Home Top Ad

Responsive Ads Here

### Semakin hari aku merasa semakin bahagia. Mempunyai seorang kak dion yang selalu perhatian. Meski tak pernah ada kata atau ucapan kalau...

Sebuah Rahasia [Eps 17]

###

Semakin hari aku merasa semakin bahagia. Mempunyai seorang kak dion yang selalu perhatian. Meski tak pernah ada kata atau ucapan kalau kita pacaran, tapi perhatiannya melebihi seorang pacar. Disekolahpun aku semakin dekat dengan teman-temanku termasuk vando yang dulu tak pernah bicara padaku. Justru arin dan risky yang sekarang mulai jauh dariku karena intensitas bertemu semakin sedikit. Semua punya kesibukan masing-masing. Tiba-tiba saja aku merasa sangat kangen pada mereka. Sedang apa ya mereka? Ini hari minggu, aku fikir sebaiknya aku  kerumah mereka.

Aku segera ambil sepeda dari garasi, aku lihat kak dion sedang membersihkan mobilnya.

“Mau kemana dek?”
“Mau kerumah arin sama risky kak bentar”
“Yaudah hati-hati”
“Ya kak”

Aku mengayuh sepeda kerumah risky, sampai dirumahnya aku langsung dipersilahkan masuk oleh tante lia dan menyuruh keatas karena risky sedang melukis diruang gallery mininya.

“Hai ky!”
“Angga? Tumben main kesini... kirain uda lupa jalan kerumahku!”
“Berlebihan ah! Terahir aku kesini baru sebulan lalu kan nganter buku yang aku pinjam!”
“Iya, itupun Cuma diteras dan gak masuk rumah”
“Hehehe iya... makanya aku kesini. Kangen juga sama kamu dan arin! Hehehe eh lagi lukis apa ky?”
“Ah engga, Cuma lukisan abstrak aja”
“Waaah, koleksi lukisanmu semakin banyak ya ky! yang ditutup kain itu lukisan apa ky? Boleh liat?”
“Gak boleh!”
“Kenapa?”
“Belum jadi! Ntar kalau uda jadi dan siap buat dipamerin! Hehe”
“Huuuu pelit!”
“Biarin! Namanya juga maha karya! Hehe”
“Iya deh, iya! Ampe Segitunya!!! Huhuu Eh, Kerumah arin yuk ky!”
“Ngapain? Dia tadi bilang lagi sibuk belajar masak!!!”
“What???!!!”
“Dia serius pengin belajar jadi cewek normal deh kayaknya! Hahahaha”
“Pada ngomongin aku ya???” Suara arin tiba-tiba dari belakang kami.
“Eh arin? Sejak kapan?” tanya risky.
“Sejak kamu ngomongin aku!!!!”
“Hehehe maap rin, kami bercanda...” kataku
“Huuu kalau kepergok aja bilang bercanda! Eh, Aku tadi diajarin masak soto ayam sama ibu! Tuh, aku bawain kesini buat tante lia biar bisa diicipin! Pada ikut nyobain gak?”
“Mauuuuuu” jawabku dan risky bersamaan.

Ahirnya kami makan siang bersama-sama, rasa kangenku pada mereka sedikit terobati. Untuk seorang pemula, arin ternyata bukan cewek yang payah untuk urusan memasak.

###

Ultah Ke 16... Kado Istimewa, janji kak dion, dan R.A (again)

Aku sedang berada ditepi pantai duduk berdua bersama kak dion. Kepalaku bersandar dibahunya.
“Ga...”
“Ya kak...”
“Seandainya ada satu doa yang akan dikabulkan langsung oleh TUHAN, doa apa yang ingin kamu panjatkan?”
“Emm, apa ya kak? Satu aja nih? Emm bingung kak. Angga kan punya banyak keinginan, kalau Cuma dikabulkan satu, aku bingung mau milih yang mana untuk dikabulkan.”
“Hahaha maruk juga ya kamu!”
“Hehehe namanya juga manusia kak, gak ada puasnya. Kalau kak dion, emang mau minta apa?”
“Apa yaaa”
“Tuh kan bingung juga”
“Engga juga”
“Emang mau apa?”
“Aku ingin selalu bersama kamu ga”
“Gombal!”
“Kuq gombal? Emang diantara keinginanmu, gak ada keinginan selalu bisa bersama kak dion?”
“Eh, emmm ada sih kak! Diurutan pertama malah...”
Kak dion tersenyum, begitupun juga denganku.
“Ga... angga... anggaaaa!”
Aku seperti mendengar suara kak dion memanggil namaku. Tangannya terasa sedang membelai pipiku. Aku mulai membuka mata, setengah sadar aku melihat kak dion dipinggir ranjangku. Dan ups, jadi itu tadi ternyata hanya mimpi?
“Eh, kak dion?” kataku sedikit kaget sambil mengucek mataku, sedangkan kak dion hanya tersenyum.
“Selamat pagi, adek kakak yang ganteng... selamat ulang tahun!!!” jawabnya sambil mencium keningku.
“Hah? Eh... pagi juga kak. Ulang tahun?”
“Iya, hari ini bukannya ulang tahunmu ke 16?”
“Eh, iya kak. Angga sampai lupa! Kak dion kenapa pagi-pagi sudah dikamar angga?”
“Sengaja! Biar jadi orang pertama yang ngucapin. Bukankah tahun kemarin kamu marah sama kak dion gara-gara kak dion paling telat ngucapin?”
“Eh, iya... tapi dipikir-pikir aku lebih suka tahun kemarin deh kak!”
“Loh kenapa gitu? Jadi, kak dion udah bela-belain bangun pagi biar jadi orang pertama yang ngucapin, masih salah lagi?”
“Hehe bukan gitu kak, tapi...” kataku menggantung, pipiku memerah.
“Tapi apa?”
“Tahun lalu kan kak dion kasi kado istimewa. Dan sekarang Cuma cium kening! Jadi terasa kurang istimewa!”
“Mulai nakal nih...” jawab kak dion sambil tersenyum, aku hanya diam tersipu malu.
“Satu tahun berlalu, kayaknya waktu yang cukup untuk belajar. Kak dion yakin, sekarang sudah lebih baik, dan tidak payah lagi untuk memberikan ciuman padamu. Ayo kita buktikan! Sudah siap?” tantang kak dion, yang kubalas dengan senyuman.

Aku masih diam duduk diranjangku, kak dion mulai mendekatkan bibirnya pada bibirku, akupun tak bisa menolaknya. Bibir kami sudah menyatu. Agak risih memang, karna aku baru saja bangun tidur dan belum gosok gigi, sedangkan kak dion sepertinya dia sudah mempersiapkannya. Terbukti dengan bau pasta gigi yang segar dari mulutnya! Ya, Kak dion sudah gosok gigi sebelumnya!
Bibir kami beradu, kak dion mulai melumat bibirku lembut. Aku hanya memejamkan mata dan sempat diam sejenak, tapi ahirnya kubalas lumatannya. Kedua tangan kak dion memegang pipiku, bibir kami masih saling melumat pelan dan lembut, deru nafas kami semakin  tak beraturan dan ciuman kami semakin panas. Dan ciuman kami kali ini, seperti ciuman yang diceritakan pada cerita-cerita itu, bahwa ciuman itu saling melumat. 10 menit kemudian kak dion melepaskan ciumannya.

“Apa kamu setuju kalau ciuman tadi lebih baik dari tahun lalu?”
“Tentu!” jawabku sambil tersenyum.
“Tapi lebih baik lagi kalau tadi kak dion menyuruhmu untuk gosok gigi lebih dulu! Bau iler tuh! hihi”
“Hah? Sapa suru main sosor pagi-pagi kekamar, lagian uda tau baru bangun tidur! Tapi biar bau iler juga tetep suka gitu..”
“Haha Iya deh! Selamat ulang tahun ya ga! Kak dion sayang sama angga!” kata kak dion sambil mencium bibirku lagi.
“Makasi kak, untuk kado yang sangat istimewa!” jawabku sambil melemparkan sebuah senyuman.
“Oke, kak dion mandi dulu ya! Oya, btw tadi mimpi apa? Kuq senyum senyum sambil sesekali manggil nama kak dion?” kata kak dion didepan pintu sambil tersenyum dan kemudian berlalu meninggalkan kamarku.

Aku senyum-senyum sendiri dikamar mengingat apa yang baru saja terjadi. Lagi-lagi aku mendapat kado istimewa dari kak dion dihari ulang tahunku. Aku segera mandi dan bersiap kesekolah pagi ini. Sebelum berangkat aku bergabung dimeja makan untuk sarapan.

“Selamat ulang tahun sayang, semoga semakin dewasa dalam menyikapi sesuatu”
Mama dan papa mengucapkan selamat padaku dimeja makan, mereka baru saja pulang dari jakarta semalam, ketika aku sudah tertidur dikamar.
“Kamu ingin merayakan ulang tahunmu hari ini dimana ga? Mumpung mama papa dirumah, kamu pilih sendiri tempat yang kamu inginkan.” tanya mama
“Gak usah aja lah ma...” jawabku.
“Ayolah ga, bukankah hanya setahun sekali?”
“Dirayakan dengan makan bersama dirumah seperti ini sudah lebih dari cukup kuq ma!”
“Baiklah, kalau kamu tak ingin merayakannya diluar, nanti malam kita makan bersama dirumah, mama akan masak makanan-makanan kesukaanmu! Gimana?”
“Sepertinya itu ide yang lebih bagus ma!”
“Deal! Nanti semua harus makan malam dirumah, mama yang masak! Dan buat dion, kamu masih ingat dengan janji kamu kan? Malam ini waktu yang pas untuk memenuhi janjimu!”
“Hah? Janji apa sih ma?” tanya kak
“Jangan pura-pura lupa dion! Bukankah kamu sudah janji mau ngenalin pacar kamu pada mama papa sepulang dari jakarta?”
“Tapi kan ma?”
“Janji itu harus ditepati bukan? Kalau kamu belum punya pacar, setidaknya teman dekat! Oke, nanti malam kamu harus undang dia kerumah untuk makan malam bersama kita!”
“Maaaaaaa”
“Udah sana buruan berangkat, sekalian antar angga, keburu telat!”

Pagi ini aku diantar kak dion kesekolah. Bell berbunyi ketika aku masuk gerbang, membuatku aku buru-buru masuk kelas karena jam pelajaran pertama adalah kelas pak fredi, mata pelajaran fisika. Beliau dikenal dengan sebutan mr. Killer! Dapat ceramah gratis pagi hari? Matung depan kelas selama jam pelajaran? Atau bikin paper yang harus selesai dalam satu hari? Oh no! Lebih baik cepat-cepat masuk kelas, dan duduk manis dikursiku.

Aku berhasil duduk dikursiku satu menit sebelum mr.killer masuk kelas! Syukurah,.. batinku. Semua teman-teman sekelas sudah duduk manis dibangkunya masing-masing. Aku mengambil buku fisika, dan memasukkan tasku dalam laci. Tak sengaja tanganku menyenggol sesuatu. Wait! Sebuah kertas? Kertas surat? Again? Persis seperti kertas yang dilipat rapi waktu dikelas X. Hari ini? ya, tepat seperti tahun lalu dimana hari ulang tahunku.

Aku ambil kertas itu, dan perlahan aku masukan dalam tas dengan hati-hati, karna untuk membacanya, saat ini bukan waktu yang tepat.

“Ga, ngapain sih? Tegang gitu?” suara aldy tiba-tiba mengagetkanku.
“Hah? Engga gak papa” Jawabku sedikit gugup.
“Eh anyway, Happy Birthday yah... sweety boy!” bisik aldy sambil mengulurkan tangannya.
“Oh, thankyu... tapi, dari mana kamu tahu hari ini ulang tahun?” jawabku sambil menyambut uluran tangannya.
“Dari facebook! Hehe kamu sih gak gaul, Punya facebook gak pernah diupdate!”
“Owh, hehe  males!”

Aku jadi ingat, beberapa waktu lalu aku memang bikin account facebook, itupun karena paksaan aldy yang bawel ngatain aku udik. Hufh, padahal gak gitu juga kan? Toh, sudah punya pun, aku tetap kurang tertarik untuk update. Kalau tidak salah, teman facebook ku sudah berjumlah 11 atau 12 orang, itupun temen sekelas. Luar biasa bukan? Jauh dari biasa malah. Oke, silahkan katain aku gak gaul dan udik seperti yang dikatakan aldy!

Selama pelajaran berlangsung aku selalu gelisah, bukan karena pembalutku tembus, tapi tentang kertas surat itu! Paham kan? Atau kalian juga berfikir aku sedang menstruasi? Plisss buang jauh-jauh pikiran aneh itu!

Setelah menunggu cukup lama, berganti jam pelacaran, ahirnya bell istirahat berbunyi. Aldy sempat mengajakku kekantin, tapi aku menolaknya dengan alasan ingin menyelesaikan catatanku yang belum selesai aku catat tadi. Setelah kelas sepi, aku ambil kertas itu dari tas, dan membukanya. Aku baca per;ahan tulisan yang ada dikertas itu.

Melihatmu adalah candu,
Engkau seperti penawar sakau hatiku...
Bersamamu adalah nyawaku,
Hidup tanpamu seperti mati suri bagiku...
Sebuah kata cinta saja mungkin tak cukup,
Karna rasaku padamu lebih dari kata itu...
Selamat ulang tahun cinta,
Semoga hatimu terjaga dalam bahagia...


R.A.


Damn!!! Aku kecolongan! Lagi-lagi dia menaruh kertas ini dalam laci tanpa aku ketahui siapa dia. Cukup! Aku harus segera mengetahui siapa R.A sebenarnya!

Bersambung...



0 coment�rios: