak mata kuliah yang harus ditempuh, dan banyak tugas juga. Kerena kadang kak dion pulang malam karena harus menyelesaikan tugasnya dirumah temannya.
“Jalan yuk ga, udah lama gak jalan bareng, kamu pasti kangen kan sama kak dion!”
“Yee, sapa juga yang kangen! GR!”
“Jadi gak mau nih, yaudah kak dion mau ketempat temen aja!”
“Emang aku bilang gak mau?”
“Hahaha sok jual mahal! Udah, sana buruan mandi! Bau asem tau!”
“Emang jeruk, asem! Huhuuu yauda, aku mandi dulu kak!”

Aku diajak kak dion jalan kemall, beli beberapa barang dan nonton film dibioskop. Kak dion emang selalu tau, tiap aku ngrasa kangen pasti diajak jalan. Apa dia juga ngerasa hal yang sama ya? Hemmm. Setelah nonton, kami lanjut cari makan di food court. Aku sedang menunggu kak dion yang sedang memesan makanan, sambil duduk dan melihat lihat pengunjung  lain. 

Pandanganku berhenti pada sosok yang sedang duduk sendiri dimeja ke 3 dari mejaku. Sosok yang sepertinya sudah aku kenal. Tapi, aku sedikit tidak yakin. Aku perhatikan lagi dengan seksama, sangat beda sekali penampilannya. Penampilannya lebih keren, celana jeans dipadu kaos putih bergambar Deftones, rambut dibikin jabrik pakai gel, dan tanpa kacamata. Sangat tidak seperti biasanya! Tapi aku semakin yakin, sepertinya itu...

“Aldy?”

Bersambung...

0 coment�rios:

“Semua orang tau? Maksud kamu tau apa ky? Yang jelas dong!” sahut kak dion dengan nada yang gemetar sepertiku. “Iya! Semua orang tau...

Sebuah Rahasia [Eps 9]



“Semua orang tau? Maksud kamu tau apa ky? Yang jelas dong!” sahut kak dion dengan nada yang gemetar sepertiku.
“Iya! Semua orang tau kalau kak vika itu suka kak dion, dan arin suka angga. Jadi, tunggu apa lagi? Kenapa kalian gak tembak aja mereka. Ini kan moment yang pas! Hehehe” jelas risky sambil cengengesan.
“Owh......!” jawabku sama kak dion hampir bersamaan.

Huft! Risky monyetttttttt kirain apaan, uda bikin aku hampir serangan jantung! Aku lega mendengar penjelasan risky, aku melihat kak dion, dia juga tampak lega mendengarnya. Eh bentar, apa kak dion tadi juga berfikiran sama dengan apa yang aku fikirkan? Apa kak dion juga punya perasaan... ah mulai lagi! Entahlah!

“Serius mikirin sekolah dulu ky, gak usah mikirin yang lain!” jelas kak dion tiba-tiba.
“Hehe kan gak papa kak, buat semangat belajar! hehe” jawab risky masi dengan cengengesan.
“Yaudah deh, buruan yuk pulang, uda sore juga nih!” Ajakku
“Bentar dong ngga, nunggu cewek-cewek tuh yang lagi puas-puasin metik srawberry!” jawab kak dion.

Gak tau kenapa mood ku jadi hilang. Apa karena kecewa kak dion tadi mau bilang sesuatu yang ahirnya Cuma bilang kebelet? Atau kata-kata risky yang cengengesan gak jelas? Entahlah! Setelah puas dengan strawberry berkilo-kilo yang dipetik kak vika sama arin, kita segera pulang kembali ke solo. Entah, mau dibikin apa strawberry sebanyak itu sama mereka berdua nanti dirumah. 

###

Kelulusan...
Ahirnya hari pengumuman kelulusan datang, dan ini seperti mimpi! Ternyata aku bisa lulus dengan mempertahankan gelar Juara Umum dengan nilai tertinggi! Wow! Padahal aku sudah tidak yakin. Mama papa terlihat sangat bangga dan senang sekali. Tidak sia-sia aku bekerja keras untuk mendapatkan itu. Banyak ucapan selamat berdatangan dari teman ataupun guru-guru waktu upacara perpisahan disekolah yang sebentar lagi akan aku tinggalkan ini.hehe

“Selamat ya ngga, kamu memang anak yang membanggakan! Ayah sama ibu kamu pasti tersenyum bangga melihatmu dari surga!” kata mama waktu makan malam untuk perayakan kelulusanku sama kak dion.
“Makasi ma, pa. Kerja keras angga gak sia-sia!” jawabku sambil tersenyum sumringah.
“Berarti kamu bisa masuk diSMA terbaik dengan nilaimu itu ngga!” Papa melanjutkan.
“Tentu saja pa, angga akan mendaftar disana. Risky sama Arin juga! Walaupun nilai mereka tidak setinggi angga, tapi mereka punya banyak piagam. Jadi mungkin itu bisa membantu!” Jelasku.
“Kalian ini sudah seperti Papa Mama sama Ayah kamu ngga! Kita bertiga dulu juga kemana-mana bertiga waktu jaman kuliah!” kata papa sambil tersenyum mengingat kenangan mereka.
“Jadi, Angga doang nih yang dapat ucapan selamat?” kata kak dion protes sambil manyun.
“Ya abisnya, siapa suruh punya otak pintar tapi gak mau dikuliahin diluar negeri!” Jawab mama.
“Masih ngebahas itu?!” Protes kak dion lagi.
“Sudah, sudah! Selamat ya dion anak papa yang pintar! Udah berhasil lulus dengan menyabet gelar juara umum juga, dan uda ketrima di UNS lewat jalur PMDK! Coba kalau saja kamu mau menuruti kata mama papa, pasti ucapan selamat dari kita lebih semangat lagi!” Tambah papa.
“Papaaaaaa!!!!” Kata kak dion semakin manyun.
“Hahahahaha!” Kami tertawa bersama malam ini dimeja makan.

###

“Ahirnya kita mendaftar di SMA yang sama juga ya!hehe seneng deh, gak jadi pisah sama kalian!” kata arin sambil melempar batu dikolam taman balekambang.
“Co cwiiit, segitunya kamu rin gak mau pisah sama kita. Emang segitu gantengnya kita ya? Hihi” Jawab risky sambil melukis.
“Yeee monyet! Pede gilaaa! Bukannya kamu paling seneng gak pisah sama aku! Huuuu gak usah bawel deh, konsen aja lukis aku sama angga! Kalau hasilnya jelek, awas ya!” ancam arin sambil ngacungin bogem mentahnya yang dibalas risky dengan bibir manyun.
“Eh, tapi kenapa mama kalian gak jadi nyuru masuk SMK?” Tanyaku pada arin dan risky.
“Aku kan pernah bilang ga, semua beres Cuma dengan senjata ngambek!hehe” jawab risky.
“Huuuu dasar anak ngambekan!!!”
“Yang penting kan berhasil!hahaha eh, abis ini nanti kerumahku dulu ya, ada sesuatu yang mau aku tunjukin sama kalian...” kata risky bersemangat.
“Apaan ky?” tanya arin.
“Liat aja ntar!hehehe” jawab risky sok misterius.
Selesai dengan melukis aku dan arin, kita diajak kerumah risky. Risky memang berbakat! Lukisannya keren layaknya pelukis profesional.
“Eh kak risky uda pulang? Sama kak angga dan kak arin juga...” Sapa dito diruang tengah.
“Hai dito....” sapa ku dan arin hampir bersamaan.
“Hai kak, mau diajak kak risky liat ruang semedi ya?hihi” tanya dito sambil cekikikan.
“Ruang semedi? Maksud kamu apa dit?” tanya arin
“Dito! Gak usah ngaco deh!” Potong risky
“Hehehe abisnya kak risky kalau udah diruang itu betah banget gak keluar-keluar!” jelas dito.
“Udah lah yuk, kita langsung naik keatas! gak usah dengerin dito!” ajak risky naik kelantai atas. Aku sama arin mengikutinya dibelakang dengan penasaran.
“Nah ini dia yang ingin aku tunjukin! Satu... dua... tiga...” kata risky sambil membuka pintu sebuah ruang.

Terlihat sebuah ruangan yang cukup luas dan terpajang beberapa lukisan karya risky, tampak juga beberapa lukisan yang belum selesai.

“Waw, ini... seperti gallery mini ky?” tanyaku.
“Iya! jadi lukisanku kan udah cukup banyak, ampe bigung mau naruh dimana. Mama juga suka ngomel kalau aku sembarang majang lukisanku didinding bawah, apalagi melihat kamarku banyak noda cat air.hehe Jadi, aku sulap kamar yang gak kepake ini jadi gallery mini pribadi. Jadi, aku bisa lebih mengeksplor kemampuanku melukis diruangan ini.hehehe” jelas risky.
“Kayaknya kamu serius ki, pengin jadi seorang pelukis profesional!”
“Sampai sekarang sih baru sebatas hobby  aja ga, suka aja nglukis. Hehe lagi pula, papa kayaknya masih kekeh pengin anaknya jadi pengusaha!” jelas risky.
“Tapi serius loh ky, ini tu keren banget!” kata arin masih melongo melihat-lihat lukisan risky.
“Thanks rin...” Jawab risky sambil tersenyum.
“Oke deh, kalau gitu kita pamit pulang dulu ya ky, uda sore nih! sampai jumpa besuk pas daftar ulang ya! Disekolah kita yang baruuuu! hehe” kataku sambil berpamitan.
“Oke! Sippp! Hati-hati ya kalian! Bye...”
“Bye...”

###

Sekolah baru, teman baru...
Singkat cerita, kita bertiga masuk di SMA terbaik dikota ini. Tidak ada yang istimewa dengan proses sebagai siswa baru, mulai pendaftaran, pengarahan, dan MOS (Masa orientasi siswa) yang semua berjalan layaknya siswa baru yang sudah banyak, bahkan sering diceritakan dicerita lain. Yang sedikit berbeda adalah waktu pembagian kelas. Mungkin ini masuk dalam sejarah pendidikan kami bertiga. Untuk pertama kalinya dalam sejarah aku, arin, dan risky tidak ada yang satu kelas! Well, mungkin ini sedikit berlebihan, tapi seriusly! Ini terasa aneh kalau “Trio Wok Wok” yang dari dulu selalu bertiga dalam satu kelas, sekarang sudah tidak lagi!

“Nooooo! Apa-apa an nih? Kita gak satu kelas! Mereka gak tau apa, kalau kita itu saudara beda bapak ibu yang tak bisa dipisahkan!” Protes arin dikoridor sekolah.
“Berlebihan deh kamu rin! Tapi bener juga! Siapa ntar yang ngasi contekan aku pas ulangan ya!” Protes risky
“Yeeee! Jadi pertemananmu sebatas contekan ulangan ky! Huuuu dasarrr!” timpalku sambil jitak kepala risky.
“Eh, pindah kelas aja yuk! Boleh gak sih?” kata arin.
“Ah males! Pasti ribet! Yaudah lah, sekali-kali gak sekelas kan gak papa, biar punya teman lebih banyak lagi. Sapa tau nanti kelas XI kita balik sekelas lagi. Udah yuk, masuk kelas masing-masing! Kalian gak mau kan dapat bangku sisa!” jelasku 

Ahirnya kami pasrah untuk dipisahkan, dan segera masuk kelas masing-masing. Deg-degan juga rasanya, seperti apa teman-teman baruku! Adakah beberapa teman sekelasku yang berasal dari SMP ku? Walaupun mungkin tidak kenal dekat, tapi setidaknya kalau ada teman yang berasal dari SMP yang sama, ada temen yang bisa diajak ngobrol. Ah, sudahlah! Nanti pasti dapat teman baru, pikirku. Aku masuk keruang kelasku, dan yang kulihat adalah teman-teman baruku yang sedang sibuk mencari bangku. Ada yang berebut dengan temannya, ada yang sudah duduk sambil bergosip, ada juga yang duduk sambil melihat teman yang lain tanpa ekspresi, tinggal beberapa bangku dibelakang, dan satu bangku paling depan, depan meja guru. Satu bangku sudah duduk dengan manis seseorang yang sedang sibuk membaca buku yang ada ditangannya, tanpa menghiraukan hiruk pikuk kelas ini. Emm Bangku disebelahnya yang kosong itu, sudah ada yang memesan belum ya! Yah, emangnya bangku diresto! Pikirku. Coba aku tanya aja deh, dari pada duduk dibelakang! Lagi pula, ini anak kayaknya baik. Kaca mata, rambut belah pinggir, baju rapi, dan pegang buku! Hemm Gak mungkinkan anak badung!

“Hei, permisi. Apa bangku ini sudah ada yang mengisi?” tanyaku dengan ramah.
“Belum” Jawabnya singkat tanpa menoleh kearahku.
“Apa, aku boleh duduk disini? Emm bangku yang kosong tinggal ini sama beberapa bangku dibelakang. Tapi aku tidak nyaman kalau duduk dibelakang. Bolehkan?” tanyaku lagi.
“Aku tidak punya hak buat melarang. Kita kan sama-sama bayar!” Jawabnya masih dengan mata yang tertuju pada buku dan tidak menoleh kearahku.
“Oke, thanks!” jawabku dan langsung duduk disebelahnya.

Mampusss! Salah pilih bangku deh kayaknya! Ni anak sikapnya gak sesuai banget sama penampilannya! Kirain ramah, ditanya jawabnya gitu banget! Duuuh, bakal sebangku sama anak macam beginian selama setahun! Hadeeeeeh, arin, risky, kayaknya kita musti memikirkan kembali tentang rencana kita pindah satu kelas! Huhuuu tolooooong!
Anak ini masih sibuk dengan bukunya! Apa sih yang dia baca? Dilipat lagi! Jadi gak keliatan sampulnya deh! Mau nanya, tapi.. engga deh! Cukup dengan jawaban yang gak enak sekali tadi. Mau ngajak kenalan apa lagi, Diemin aja deh! Aku melihat satu persatu teman sekelasku, mereka masih sibuk dengan aktivitas masing-masing. Yah, gak ada temen sekelas waktu SMP lagi! Itu ada beberapa anak, dari SMP ku tapi aku gak begitu kenal mereka. Cuma satu yang kenal, tapi cewek, namanya Rianti. Rianti Amanda kalau gak salah nama panjangnya. Tidak pernah sekelas memang, tapi pernah satu kelompok waktu lomba karya ilmiah sekarisidenan surakarta. Aku Cuma bisa duduk diam sambil mengamati tingkah polah teman-teman sekelasku, sampai ahirnya ada seorang guru masuk ruangan.

“Slamat pagi anak-anak” sapa ibu guru yang terlihat cantik.
“Slamat pagi bu guru” jawab teman-teman sekelas sambil duduk rapi dibangkunya masing-masing.
Anak yang duduk disebelahku langsung menutup bukunya dan memasukkannya dalam tas, kemudian ikut memperhatikan ibu guru didepan.
“Perkenalkan anak-anak, nama ibu bu Rina, ibu mengampu mata pelajaran sosiologi, sekaligus akan menjadi wali kelas kalian. Nah, sebagai satu keluarga karena satu kelas, kalian harus saling sayang, jadi harus saling kenal.  Seperti pepatah kalau tak kenal maka tak sayang, jadi kali ini ibu minta kalian memperkenalkan diri kalian satu-satu!”
“teetetetettto#^#&$$%#^$&$#^$tototototetetetetett” Bunyi HP dari saku bu Rina.
“Sebentar ya anak-anak, ibu ada telfon, kalian silahkan saling kenalan sama teman-teman kalian dulu ya! Ibu segera kembali” Kata bu rina sambil berlalu keluar kelas untuk mengangkat telfon.
“Hei, namamu siapa? Kenalin, aku Ramadhian Aldyansyah. Biasa dipanggil Aldy, tapi kamu bisa panggil aku Rama atau apa saja, senyaman kamu!” Suara dari sebelah mengagetkanku! Yap! Anak aneh itu ahirnya bersuara! Dan dia bisa senyum juga ternyata.
“Helloooooo! Kuq bengong!” sambungnya.
“Eh, iya sory sory! Aku Angga! Angga Pradita. Kamu bisa panggil angga” jawabku sambil bersalaman dengannya.
“Emm sory ya tadi aku cuekin. Pasti kamu udah ilfil sama aku!”
“Ah, engga kuq, Biasa aja kali. Tapi memangnya yang kamu baca tadi apa ya, serius amat?”
“Hehe engga kuq, Cuma komik. Aku emang gitu. Hoby ku baca komik, dan gak bisa diganggu kalau pas lagi seru-serunya baca. Hehe maaf ya!” jawabnya sambil senyum manis memamerkan giginya yang rapi.

Ahirnya aku sama anak aneh ini, eh maksudku aldy! Dia gak seaneh yang kufikirkan tadi. Kami ngobrol banyak mulai sekolah asal, hoby, dan masih banyak lagi. Asik juga ni anak diajak ngobrol, bisa nyambung. “Arin, risky, tentang rencana kita pindah kelas, gak jadi lagi aja deh, kan ribet! Hihihi” gumamku.

Bersambung...

0 coment�rios:

Liburan ke Selo & Ketep Pass “Emangnya kita mau diajak jalan kemana sih kak?” tanya arin ketika semua sudah siap diteras ruma...

Sebuah Rahasia [Eps 8]



Liburan ke Selo & Ketep Pass
“Emangnya kita mau diajak jalan kemana sih kak?” tanya arin ketika semua sudah siap diteras rumah.
“Kalian maunya kemana? Pantai? Gunung? Air terjun? Candi? Atau ke mall aja? Haha terserah kalian deh.. kak dion kan Cuma jadi sopirnya!hehe” jawab kak dion.
“Kalau pantai, kita kan udah pernah sama-sama keBKK! Suasana pegunungan aja deh, kayaknya seru! Kan pas kak dion sama angga ketawangmangu kita gak diajak!huuu” kata risky.
“Yah, masa mau kesana lagi! Yang lain dong.. hehe” protesku
“Huuuuu mentang-mentang uda kesana!” kata arin sedikit manyun.
“Yauda, kalau pengin suasana pegunungan, tapi gak mau ketawangmangu di gunung lawu, kita kearah barat aja! Gunung merapi! Gak kalah keren kuq wisatanya! Tinggal pilih diboyolali ada selo, atau lebih jauh lagi Ketep Pass masuk kawasan magelang! Gimana?” jelas kak dion.
“Setuju!!!!” Kataku arin dan risky dengan kompak.
“Yauda, yuk berangkat kak!” kataku
“Bentar, vika mau ikut katanya! Tuh, dia baru dateng!” jawab kak dion.
“Hai semua, sori ya uda bikin nunggu!hehe” sapa kak vika yang baru saja datang.
“Loh, kak vika ikut juga? Wah, makin seru nih! Hehe yuk berangkat kak!” ajakku dengan semangat.
“Ayoooooooo!!!”

Ahirnya kami berlima berangkat setelah memutuskan untuk wisata kali ini, kekota tetangga sebelah barat! Boyolali dan magelang! Berangkat dari solo melewati jalur solo boyolali yang lancar tanpa hambatan, dimobil kami berlima bernyanyi dan bercerita tentang obyek wisata yang akan kita datangi. Kota solo yang terkenal dengan kota budaya memang mengandalkan wisata budaya, seperti kampung batik laweyan, keraton, museum, dll. Jadi, untuk menikmati pesona alam yang asri dan udara sejuk, warga solo lebih suka kekota tetangga! Karanganyar dengan gunung lawu atau Boyolali dengan merapi dan merbabu! Hehe 

Kami sudah sampai dikawasan wisata jalur SSB (Solo Selo Borobudur) jalur wisata ini diresmikan oleh presiden Megawati kala itu. Tiap sudut kota, kita selalu menjumpai patung sapi! Ya, itu karena kota ini dijuluki kota susu! Kota penghasil susu sapi segar! Wah, pasti warganya sehat-sehat ya! Hehe kak dion banyak bercerita tentang kota ini beserta wisata andalannya! Seperti wisata air tlatar, lapangan woodball yang hanya satu-satunya ada di indonesia dan terbaik se Asia Tenggara, umbul pengging, dll.

“Beruntung ya kita punya sopir sekaligus guide! Jadi tau banyak deh” celetuk kak vika yang duduk didepan samping kak dion yang sedang menyetir.
“Hahahahahhaha” tawa kami berlima serempak.
“Bener kak! Kayaknya tahun ini kak dion harus ikut putra putri solo, biar jadi duta wisata! Hahahaha” tambahku.
“Ah kalian ini berlebihan! Makanya, kenali dan pelajari kekayaan indonesia! Hehehe”
“Iya pak guruuuuu” kak vika menyahut.

Mobil mulai menanjak terus menuju wisata selo, udara semakin sejuk! Tidak sejuk lagi malah, tapi dingin! Jendela mobil memang kita biarkan terbuka, karena apa untungnya kesini kalau tidak menikmati udara segar dan dingin! Hehe setelah menempuh perjalanan 1 jam lebih dari solo ahirnya sampai diwisata selo!

“Wow, dingin bangettttt! Coba rumah kita disini, bisa seharian tidur gak bangun-bangun nih!hahaha” canda risky sesampainya diselo.
“Iya bener ky! Lihat pemandangannya! Wow, hijau! Hamparan ladang sayur yang segar!!!” timpalku
“Naik yuk, kita main flying fox! Pada berani gak nih?!hahaha” tantang kak dion
“Yeeee! Sapa takut!!!” jawabku

Ahirnya dengan udara yang super dingin, kami mencoba flying fox. Seru! Cuma kak vika yang sepertinya gak bisa menikmati karena takut! Hahaha mungkin karena dia cewek, tapi arin juga cewek tapi gak takut, pengin ngulang malah! Dia kan cewek ajaib! Hihi Setelah capek berkeliling berfoto-foto diselo, perjalanan kita lanjutkan lagi menuju Ketep Pass!
Setelah melewati jalanan yang berkelok-kelok naik turun dan udara yang semakin dingin, ahirnya terlihat juga tulisan besar “Ketep Pass”! 

Kamipun segera parkir mobil bayar tiket dan berkeliling melihat-lihat! DiKetep Pass ini ada museum yang berisi pengetahuan vulkanologi, ada juga bioskop mini yang biasa memutarkan film tentang merapi, ada gardu pandang, teropong, dan tentunya, pemandangan yang luar biasa! Haha tapi itu Cuma  akan ada kalau sedang beruntung cuaca cerah dan tak berkabut! hehe seperti sekarang ini, ternyata kami beruntung karena cuaca sedang bersahabat, tidak berkabut. Kami bisa melihat keindahan gunung merapi dan beberapa gunung kecil yang mengitari. Wow! Sebuah mahakarya TUHAN yang luar biasa indah, walaupun kadang-kadang bisa jadi monster yang siap menerkam siapa saja kalau pas lagi ngamuk pengin muntahin lavanya! Hehe gunung berapi yang paling aktif! Itulah gunung merapi! 

“Duh capek juga nih, ngapain lagi nih kita?” kata kak vika saat keluar dari museum.
“Makaaaaan! Uda laper nih!” sahut risky.
“Hahaha dasar! Iya juga sih, inikan uda jam makan siang!” jawabku
“Yauda, kita cari makan sebelah sana deh, banyak orang jualan kuq, bisa sambil lihat pemandangan juga! Apalagi jagung bakarnya! Disini paling jawara deh!” Jelas kak dion.
“Ayooooo!!!nyum nyum nyum” Arin bersemangat.
Kami menuruni tangga dan terlihat pedagang makanan khususnya jagung bakar berjejeran. Sampai bingung mau milih yang mana, semua pedagang menawarkan dagangannya dengan rayuan mautnya.hehe ahirnya kita putuskan untuk memilih duduk digazebo paling ujung karena lebih sepi dan bisa melihat pemandangan.
“Yauda, kalian duduk sana dulu deh, biar aku sama angga yang pesen. Yuk dek...” Kata kak dion sambil menarikku.
Aku dan kak dion memesan jagung bakar dan minuman panas, sedangkan yang lain menunggu digazebo.
“Udah dek, yuk kita gabung sama yang lain. Nanti makanannya dianterin kuq” kata kak dion aku hanya mengangguk.
“Seneng gak aku ajak kesini?” tanya kak dion sambil berjalan menyusul yang lain.
“Seneng dong” jawabku singkat.
“Kamu kedinginan ya? Pakai jaket kak dion nih biar angetan!” kata kak dion sambil melepaskan jaketnya.
“Engga, engga kak... gak dingin kuq, lagian ini kan angga uda make jaket!”
Kami menikmati jagung bakar sambil menikmati pamandangan sambil bercanda tawa ria sambil berfoto-foto.
“Ris, foto kita berdua dong!” teriak kak dion kerisky sambil merangkulku.
Jeprettttt!!!!
“Aaaaaaaa, mau dong jadi angganya!” celetuk kak vika tiba-tiba.
“Kalau aku jadi kak dionnya aja deh! hihi” arin gak mau kalah.
“Wooooo dasar cewek2 genit! Sini aku aja yang peluk kalian!” balas risky sambil merentangkan tangannya.
“Ogaaaaaaah!” teriak kak vika dan arin hampir bersamaan sambil lari dikejar risky.
Aku dan kak dion Cuma tertawa melihat tingkah mereka tanpa melepas rangkulannya. Kemudian kita duduk ditembok pinggiran tebing yang menghadap ke gunung. Sedangkan yang lain asik berfoto-foto.
“Keren ya ngga pemandangan disini, untung lagi gak berkabut!” kata kak dion
“Iya kak, keren banget!” jawabku
“Sini dong, deketan kak dion! Gak dingin apa!” kata kak dion sambil menarikku merapat ketubuhnya.
“Emmm dek....” Kata kak dion terpotong.
“Kenapa kak?”
“A..aaa..kuuu aku....”
“Apa sih kak?”
“Eh Engga jadi, lupain aja!”
“Hah? Iiiiiih, apaan sih! Mau ngomong apa sih, udah serius didengerin juga!”
“Heeeheee Aaa..kuuuu...”
“Aku aku doang dari tadi...”
“Aku... emmm akuuu aku kebelet pipis dari tadi ngga, aku tinggal ketoilet dulu ya!”
“Hah????!!!” Jawabku sambil mlongo ngliatin kak dion berlalu ketoilet.

What the hell.....!!! apa an sih kak dion ngomong aku aku dari tadi Cuma mau ngomong kebelet doang! Kebelet doang!!! Eh, kuq doang??? Kayaknya aku ngarep lebih dari sekedar kata kebelet doang! Hah? Tuh kan fikiranku mulai ngaco lagiii...! huh!
Sebelum pulang kesolo kami mampir kekebun strawberry sebentar buat metik strawberry, sekalian buat oleh-oleh. Kak vika dan arin exited banget sampai mereka ditengah ladang, sedangkan aku, kak dion dan risky Cuma ada ditepian ladang.

“Eh kak dion sama angga tunggu apa lagi sih? Ini itu waktu yang pas buat jadian! Kenapa gak buru-buru nembak!” kata risky yang sukses membuatku dan kak dion kaget setengah mati apa yang barusan dia ucapkan.
Deeeeegggg!!!!! Apa maksud kalimat risky? Waktu yang pas buat jadian? Aku sama kak dion maksudnya? Hah? Dia bisa tau gitu kalau sebenernya aku suka kak dion? Tau dari mana? Aku sendiri aja masih ragu apa yang aku rasakan, dan aku juga belum pernah cerita kesiapapun! Kuq????
“Hah? Maksud kamu apa sih ky?” tanyaku sedikit grogi.
“Yah, belaga bego lagi... udahlah, semua orang juga tau!” jawab risky yang membuatku sama kak dion semakin terkejut menjadi-jadi. Semua orang tau???

Bersambung...

0 coment�rios: