R.A...?
R.A?
apakah ini benar-benar kau tujukan padaku? Bisa saja ada yang berulang tahun
selain aku hari ini, dan surat ini tak sengaja nyasar kelaciku! Ah, gak
mungkin! Ini pasti memang ditujukan buatku. Tapi, siapa dia?
Aku
sedang berfikir siapa pengirim surat ini tapi tiba-tiba bell masuk berbunyi,
aku segera melipat surat ini kembali dan segera memasukkannya dalam tas. Aku
tak mau ada orang yang tau tentang ini, sebelum aku tau siapa yang telah
menaruhnya. Aldy terlihat masuk kedalam kelas dan segera duduk dikursinya.
“Hei
al, dari mana saja kamu?” sapaku pada aldy.
“Dari
toilet. Oh ya, aku dengar ada yang sedang ulang tahun hari ini? Apa aku akan
dapat traktiran makan dikantin istirahat nanti?” kata aldy sambil tersenyum.
“Tentu,
kamu akan dapat itu kalau kau berikan ucapan dan doa sebelumnya!” jawabku
memberikan syarat.
“Mudah
sekali! Happy Birthday Sweety! Wish you all the best!” kata aldy sambil
mengulurkan tangannya.
“Thanks
al!”
“So,
aku ingin semangkuk bakso dengan double pangsit dan segelas lemon tea ice
istirahat nanti! Deal?”
“Hei,
aku butuh doa yang tulus, bukan doa dengan syarat dan ketentuan diatas!”
protesku.
“Hahaha
of course my bro! Doa ku tulus setulus tulusnya, dan lebih tulus lagi kalau kau
mengucap kata “deal” dengan syarat ketentuan tadi!”
“Hahaha
dasar! Oke, deal!”
###
“Dooooooorrrrrrrr!!!!!!”
Suara mengagetkanku dari belakang ketika aku duduk dikursi taman sekolah
sewaktu jam istirahat.
“Monyettttttttt!!!!
Ngagetin aja sih! Apa itu sudah jadi hobby kalian!” omelku pada 2 monyet yang
mengagetkanku! Siapa lagi kalau bukan arin dan risky!
“Yeee,
sewot amat sih, lagi dapet ya mas?” Sindir arin dan membuatku semakin manyun.
“Happy
Birthdaaaaaaay!!!” Kata arin dan risky bersamaan sambil memelukku.
“Hah?
Masih ingat? Kirain lupa!”
“Ya
gak mungkin lah lupa ultah sahabat baiknya!” jawab risky.
“Sahabat
baik apaan, tega ngebiarin sahabatnya naek angkot kesekolah dihari ulang
tahunnya!” protesku.
“Hehehe
sengaja! Bikin kamu sebel dulu sebelum kita kasi surprise...!hehe” kilah risky.
“Maksudnyaaaaa!”
“Gak
sebel lagi kan kalau udah dapet kado dari kita! Taraaaaa, Special brownis ala
chef arin paling manisss!” Kata arin sambil memberikan sekotak kue brownis.
“Daaan,
sebuah kado karya calon seniman besar special buat angga pradita seorang!”
Sambung risky sambil memberikan kadonya tak mau kalah heboh.
“Waw,
thankyu... serius ini kamu yang buat rin? Gak bikin diare kan? Gak yakin
deh..haha”
“Sialan!
Udah belajar privat sama mama selama sebulan tau! Kalau gak mau yauda, sinih!”
jawab arin manyun.
“Hahaha
bercanda! Mau dung, kalau ada lagi juga boleh..hehe kalau yang ini apa ky?”
Tanyaku pada risky sambil membuka kado darinya. Dan isinya adalah lukisan kami
bertiga yang dibikin sama risky dengan sangat WAW.
“Wow,
keren ky, mirip banget sama aslinya. Cuma lukisan dibagian kamu deh yang gak
mirip! Kuq cakepan yang dilukisan ya? curang nih, lukisan sendiri
dicakep-cakepin! huhu”
“Hahaha
biarin! Suka-suka yang lukis dong! Hahaha”
“Eh,
belum pada makan kan?” tanyaku pada mereka.
“Asal
kamu tau, aku sengaja tidak sarapan pagi tadi biar ada tempat yang banyak
diperutku buat makanan dari traktiranmu! Hahaha”
“Hahaha
dasar! Yaudah yuk aku traktir, beberapa temen sekelasku juga uda nunggu tuh,
kita makan bareng-bareng ya!”
Aku,
aldy, rianti, arin dan risky makan satu meja dikantin sambil bercanda tawa. Aku
merasa ada sepasang mata yang memperhatikan kami dari meja sudut lain. Aku
memastikannya dengan menoleh kearahnya! Dan tepat! Seseorang dengan tatapan
dinginnya memperhatikan meja kami, dan ia tak bisa berkutik ketika kupergoki.
Pandangan kami beradu, ia lalu membuang mukanya dan tak lama berselang ia
meninggalkan kantin. Vando! kenapa kamu menatap kami dengan pandangan seperti
itu?! Gumamku dalam hati. Apa sebenernya dia pengin gabung ya? Padahal kalaupun
iya, aku tak keberatan sama sekali. Justru dengan senang hati. Hehe
“Ngliatin
apa sih ga?” Tanya arin tiba-tiba.
“Ah
engga, gak ada apa-apa kuq! ayo lanjutin lagi critanya, tadi sampai mana?”
###
Aku
rebahan dikamar, aku buka tas dan aku baca lagi tulisan dikertas yang tadi pagi
aku temukan dilaci mejaku waktu disekolah.
Seperti
padi hijau disawah berhias kilau embun dipagi hari...
Begitulah
sejuknya hatiku ketika bersamamu...
Seperti
hembusan angin yang syahdu nan semilir...
Begitulah
damai hatiku berada disampingmu...
Meski
mentari tak terbit esok pagi,
Aku
akan tetap merasa hangat bila melihat senyummu...
Selamat
ulang tahun cinta,
Semoga
hatimu terjaga dalam bahagia...
R.A.
R.A?
siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu harus membuatku penasaran! Kalau hanya untuk
mengucapkan selamat ulang tahun, sepertinya tak perlu membuat sebuah tanda
tanya seperti ini. Tulisannya juga dibuat dengan sangat rapi dan hati-hati, tak
mungkin aku mencari tahu tulisan siapa ini. Pasti beda dengan tulisannya
sehari-hari. Tunggu! Kalau memang R.A adalah inisial nama, dikelasku perempuan
satu-satunya yang mempunyai inisial R.A adalah Rianti! Rianti Amanda! Tapi apa
benar dia? Well, dia memang orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun
padaku, dia juga selalu baik selama ini. Tapi apa karna Cuma baik, terus dia
suka sama aku? Ah tidak, aku harus mencari tahu siapa R.A yang dimaksud dalam
kertas ini.
Cemburu...?
Aku
keluar kamar dan berniat untuk ambil air minum didapur, diruang tengah aku
berpapasan dengan kak dion.
“Kak
dion uda pulang?”
“Uda
ga, tapi mau keluar lagi sama vika bentar.”
“Kuq
kak dion sekarang sering jalan sama kak vika? Berangkat kuliah bareng, belajar
juga bareng, dan sekarang sering keluar bareng!” Protesku
“Kan
kak dion sama kak vika satu universitas, satu jurusan, dan satu kelas! Gak ada
salahnya kan? Emang gak boleh ya?”
“Bukannya
gitu, Cuma...” kataku terpotong.
“Kamu
cemburu?” tuduh kak dion memotong kataku
“Cemburu?
Maksudnya?”
“Iya,
kamu cemburu kan kalau kak dion deket sama kak vika?”
“A...
aaa.. kuuuu!” aku tak tahu harus menjawab apa.
“Yaudah,
nanti kita bicara lagi, kak dion buru-buru, vika juga udah nunggu!” kata kak
dion yang segera berlalu meninggalkanku.
Kak
dion, bahkan hanya mengucapakan ulang tahun saja, kamu sudah tak sempat!
Gumamku. Aku kemudian kembali kekamar lagi, tak jadi ambil air minum. Rasanya
sudah tak haus meski tak minum seabad lagi! Hiks
Kado terindah dari seorang terindah
dimalam terindah...
Aku
hanya mengurung diri dikamar setelah mandi, setelah itu kembali mengurung diri
dikamar sampai ada seseorang yang mengetuk pintu. Dengan malas aku membuka pintu
kamarku.
“Happy
Birthdaaaaaay!” Suara yang terdengar ketika pintu terbuka.
Yang
kulihat hanya kak dion dengam membawa sebuah kotak kado ditangannya. Tapi,
sepertinya mood ku sudah terlanjur hilang, kenapa juga kak dion, orang yang aku
inginkan untuk menjadi orang pertama yang mengucapkannya justru baru sekarang
jadi orang yang kesekian.
“Owh,
makasih kak...” Jawabku dengan malas.
“Kuq
gitu doang? Gak seneng ya, kak dion ucapin? Atau kurang suka sama kadonya?
Kurang gede?”
“Ah,
engga kak, angga Cuma sedikit pusing. Gimana tadi jalan-jalan sama kak vika?
Pasti seru ya...” kataku sedikit cemberut
“Kamu
kuq ngomong gitu ga? Kamu gak suka kak dion deket kak vika? Apa kamu
benar-benar cemburu?”
“.....”
“Aku
tadi mengajak vika jalan buat nemenin cari jam tangan buat kado kamu ga.
Mungkin kak dion paling telat ngucapinnya, tapi kak dion selalu ingat ultahmu,
kalau tak percaya kamu bisa kekamar kak dion untuk lihat langsung berapa besar
lingkaran dikalender kak dion untuk tanggal ulang tahunmu!” jelas kak dion yang
membuat sedikit tersenyum, tapi tetap saja aku masih merasa kesal padanya.
“Hei,
katakan sesuatu! Apa segitu kesalnya kamu sama kak dion?” sambung kak dion.
“Entahlah
kak”
“Benar
kamu cemburu?”
“.....”
lagi-lagi aku terdiam tak tahu harus menjawab apa, tapi hatiku tak bisa
dibohongi. Mungkin aku memang cemburu. Aku hanya tertunduk diam.
“Angga,
kamu cemburu?” tegas kak dion lagi.
“Kenapa
kak dion menuduhku seperti itu?” aku sedikit menegakkankan pandanganku.
“Mata
kamu yang berbicara! Kamu tak bisa membohongi kak dion! Karena itu juga yang
kak dion rasa ketika melihatmu lebih dekat sama arin, risky, atau teman kamu
yang lain.” Kata kak dion yang membuatku kembali tertunduk.
“Sebaiknya
kak dion kembali kekamar, kita bicara lagi lain waktu, angga capek ingin istirahat.”
Kataku sambil menutup pintu yang kemudian ditahan oleh kak dion.
“Aku
sayang sama kamu ga! Aku mencintaimu!”
Deeeeeeggg!
Kata-kata kak dion yang kudengar membuatku ingin sekali pingsan, hatiku kejang
tak karuan, atau sebentar lagi aku akan ayan! Noooooo!!!!! tidak! Aku tak boleh
merusak suasana yang indah ini. Apa aku salah dengar? Ini bukan mimpi kan?
Aku
diam masih tertunduk beberapa saat dan tak tahu harus menjawab apa.
“Kalau
kak dion sedang bikin lelucon dihari ulang tahun angga, itu sama sekali tak
lucu!” kalimat itu tiba-tiba meluncur dari mulutku.
Aku
berfikir, mungkin kak dion hanya mengerjaiku, atau ini memang hanya sebuah
lelucon! Kalau itu benar, aku sangat membencinya! Leluconnya sungguh tak lucu!
Kak dion diam mendengar jawabanku.
“Selamat
malam kak!” Kataku sambil berniat menutup pintu kembali.
Tapi
lagi-lagi kak dion menahannya. Tak hanya itu, kak dion juga menarik tanganku,
aku tersentak kaget dan kepalaku mendongak kearahnya. Tangan kirinya memeluk
pinggangku dan mendekatkan tubuhku ketubuhnya, kepalanya sedikit tertunduk
karena tubuhku lebih pendek darinya. Dan dengan waktu yang sangat singkat dan
cepat, tiba-tiba tubuh kami sudah menyatu dalam sebuah pelukan, dan aku
merasakan sesuatu yang hangat dan basah dibibirku! Tak salah lagi, itu adalah
bibir kak dion! Ini??? Oh My GOD!!!
This
is My First Kiss!!!
Bersambung...
0 coment�rios: