Home Top Ad

Responsive Ads Here

R.A...? R.A? apakah ini benar-benar kau tujukan padaku? Bisa saja ada yang berulang tahun selain aku hari ini, dan surat ini tak sen...

Sebuah Rahasia [Eps 12]


R.A...?

R.A? apakah ini benar-benar kau tujukan padaku? Bisa saja ada yang berulang tahun selain aku hari ini, dan surat ini tak sengaja nyasar kelaciku! Ah, gak mungkin! Ini pasti memang ditujukan buatku. Tapi, siapa dia? 

Aku sedang berfikir siapa pengirim surat ini tapi tiba-tiba bell masuk berbunyi, aku segera melipat surat ini kembali dan segera memasukkannya dalam tas. Aku tak mau ada orang yang tau tentang ini, sebelum aku tau siapa yang telah menaruhnya. Aldy terlihat masuk kedalam kelas dan segera duduk dikursinya.

“Hei al, dari mana saja kamu?” sapaku pada aldy.
“Dari toilet. Oh ya, aku dengar ada yang sedang ulang tahun hari ini? Apa aku akan dapat traktiran makan dikantin istirahat nanti?” kata aldy sambil tersenyum.
“Tentu, kamu akan dapat itu kalau kau berikan ucapan dan doa sebelumnya!” jawabku memberikan syarat.
“Mudah sekali! Happy Birthday Sweety! Wish you all the best!” kata aldy sambil mengulurkan tangannya.
“Thanks al!”
“So, aku ingin semangkuk bakso dengan double pangsit dan segelas lemon tea ice istirahat nanti! Deal?”
“Hei, aku butuh doa yang tulus, bukan doa dengan syarat dan ketentuan diatas!” protesku.
“Hahaha of course my bro! Doa ku tulus setulus tulusnya, dan lebih tulus lagi kalau kau mengucap kata “deal” dengan syarat ketentuan tadi!”
“Hahaha dasar! Oke, deal!”
###
“Dooooooorrrrrrrr!!!!!!” Suara mengagetkanku dari belakang ketika aku duduk dikursi taman sekolah sewaktu jam istirahat.
“Monyettttttttt!!!! Ngagetin aja sih! Apa itu sudah jadi hobby kalian!” omelku pada 2 monyet yang mengagetkanku! Siapa lagi kalau bukan arin dan risky!
“Yeee, sewot amat sih, lagi dapet ya mas?” Sindir arin dan membuatku semakin manyun.
“Happy Birthdaaaaaaay!!!” Kata arin dan risky bersamaan sambil memelukku.
“Hah? Masih ingat? Kirain lupa!”
“Ya gak mungkin lah lupa ultah sahabat baiknya!” jawab risky.
“Sahabat baik apaan, tega ngebiarin sahabatnya naek angkot kesekolah dihari ulang tahunnya!” protesku.
“Hehehe sengaja! Bikin kamu sebel dulu sebelum kita kasi surprise...!hehe” kilah risky.
“Maksudnyaaaaa!”
“Gak sebel lagi kan kalau udah dapet kado dari kita! Taraaaaa, Special brownis ala chef arin paling manisss!” Kata arin sambil memberikan sekotak kue brownis.
“Daaan, sebuah kado karya calon seniman besar special buat angga pradita seorang!” Sambung risky sambil memberikan kadonya tak mau kalah heboh.
“Waw, thankyu... serius ini kamu yang buat rin? Gak bikin diare kan? Gak yakin deh..haha”
“Sialan! Udah belajar privat sama mama selama sebulan tau! Kalau gak mau yauda, sinih!” jawab arin manyun.
“Hahaha bercanda! Mau dung, kalau ada lagi juga boleh..hehe kalau yang ini apa ky?” Tanyaku pada risky sambil membuka kado darinya. Dan isinya adalah lukisan kami bertiga yang dibikin sama risky dengan sangat WAW.
“Wow, keren ky, mirip banget sama aslinya. Cuma lukisan dibagian kamu deh yang gak mirip! Kuq cakepan yang dilukisan ya? curang nih, lukisan sendiri dicakep-cakepin! huhu”
“Hahaha biarin! Suka-suka yang lukis dong! Hahaha”
“Eh, belum pada makan kan?” tanyaku pada mereka.
“Asal kamu tau, aku sengaja tidak sarapan pagi tadi biar ada tempat yang banyak diperutku buat makanan dari traktiranmu! Hahaha”
“Hahaha dasar! Yaudah yuk aku traktir, beberapa temen sekelasku juga uda nunggu tuh, kita makan bareng-bareng ya!”

Aku, aldy, rianti, arin dan risky makan satu meja dikantin sambil bercanda tawa. Aku merasa ada sepasang mata yang memperhatikan kami dari meja sudut lain. Aku memastikannya dengan menoleh kearahnya! Dan tepat! Seseorang dengan tatapan dinginnya memperhatikan meja kami, dan ia tak bisa berkutik ketika kupergoki. Pandangan kami beradu, ia lalu membuang mukanya dan tak lama berselang ia meninggalkan kantin. Vando! kenapa kamu menatap kami dengan pandangan seperti itu?! Gumamku dalam hati. Apa sebenernya dia pengin gabung ya? Padahal kalaupun iya, aku tak keberatan sama sekali. Justru dengan senang hati. Hehe 

“Ngliatin apa sih ga?” Tanya arin tiba-tiba.
“Ah engga, gak ada apa-apa kuq! ayo lanjutin lagi critanya, tadi sampai mana?”

###

Aku rebahan dikamar, aku buka tas dan aku baca lagi tulisan dikertas yang tadi pagi aku temukan dilaci mejaku waktu disekolah.

Seperti padi hijau disawah berhias kilau embun dipagi hari...
Begitulah sejuknya hatiku ketika bersamamu...
Seperti hembusan angin yang syahdu nan semilir...
Begitulah damai hatiku berada disampingmu...
Meski mentari tak terbit esok pagi,
Aku akan tetap merasa hangat bila melihat senyummu...
Selamat ulang tahun cinta,
Semoga hatimu terjaga dalam bahagia...
R.A.

R.A? siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu harus membuatku penasaran! Kalau hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun, sepertinya tak perlu membuat sebuah tanda tanya seperti ini. Tulisannya juga dibuat dengan sangat rapi dan hati-hati, tak mungkin aku mencari tahu tulisan siapa ini. Pasti beda dengan tulisannya sehari-hari. Tunggu! Kalau memang R.A adalah inisial nama, dikelasku perempuan satu-satunya yang mempunyai inisial R.A adalah Rianti! Rianti Amanda! Tapi apa benar dia? Well, dia memang orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku, dia juga selalu baik selama ini. Tapi apa karna Cuma baik, terus dia suka sama aku? Ah tidak, aku harus mencari tahu siapa R.A yang dimaksud dalam kertas ini.

Cemburu...?

Aku keluar kamar dan berniat untuk ambil air minum didapur, diruang tengah aku berpapasan dengan kak dion.

“Kak dion uda pulang?”
“Uda ga, tapi mau keluar lagi sama vika bentar.”
“Kuq kak dion sekarang sering jalan sama kak vika? Berangkat kuliah bareng, belajar juga bareng, dan sekarang sering keluar bareng!” Protesku
“Kan kak dion sama kak vika satu universitas, satu jurusan, dan satu kelas! Gak ada salahnya kan? Emang gak boleh ya?”
“Bukannya gitu, Cuma...” kataku terpotong.
“Kamu cemburu?” tuduh kak dion memotong kataku
“Cemburu? Maksudnya?”
“Iya, kamu cemburu kan kalau kak dion deket sama kak vika?”
“A... aaa.. kuuuu!” aku tak tahu harus menjawab apa.
“Yaudah, nanti kita bicara lagi, kak dion buru-buru, vika juga udah nunggu!” kata kak dion yang segera berlalu meninggalkanku.

Kak dion, bahkan hanya mengucapakan ulang tahun saja, kamu sudah tak sempat! Gumamku. Aku kemudian kembali kekamar lagi, tak jadi ambil air minum. Rasanya sudah tak haus meski tak minum seabad lagi! Hiks

Kado terindah dari seorang terindah dimalam terindah...

Aku hanya mengurung diri dikamar setelah mandi, setelah itu kembali mengurung diri dikamar sampai ada seseorang yang mengetuk pintu. Dengan malas aku membuka pintu kamarku.
“Happy Birthdaaaaaay!” Suara yang terdengar ketika pintu terbuka.
Yang kulihat hanya kak dion dengam membawa sebuah kotak kado ditangannya. Tapi, sepertinya mood ku sudah terlanjur hilang, kenapa juga kak dion, orang yang aku inginkan untuk menjadi orang pertama yang mengucapkannya justru baru sekarang jadi orang yang kesekian.
“Owh, makasih kak...” Jawabku dengan malas.
“Kuq gitu doang? Gak seneng ya, kak dion ucapin? Atau kurang suka sama kadonya? Kurang gede?”
“Ah, engga kak, angga Cuma sedikit pusing. Gimana tadi jalan-jalan sama kak vika? Pasti seru ya...” kataku sedikit cemberut
“Kamu kuq ngomong gitu ga? Kamu gak suka kak dion deket kak vika? Apa kamu benar-benar cemburu?”
“.....”
“Aku tadi mengajak vika jalan buat nemenin cari jam tangan buat kado kamu ga. Mungkin kak dion paling telat ngucapinnya, tapi kak dion selalu ingat ultahmu, kalau tak percaya kamu bisa kekamar kak dion untuk lihat langsung berapa besar lingkaran dikalender kak dion untuk tanggal ulang tahunmu!” jelas kak dion yang membuat sedikit tersenyum, tapi tetap saja aku masih merasa kesal padanya.
“Hei, katakan sesuatu! Apa segitu kesalnya kamu sama kak dion?” sambung kak dion.
“Entahlah kak”
“Benar kamu cemburu?”
“.....” lagi-lagi aku terdiam tak tahu harus menjawab apa, tapi hatiku tak bisa dibohongi. Mungkin aku memang cemburu. Aku hanya tertunduk diam.
“Angga, kamu cemburu?” tegas kak dion lagi.
“Kenapa kak dion menuduhku seperti itu?” aku sedikit menegakkankan pandanganku.
“Mata kamu yang berbicara! Kamu tak bisa membohongi kak dion! Karena itu juga yang kak dion rasa ketika melihatmu lebih dekat sama arin, risky, atau teman kamu yang lain.” Kata kak dion yang membuatku kembali tertunduk.
“Sebaiknya kak dion kembali kekamar, kita bicara lagi lain waktu, angga capek ingin istirahat.” Kataku sambil menutup pintu yang kemudian ditahan oleh kak dion.
“Aku sayang sama kamu ga! Aku mencintaimu!”
Deeeeeeggg! Kata-kata kak dion yang kudengar membuatku ingin sekali pingsan, hatiku kejang tak karuan, atau sebentar lagi aku akan ayan! Noooooo!!!!! tidak! Aku tak boleh merusak suasana yang indah ini. Apa aku salah dengar? Ini bukan mimpi kan?
Aku diam masih tertunduk beberapa saat dan tak tahu harus menjawab apa.
“Kalau kak dion sedang bikin lelucon dihari ulang tahun angga, itu sama sekali tak lucu!” kalimat itu tiba-tiba meluncur dari mulutku.
Aku berfikir, mungkin kak dion hanya mengerjaiku, atau ini memang hanya sebuah lelucon! Kalau itu benar, aku sangat membencinya! Leluconnya sungguh tak lucu! Kak dion diam mendengar jawabanku.
“Selamat malam kak!” Kataku sambil berniat menutup pintu kembali.

Tapi lagi-lagi kak dion menahannya. Tak hanya itu, kak dion juga menarik tanganku, aku tersentak kaget dan kepalaku mendongak kearahnya. Tangan kirinya memeluk pinggangku dan mendekatkan tubuhku ketubuhnya, kepalanya sedikit tertunduk karena tubuhku lebih pendek darinya. Dan dengan waktu yang sangat singkat dan cepat, tiba-tiba tubuh kami sudah menyatu dalam sebuah pelukan, dan aku merasakan sesuatu yang hangat dan basah dibibirku! Tak salah lagi, itu adalah bibir kak dion! Ini??? Oh My GOD!!!

This is My First Kiss!!!

Bersambung...

0 coment�rios: