Ramadhian
A.
Lembar
jawaban aldy!
It’s
mean, inisial aldy juga R.A! Ramadhian Aldyansyah! Well, sampai sekarang aku
belum tau apakah pengirim itu perempuan atau laki-laki, yang jelas inisialnya
adalah R.A. Jadi ada kemungkinan juga kalau dia adalah laki-laki termasuk aldy!
Apa? Aldy pengirim surat itu? My guardian angel sipaket lengkap? Dia?
“Hei!
Ngapain sih ngliatin aku sambil senyum-senyum gitu! Naksir yaaaaa” kata aldy
mengagetkanku dari lamunanku.
“Eh
ngasal! Sapa juga yang ngliatin kamu! Noh, ada lalat berak dikepala kamu!”
jawabku ngeles sambil bergegas memberikan lembar jawaban pada pak eko kedepan.
“Hah?
Masa sih?” jawab aldy sambil memegang-megang kepalanya. Aku hanya senyum-senyum
melihat tingkahnya.
Jam
pelajaran sejarah masih tersisa 20 menit, karena ulangan sudah selesai, pak eko
meyuruh kami pulang lebih awal. Teman sekelas langsung bersorak dan segera
mengemasi alat tulis masing-masing.
Sebenarnya
aku kurang suka, bukan karena aku gak mau pulang lebih awal dan sok rajin buat
nerima pelajaran lagi. Aku juga senang dapat sisa jam pelajaran bebas, tapi
yang membuatku kurang suka, aku pulangnya gimana? Hehe nunggu kelas risky sama
arin keluar? Masih 20 menit lagi, kalau naik angkot pasti panas. Bukannya
manja, Cuma kurang nyaman saja pulang sendiri panas-panasan.
Aku
berdiri didepan gerbang sekolah. Mau gimana lagi, gak ada pilihan. Kalau angkot
lebih cepat datang aku akan naik, tapi kalau kelas risky sama arin lebih cepat
keluar berarti aku beruntung.hehe
“Angga!”
Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku tepat disampingku. Seseorang yang
sudah berada diatas motor gede, dan sudah melepas helmnya.
“Vando!”
Jawabku sedikit kaget.
“Pulang
bareng?” Tawarnya
“Hah?
eh, gak usah. Merepotkan. Biar aku tunggu angkot saja” Jawabku sedikit grogi.
“Ayolah... sekalian biar aku tahu rumah kamu”
“Emmm
tapiii...”
“Naik!”
Katanya memotong kalimatku.
Akupun
menyerah, dan segera naik kemotornya dengan jantung yang berdetak tak karuan. Ternyata
aku sangat beruntung! Gak harus nunggu angkot, dan gak usah nunggu risky sama
arin keluar! Tapi diantar pulang oleh manusia sempurna. hehe
“Jono,
Bono, Dono!!! Aku duluan!” Vando pamit kepasukan geng nya.
“Oke
Broooo!!!” Jawab mereka kompak, dan aku hanya tersenyum.
Dijalan,
aku hanya diam, mengatur nafas dan detak jantungku agar bisa lebih tenang. Vandopun lebih banyak diam, hanya melempar
beberapa pertanyaan standar. Rumahmu daerah mana ga? Pertigaan kekanan atau
kekiri? Tinggal sama siapa? Bla bla bla. Dan aku jawab dengan singkat jelas
padat.
“Owh,
jadi ini rumah kamu ga, padahal sering lewat sini, tapi gak tau kalau kamu
tinggal disini! hehe” kata vando sesampainya didepan rumah.
“Mampir
dulu yuk van” Tawarku
“Emm
gak usah deh, yang penting aku sudah tau dimana aku mesti jemput kamu lain
waktu! Duluan ya, bye...” jawab vando kemudian segera tancap gas.
“Eh,
iya. Makasi van!” Teriakku pada vando yang sudah agak jauh.
Hah?
Kata vando tadi, dia tau kemana harus jemput aku? Jemput? Apa dia punya rencana
mengajakku jalan? Hihi ngarep!
###
3 Kandidat pemilik R.A...
Sepulang
sekolah, dikamar aku masih memikirkan tentang siapa R.A! aku baru sadar kalau
teman sebangkuku juga memiliki inisial nama R.A. Ramadhian Aldyansayah alias
Aldy alias my guardian angel sipaket lengkap! Sampai saat ini aku masih
berfikir kalau pengirim itu seorang perempuan, dan itu adalah Riyanti. Tapi
bukankah ada kemungkinan juga kalau itu seorang laki-laki. Wait, kalau itu ada
kemungkinan, siapa lagi teman sekelasku yang mempunyai inisial R.A?
Aku
segera mencari daftar nama temanku dirak buku, setelah aku lihat ternyata masih
ada 1 orang lagi yang mempunyai nama berinisial R.A! Revando Arnoldi! Makhluk
sempurna super cool yang baru saja mengantarkanku pulang! Hah??? Mimpi apa aku
semalam?! Oke, pertama! kalau itu adalah Riyanti, aku beruntung ada perempuan
baik, lembut, dan pintar yang mencintaiku. Kedua, kalau itu Aldy betapa lebih
beruntungnya aku dicintai oleh guardian angel yang punya paket lengkap! Atau
kalaupun itu vando, aku juga gak rugi, bisa dicintai oleh orang sesempurna
vando! Waaaaa R.A! siapa sih kamu?!!!
Hari
demi hari aku lalui dengan rasa yang masih penasaran. Masih dengan pertanyaan
yang sama, siapakah R.A sebenarnya. Apa kalian masih menyarankanku untuk
menanyakannya langsung pada mereka bertiga agar tau siapa R.A sebenarnya? Oke,
coba kita bikin beberapa pertanyaan yang
disesuaikan.
1.
Riyanti, makasih ya untuk surat saat hari ulang tahunku waktu itu. Apa kamu
serius?
-
Surat? Surat apa ya ga? Repot amat bikin surat buat kamu? toh aku bisa ngomong
langsung kalau memang ada yang mau dibicarakan.
See?
Bagaimana kalau jawaban itu yang aku dengar? Selanjutnya...
2.
Aldy, kenapa sih musti ditulis dikertas! Aku lebih suka kamu ngomong langsung.
Bukannya tiap hari kamu punya kesempatan untuk itu?
-
Kamu ngomong apa sih ga? Kertas? Kesempatan? Maksudnya? Kamu salah minum obat
ya?
Nah
kan! kalau yang ini...
3.
Vando, kamu romantis sekali dengan kata-katamu dikertas itu. Aku menyukainya!
-
Kertas apa an? Suka? Kamu suka aku? Kamu maho ya? Stop! Jauh-jauh dari aku
mulai sekarang!
Kalian
masih kekeh dengan ide kalian itu? Sama sekali bukan ide yang bagus!
Aku
mencoba mengingat siapa yang punya kesempatan menaruh kertas itu sebelum aku
datang. Mulai dari riyanti, dia orang pertama yang mengucapkan selamat dilorong
sekolah. Tentu saja dia sangat punya kesempatan untuk menaruh kertas itu
dilaciku terlebih dulu. Vando, sewaktu masuk kelas, aku lihat dia sedang duduk
ditaman sekolah dengerin musik dari ipodnya. Dia juga punya kemungkinan untuk itu.
Dan aldy, sewaktu duduk dibangku, aku melihat tasnya sudah berada dibangkunya.
Itu artinya dia juga punya kesempatan dan ada kemungkinan yang menaruh kertas
itu. Aaaarrrrrgh! Aku semakin pusing memikirkannya!
###
Sebuah Kencan?
Apa
kalian kangen sama kak dion? Pasca tragedi ciuman pertamaku waktu itu pasti
kalian bertanya-tanya tentang hubunganku dengan kak dion. Setelah pernyataan
kak dion yang terang-terangan bilang mencintaiku, dan merenggut ciuman pertamaku
yang aku berikan dengan senang hati, hehe pasti kalian bertanya apakah mulai
saat itu kami pacaran?
Sebenarnya,
hubunganku dengan kak dion setelah tragedi ciuman itu justru jadi sedikit
kikuk. Merasa gak enak? Mungkin! Aku maupun kak dion tak pernah membahasnya.
Tapi setiap weekend kak dion selalu mengajakku jalan. Entah nonton bioskop,
jogging kemanahan atau bersepeda ke car free day, jalan-jalan kengarsopuro,
atau sekedar makan diGALABO. Nah, aku sudah menyebutkan beberapa tempat yang
asik untuk weekend dikota tercintaku ini, silahkan googling dan mampir kesana
kalau sedang berkunjung kesolo [promo wisata colongan] :p
Pacaran
atau tidak, aku juga tak tahu harus mengartikannya seperti apa. Mungkin kalian
bisa menyimpulkannya sendiri.
Hari
ini adalah hari sabtu, kak dion sebelumnya janji akan mengajak jalan. Tapi
tiba-tiba temannya datang dan mengajaknya keluar. Alhasil, aku sendiri dirumah
karena mama papa sedang berada dimanado.
Baru
saja aku menghidupkan DVD dan berniat menghabiskan waktu dengan nonton film, tapi
tiba-tiba ada pesan masuk diHP ku.
[Hai
ga, ada rencana keluar malam ini?] aku baca pesan tersebut yang ternyata dari
vando. hampir saja aku melonjak kegirangan kalau tak segera sadar ada bi inah.
[Tadinya!
Tapi ternyata harus jadi penunggu rumah dan melototin TV karena rencana batal]
balasku.
[Bisakah
kembali melanjutkan rencanamu itu denganku? Aku jemput 30 menit lagi] balas
vando yang benar-benar membuatku melonjak kegirangan. Untung bik inah sudah
didapur.
[Sepertinya
tawaran yang menarik!] balasku sambil berlari kekamar untuk bersiap-siap.
[Oke!
Wait me] balasnya
Pasti!!!!
Batinku dalam hati.
Apa
itu adalah ajakan sebuah kencan? Apa kalian berfikir seperti itu? Kalau iya,
akau akan mengamininya. Hihi
30
menit kemudian vando sudah berada didepan rumah, aku segera keluar dan pamit
sama bik inah untuk keluar sebentar dengan teman, siapa tau kak dion pulang
lebih cepat dari aku dan menanyakan keberadaanku padanya.
“Jadi,
mau kemana kita?” tanyaku pada vando.
“Sudah
makan malam?” tanya vando balik dan aku jawab dengan menggelengkan kepala.
“Cari
tempat makan, bukan ide jelek kan?” sambungnya.
“Tentu.
Apalagi ada yang mentraktirku” jawabku sambil tersenyum naik kemotornya.
“Sial,
selain jadi tukang ojek, ternyata aku harus keluar duit buat sebuah traktiran makan,
malam ini” jawabnya
“Hahaha”
Aku
dan vando berkeliling sebentar sebelum menentukan tempat makan yang kita
datangi. Jalanan cukup ramai karena malam minggu. Setelah sedikit berdiskusi
tentang selera makan, ahirnya kami memutuskan untuk makan seafood. Karena
ternyata vando juga menyukai makanan laut. Kamipun memesan makanan dengan
jumlah yang sedikit berlebihan. Aku sempat melarang vando untuk terus
mengucapkan menu yang dipesan pada pelayan, tapi vando yakin kami bisa
menghabiskannya karena sama-sama suka.
“Emmm
ga!” kata vando tiba-tiba saat tengah makan.
“Ya....”
jawabku singkat.
“Sepertinya
kamu dekat sekali dengan 2 orang yang sering berangkat atau pulang bareng sama
kamu!”
“Hah?
Siapa? Owh, arin sama risky maksud kamu? iya, mereka sahabatku dari kecil.
Memangnya ada apa?”
“Ah,
engga. Cuma pengin tau aja. Pantes kalian kelihatan akrab.”
Aku
dan vando ngobrol banyak malam ini. Dan kebanyakan dia yang bertanya aku yang
menjawab. Hampir seperti dialog dalam sebuah wawancara. Tapi aku tak mempermasalahkannya.
Tapi kenapa ya, vando banyak bertanya? Sepertinya dia ingin tau banyak tentang
pergaulanku. Apa dia sedang melakukan pedekate? Semoga saja! Hehe
Aku
sedikit heran sebenarnya. Vando yang dulu dikenal dengan sipembuat onar,
ahir-ahir ini kelakuannya terlihat sedikit manis. Aku masih ingat 5 bulan lalu
ia berkelahi dengan seorang siswa dari kelas sebelah hanya karena berebut meja
dikantin. 4 bulan lalu, ia dihukum lari keliling lapangan karena ketahuan bolos
sekolah dengan melompat pagar. 3 bulan lalu ia dipanggil kekantor oleh bu rina
karena menyuruh jono, bono, dan dono bikin surat ijin palsu. Dan 2 bulan lalu
ia hampir discors oleh kepala sekolah karena ketahuan merokok dibelakang sekolah.
Tapi sebulan terahir ini ia tak bertingkah dan berkelakuan lebih manis. Semoga
saja bukan sebuah pertanda yang tak baik, dan memang sifat aslinya manis. Anehnya
meskipun dikenal nakal nilainya selama ini selalu diatas rata-rata, dan anehnya
lagi ketika disekolah sifat vando padaku juga kembali seperti awal masuk
sekolah, jarang mengajakku berbicara seperti tak mengenalku.
###
Kenaikan kelas...
Tak
terasa setahun sudah aku berada dikelas X. Setelah melewati ujian, hari ini
adalah penerimaan raport kenaikan kelas,
sekaligus pengumuman jurusan. Aku sendiri yang mengambil raport ku karena mama
papa sedang diluar kota dan tak bisa pulang, sedangkan kak dion sedang ujian. Itu
tak jadi masalah buatku, karena aku sadar sudah terlalu banyak merepotkan
mereka.
“Ga,
gimana kalau raport kamu diambilin papaku sekalian aja?” kata risky
“Bener
tuh ga, kalau engga, ayahku juga gak keberatan ngambilin raportmu!” tambah arin
“Gak
usah lah, lagian kasian om seto atau om agus kalau musti ngambil 2 raport. Kalau
satu kelas sekalian sih gak papa. Kita kan beda kelas! Lagi pula, aku sudah
bilang sama bu rina kuq kalau aku sendiri yang ambil. Beliau gak keberatan dan
bisa memakluminya.” jelasku
“Kira-kira
kamu bisa mempertahankan prestasi kamu waktu diSMP gak ya ga? Jadi juara umum?!”
tanya risky.
“Dan
kita bisa satu jurusan dalam satu kelas gak ya ga?” timpal arin.
“Gak
tau juga deh! Kita lihat nanti ya!”
Bersambung...
0 coment�rios: