Home Top Ad

Responsive Ads Here

  Ramadhian A. Lembar jawaban aldy! It’s mean, inisial aldy juga R.A! Ramadhian Aldyansyah! Well, sampai sekarang aku belum tau ...

Sebuah Rahasia [Eps 15]


 
Ramadhian A.
Lembar jawaban aldy!

It’s mean, inisial aldy juga R.A! Ramadhian Aldyansyah! Well, sampai sekarang aku belum tau apakah pengirim itu perempuan atau laki-laki, yang jelas inisialnya adalah R.A. Jadi ada kemungkinan juga kalau dia adalah laki-laki termasuk aldy! Apa? Aldy pengirim surat itu? My guardian angel sipaket lengkap? Dia?

“Hei! Ngapain sih ngliatin aku sambil senyum-senyum gitu! Naksir yaaaaa” kata aldy mengagetkanku dari lamunanku.
“Eh ngasal! Sapa juga yang ngliatin kamu! Noh, ada lalat berak dikepala kamu!” jawabku ngeles sambil bergegas memberikan lembar jawaban pada pak eko kedepan.
“Hah? Masa sih?” jawab aldy sambil memegang-megang kepalanya. Aku hanya senyum-senyum melihat tingkahnya.

Jam pelajaran sejarah masih tersisa 20 menit, karena ulangan sudah selesai, pak eko meyuruh kami pulang lebih awal. Teman sekelas langsung bersorak dan segera mengemasi alat tulis masing-masing.
Sebenarnya aku kurang suka, bukan karena aku gak mau pulang lebih awal dan sok rajin buat nerima pelajaran lagi. Aku juga senang dapat sisa jam pelajaran bebas, tapi yang membuatku kurang suka, aku pulangnya gimana? Hehe nunggu kelas risky sama arin keluar? Masih 20 menit lagi, kalau naik angkot pasti panas. Bukannya manja, Cuma kurang nyaman saja pulang sendiri panas-panasan.
Aku berdiri didepan gerbang sekolah. Mau gimana lagi, gak ada pilihan. Kalau angkot lebih cepat datang aku akan naik, tapi kalau kelas risky sama arin lebih cepat keluar berarti aku beruntung.hehe

“Angga!” Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku tepat disampingku. Seseorang yang sudah berada diatas motor gede, dan sudah melepas helmnya.
“Vando!” Jawabku sedikit kaget.
“Pulang bareng?” Tawarnya
“Hah? eh, gak usah. Merepotkan. Biar aku tunggu angkot saja” Jawabku sedikit grogi.
“Ayolah...  sekalian biar aku tahu rumah kamu”
“Emmm tapiii...”
“Naik!” Katanya memotong kalimatku.

Akupun menyerah, dan segera naik kemotornya dengan jantung yang berdetak tak karuan. Ternyata aku sangat beruntung! Gak harus nunggu angkot, dan gak usah nunggu risky sama arin keluar! Tapi diantar pulang oleh manusia sempurna. hehe

“Jono, Bono, Dono!!! Aku duluan!” Vando pamit kepasukan geng nya.
“Oke Broooo!!!” Jawab mereka kompak, dan aku hanya tersenyum.

Dijalan, aku hanya diam, mengatur nafas dan detak jantungku agar bisa lebih tenang.  Vandopun lebih banyak diam, hanya melempar beberapa pertanyaan standar. Rumahmu daerah mana ga? Pertigaan kekanan atau kekiri? Tinggal sama siapa? Bla bla bla. Dan aku jawab dengan singkat jelas padat.

“Owh, jadi ini rumah kamu ga, padahal sering lewat sini, tapi gak tau kalau kamu tinggal disini! hehe” kata vando sesampainya didepan rumah.
“Mampir dulu yuk van” Tawarku
“Emm gak usah deh, yang penting aku sudah tau dimana aku mesti jemput kamu lain waktu! Duluan ya, bye...” jawab vando kemudian segera tancap gas.
“Eh, iya. Makasi van!” Teriakku pada vando yang sudah agak jauh.

Hah? Kata vando tadi, dia tau kemana harus jemput aku? Jemput? Apa dia punya rencana mengajakku jalan? Hihi ngarep!

###

3 Kandidat pemilik R.A...

Sepulang sekolah, dikamar aku masih memikirkan tentang siapa R.A! aku baru sadar kalau teman sebangkuku juga memiliki inisial nama R.A. Ramadhian Aldyansayah alias Aldy alias my guardian angel sipaket lengkap! Sampai saat ini aku masih berfikir kalau pengirim itu seorang perempuan, dan itu adalah Riyanti. Tapi bukankah ada kemungkinan juga kalau itu seorang laki-laki. Wait, kalau itu ada kemungkinan, siapa lagi teman sekelasku yang mempunyai inisial R.A?

Aku segera mencari daftar nama temanku dirak buku, setelah aku lihat ternyata masih ada 1 orang lagi yang mempunyai nama berinisial R.A! Revando Arnoldi! Makhluk sempurna super cool yang baru saja mengantarkanku pulang! Hah??? Mimpi apa aku semalam?! Oke, pertama! kalau itu adalah Riyanti, aku beruntung ada perempuan baik, lembut, dan pintar yang mencintaiku. Kedua, kalau itu Aldy betapa lebih beruntungnya aku dicintai oleh guardian angel yang punya paket lengkap! Atau kalaupun itu vando, aku juga gak rugi, bisa dicintai oleh orang sesempurna vando! Waaaaa R.A! siapa sih kamu?!!!

Hari demi hari aku lalui dengan rasa yang masih penasaran. Masih dengan pertanyaan yang sama, siapakah R.A sebenarnya. Apa kalian masih menyarankanku untuk menanyakannya langsung pada mereka bertiga agar tau siapa R.A sebenarnya? Oke, coba kita  bikin beberapa pertanyaan yang disesuaikan.

1. Riyanti, makasih ya untuk surat saat hari ulang tahunku waktu itu. Apa kamu serius?
- Surat? Surat apa ya ga? Repot amat bikin surat buat kamu? toh aku bisa ngomong langsung kalau memang ada yang mau dibicarakan.
See? Bagaimana kalau jawaban itu yang aku dengar? Selanjutnya...

2. Aldy, kenapa sih musti ditulis dikertas! Aku lebih suka kamu ngomong langsung. Bukannya tiap hari kamu punya kesempatan untuk itu?
- Kamu ngomong apa sih ga? Kertas? Kesempatan? Maksudnya? Kamu salah minum obat ya?
Nah kan! kalau yang ini...

3. Vando, kamu romantis sekali dengan kata-katamu dikertas itu. Aku menyukainya!
- Kertas apa an? Suka? Kamu suka aku? Kamu maho ya? Stop! Jauh-jauh dari aku mulai sekarang!

Kalian masih kekeh dengan ide kalian itu? Sama sekali bukan ide yang bagus!

Aku mencoba mengingat siapa yang punya kesempatan menaruh kertas itu sebelum aku datang. Mulai dari riyanti, dia orang pertama yang mengucapkan selamat dilorong sekolah. Tentu saja dia sangat punya kesempatan untuk menaruh kertas itu dilaciku terlebih dulu. Vando, sewaktu masuk kelas, aku lihat dia sedang duduk ditaman sekolah dengerin musik dari ipodnya. Dia juga punya kemungkinan untuk itu. Dan aldy, sewaktu duduk dibangku, aku melihat tasnya sudah berada dibangkunya. Itu artinya dia juga punya kesempatan dan ada kemungkinan yang menaruh kertas itu. Aaaarrrrrgh! Aku semakin pusing memikirkannya!

###


Sebuah Kencan?

Apa kalian kangen sama kak dion? Pasca tragedi ciuman pertamaku waktu itu pasti kalian bertanya-tanya tentang hubunganku dengan kak dion. Setelah pernyataan kak dion yang terang-terangan bilang mencintaiku, dan merenggut ciuman pertamaku yang aku berikan dengan senang hati, hehe pasti kalian bertanya apakah mulai saat itu kami pacaran?

Sebenarnya, hubunganku dengan kak dion setelah tragedi ciuman itu justru jadi sedikit kikuk. Merasa gak enak? Mungkin! Aku maupun kak dion tak pernah membahasnya. Tapi setiap weekend kak dion selalu mengajakku jalan. Entah nonton bioskop, jogging kemanahan atau bersepeda ke car free day, jalan-jalan kengarsopuro, atau sekedar makan diGALABO. Nah, aku sudah menyebutkan beberapa tempat yang asik untuk weekend dikota tercintaku ini, silahkan googling dan mampir kesana kalau sedang berkunjung kesolo [promo wisata colongan] :p

Pacaran atau tidak, aku juga tak tahu harus mengartikannya seperti apa. Mungkin kalian bisa menyimpulkannya sendiri.

Hari ini adalah hari sabtu, kak dion sebelumnya janji akan mengajak jalan. Tapi tiba-tiba temannya datang dan mengajaknya keluar. Alhasil, aku sendiri dirumah karena mama papa sedang berada dimanado.

Baru saja aku menghidupkan DVD dan berniat menghabiskan waktu dengan nonton film, tapi tiba-tiba ada pesan masuk diHP ku.

[Hai ga, ada rencana keluar malam ini?] aku baca pesan tersebut yang ternyata dari vando. hampir saja aku melonjak kegirangan kalau tak segera sadar ada bi inah.
[Tadinya! Tapi ternyata harus jadi penunggu rumah dan melototin TV karena rencana batal] balasku.
[Bisakah kembali melanjutkan rencanamu itu denganku? Aku jemput 30 menit lagi] balas vando yang benar-benar membuatku melonjak kegirangan. Untung bik inah sudah didapur.
[Sepertinya tawaran yang menarik!] balasku sambil berlari kekamar untuk bersiap-siap.
[Oke! Wait me] balasnya

Pasti!!!! Batinku dalam hati.

Apa itu adalah ajakan sebuah kencan? Apa kalian berfikir seperti itu? Kalau iya, akau akan mengamininya. Hihi

30 menit kemudian vando sudah berada didepan rumah, aku segera keluar dan pamit sama bik inah untuk keluar sebentar dengan teman, siapa tau kak dion pulang lebih cepat dari aku dan menanyakan keberadaanku padanya.

“Jadi, mau kemana kita?” tanyaku pada vando.
“Sudah makan malam?” tanya vando balik dan aku jawab dengan menggelengkan kepala.
“Cari tempat makan, bukan ide jelek kan?” sambungnya.
“Tentu. Apalagi ada yang mentraktirku” jawabku sambil tersenyum naik kemotornya.
“Sial, selain jadi tukang ojek, ternyata aku harus keluar duit buat sebuah traktiran makan, malam ini” jawabnya
“Hahaha”

Aku dan vando berkeliling sebentar sebelum menentukan tempat makan yang kita datangi. Jalanan cukup ramai karena malam minggu. Setelah sedikit berdiskusi tentang selera makan, ahirnya kami memutuskan untuk makan seafood. Karena ternyata vando juga menyukai makanan laut. Kamipun memesan makanan dengan jumlah yang sedikit berlebihan. Aku sempat melarang vando untuk terus mengucapkan menu yang dipesan pada pelayan, tapi vando yakin kami bisa menghabiskannya karena sama-sama suka.

“Emmm ga!” kata vando tiba-tiba saat tengah makan.
“Ya....” jawabku singkat.
“Sepertinya kamu dekat sekali dengan 2 orang yang sering berangkat atau pulang bareng sama kamu!”
“Hah? Siapa? Owh, arin sama risky maksud kamu? iya, mereka sahabatku dari kecil. Memangnya ada apa?”
“Ah, engga. Cuma pengin tau aja. Pantes kalian kelihatan akrab.”

Aku dan vando ngobrol banyak malam ini. Dan kebanyakan dia yang bertanya aku yang menjawab. Hampir seperti dialog dalam sebuah wawancara. Tapi aku tak mempermasalahkannya. Tapi kenapa ya, vando banyak bertanya? Sepertinya dia ingin tau banyak tentang pergaulanku. Apa dia sedang melakukan pedekate? Semoga saja! Hehe

Aku sedikit heran sebenarnya. Vando yang dulu dikenal dengan sipembuat onar, ahir-ahir ini kelakuannya terlihat sedikit manis. Aku masih ingat 5 bulan lalu ia berkelahi dengan seorang siswa dari kelas sebelah hanya karena berebut meja dikantin. 4 bulan lalu, ia dihukum lari keliling lapangan karena ketahuan bolos sekolah dengan melompat pagar. 3 bulan lalu ia dipanggil kekantor oleh bu rina karena menyuruh jono, bono, dan dono bikin surat ijin palsu. Dan 2 bulan lalu ia hampir discors oleh kepala sekolah karena ketahuan merokok dibelakang sekolah. Tapi sebulan terahir ini ia tak bertingkah dan berkelakuan lebih manis. Semoga saja bukan sebuah pertanda yang tak baik, dan memang sifat aslinya manis. Anehnya meskipun dikenal nakal nilainya selama ini selalu diatas rata-rata, dan anehnya lagi ketika disekolah sifat vando padaku juga kembali seperti awal masuk sekolah, jarang mengajakku berbicara seperti tak mengenalku.

###

Kenaikan kelas...

Tak terasa setahun sudah aku berada dikelas X. Setelah melewati ujian, hari ini adalah  penerimaan raport kenaikan kelas, sekaligus pengumuman jurusan. Aku sendiri yang mengambil raport ku karena mama papa sedang diluar kota dan tak bisa pulang, sedangkan kak dion sedang ujian. Itu tak jadi masalah buatku, karena aku sadar sudah terlalu banyak merepotkan mereka. 

“Ga, gimana kalau raport kamu diambilin papaku sekalian aja?” kata risky
“Bener tuh ga, kalau engga, ayahku juga gak keberatan ngambilin raportmu!” tambah arin
“Gak usah lah, lagian kasian om seto atau om agus kalau musti ngambil 2 raport. Kalau satu kelas sekalian sih gak papa. Kita kan beda kelas! Lagi pula, aku sudah bilang sama bu rina kuq kalau aku sendiri yang ambil. Beliau gak keberatan dan bisa memakluminya.” jelasku
“Kira-kira kamu bisa mempertahankan prestasi kamu waktu diSMP gak ya ga? Jadi juara umum?!” tanya risky.
“Dan kita bisa satu jurusan dalam satu kelas gak ya ga?” timpal arin.
“Gak tau juga deh! Kita lihat nanti ya!”

Bersambung...

0 coment�rios: