Malam yang indah...
“Aldy?”
Itu aldy kan?
Aku yakin itu aldy! Meski penampilannya beda, tapi sebagai teman sebangku, tak
mungkin aku salah! Gumamku dalam hati. Baru saja aku mau berdiri dan
memanggilnya, dia sudah lebih dulu meninggalkan mejanya.
“Ada apa ga?”
suara kak dion yang sudah berada disampingku.
“Ah, engga kak.
Kayak liat temenku tadi.”
Aku dan kak dion
menikmati makanan yang sudah dipesan. Pikiranku masih penuh dengan hal yang
baru saja aku lihat. Apa itu benar aldy? Kenapa penampilannya beda sekali
disekolah. Dari kaos yang ia pakai tadi, masa iya dia fans band semetal Deftones?
Paling banter paling D’masiv atau Wali, sambil nangis gulung-gulung tiap denger
lagunya. Eh, kenapa harus capek-capek mikirin? Toh, besuk aku bisa menanyakannya
disekolah!
Setelah kenyang,
dan berkeliling sebentar, aku dan kak dion kembali kerumah. Sungguh, hari yang
menyenangkan, mengingat sudah jarang aku bisa jalan sama kak dion seperti tadi.
Sampai dirumah ternyata hari sudah benar-benar gelap, aku menengok jam
dikamarku dan sudah menunjukkan pukul 21.00 Wib. Hah? Selama itu ya aku pergi
tadi? Batinku. Baru saja mandi, dan berganti pakaian hendak tidur, tiba-tiba
suara kak dion membuka pintu kamarku. Aku memang tak pernah mengunci kamarku,
karena aku rasa itu tak perlu, hanya akan membuatku repot kalau hendak keluar.
“Sudah tidur
dek?” tanya kak dion.
“Mungkin
sebentar lagi kak, tinggal menarik slimut, kemudian memejamkan mata.”
“Emangnya sudah
ngantuk ya? Kalau sekali-kali tidur agak malam untuk ngobrol, bukan jadi
masalahkan?” katanya sambil masuk dan duduk disisi ranjang.
“Sepertinya
tidak. Jadi, punya topik apa buat diobrolin?”
“Emm apa saja,
yang penting kamu mau menemani kak dion. Rumah ini terlalu sepi jika ditinggal
mama papa keluar kota seperti ini.”
Aku dan kak dion
ngobrol malam ini sambil tiduran diranjangku. Ada-ada saja topik yang kita
bahas, mulai dari musik, film, sekolah, rencana liburan, dan sampai pada
bahasan pacar! Ya, pacar! Pertanyaan itu lagi-lagi aku lontarkan!
“Kak dion sudah
punya pacar?”
“....”
“Kuq gak pernah
diajak kerumah?”
“Kamu gak bosan
ya tanya itu? Aku saja udah bosan buat jawab!”
“Kan wajar kak,
siapa pun pasti penasaran siapa cewek beruntung yang jadi pacar kakak ku yang
ganteng keren dan pintar ini”
“Bisa aja kamu! Kamu
sendiri kenapa gak kenalin pacar kamu!”
“Aku? Mana ada
yang mau jadi pacarku kak!”
“Kenapa gak mau?
Hanya orang bego yang gak mau sama adikku yang cakep dan baik ini, kalau saja
kamu cewek, aku akan meminta papa meminangmu jadi calon menantunya, bukan jadi
anaknya! Hahaha udah malam nih, tidur aja yuk. Kakak boleh tidur sama kamu kan?
Malas mau pindah, uda terlanjur nyaman disini.”
“Eh, iya kak,
emmm boleh.” jawabku sedikit kebingungan pikiranku masih sibuk mencerna maksud
perkataan kak dion tadi.
“Selamat tidur adikku
sayang...” kata kak dion sambil mencium keningku.
“Selamat tidur
kak...” jawabku dengan gemuruh jantungku yang tak karuan.
Benar saja,
malam ini aku justru tak bisa tidur. Terlalu nyaman untuk ditinggalkan! Aku
senyum-senyum sendiri sambil memperhatikan sosok yang aku cintai tidur
disampingku. Aku berdoa pada TUHAN semoga malam ini sedikit diperpanjang. Ah,
bodoh! Yang ada besok aku kesiangan kalau tak segera tidur! Aku segera
memejamkan mata dan berharap mimpi indah bersama kak dion.
###
Aldy kah?
“Kemarin pulang
sekolah kemana al?” tanyaku pada aldy sewaktu makan dikantin.
“Kemana?
Pulanglah, kerumah...” jawabnya cuek sambil menyantap semangkok soto dimejanya.
“Abis itu?”
“Emmm kemana ya?
Lupa!”
“Eh, band
favoritemu apa sih?”
“Kenapa? Mau
beliin aku CD nya buat kado ultah? Ultahku masi lama.”
“Yeeee, sapa
juga yang mau beliin. Tanya doang!”
“Lagian kenapa
sih dari tadi nanya mulu kayak emak-emak ngintrogasi anaknya yang nyuri mangga
tetangga.”
“Engga, jadi
kemarin kayak liat kamu gitu dimall. Tapi penampilannya jauh lebih keren. Hehe
aku kan Cuma mau mastiin, aku salah liat atau engga. Tapi kayaknya emang salah
liat deh! Hehe”
“Sialan, jadi
kamu bilang aku gak keren ya! huhuuu”
“Aku kan belum
rabun al! Hihihi”
Aldy Cuma manyun
mendengar jawabanku. Lagi pula, kayaknya memang bukan dia. Jadi, kenapa juga
harus dibahas.
###
Vando
yang sempurna, dan COOL...
Hari
ini jam pelajaran pak danu guru matematika untuk membagikan hasil ulangan
beberapa hari yang lalu. Semua teman-teman sekelas diam tak bersuara. Mugkin
karena takut nilai mereka jeblok! Itu terlihat dari ekspresi wajah mereka. Pak
danu mungkin terlihat seperti vampire dengan taring yang siap untuk menghisap
darah siapa saja yang nilainya kurang dari 6. Oke, itu mungkin berlebihan! Tapi
harusnya kalian melihat langsung ekspresi teman-teman sekelasku tiap situasi
seperti ini. Pak danu memang sudah bikin aturan sepihak yang terpaksa kami
sepakati dari awal tahun pelajaran lalu, siapa yang nilai ulangannya kurang
dari 6, harus mengikuti ulangan ulang, dan wajib mengerjakan PR yang biasanya
gak sedikit dan gak mudah! Sedangkan yang nilainya lebih dari 6, bebas dari PR
dan diperbolehkan meninggalkan kelas sewaktu ada ulangan ulang. Neraka buat
yang kurang dari 6, dan surga buat yang lebih dari 6. Dan seperti biasanya, pak
danu membacakan hasil ulangan dari bawah. Otomatis, yang kesebut pertama adalah
penghuni neraka (ulangan ulang.red)!
“Sayang
sekali, hari ini bapak punya kabar buruk untuk 13 siswa dari kalian, hampir
setengah dari isi kelas ini! oke, silahkan siapkan alat tulis buat yang namanya
bapak sebut! Ari, ana, dita, bla bla bla....” 13 anak disebut pak danu yang
artinya nilai mereka kurang dari 6 dan wajib mengulang. Ke 13 temanku yang
kesebut langsung tertunduk lesu, dan pucat. Untung namaku tidak kesebut!
Berjuanglah teman-teman! Hehehe
“Nah,
sekarang bapak bacakan yang nilainya 6 keatas, beserta nilainya! Reni 6,5 ,
Rita 7,0 , bla bla bla.... Ramadhian 9,5!”
“Wow,
kamu dapat 9,5 al! Hebat!” kataku pada aldy.
“Kamu
lebih bagus dari aku ga, kamu belum kesebut kan! Pasti dapat 10!” jawab aldy
merendah.
“Oke,
ternyata selain ada 13 siswa payah dikelas ini, ada juga 2 siswa hebat yang
sempurna mendapat nilai 10!” kata pak danu yang mengambil jeda sebentar.
“See?
It’s you beb!” kata aldy yang terdengar manis sekali membuatku semakin deng-deg
an tak karuan.
“Tunggu
al, pak danu bilang 2 siswa. Memangnya siapa yang belum kesebut selain aku?”
tanyaku pada aldy yang hanya dijawab dengan mengangkat bahunya.
“Selamat
buat Angga Pradita, dan Revando Arnoldi! Kalian mendapat nilai sempurna! Majulah
kedepan, dan ambillah hadiah kalian!”
Apa?
Vando? Anak gak niat sekolah itu bisa dapat nilai 10 juga! Wow! Anak itu,
ternyata gak seburuk yang aku kira! Batinku.
Aku
dan vando maju kedepan untuk mengambil hadiah dari pak danu. Selain perjanjian
neraka dan surga yang sudah aku jelaskan diatas tadi, pak danu menang juga
membuat aturan, siapa yang nilainya bisa sempurna akan diberikan hadiah. Entah
itu buku, bolpoint, atau alat tulis lainnya. Dan kali ini aku dan vando
mendapat sebuah buku catatan.
Teman
sekelas memberikan tepuk tangan dan selamat. Aku tersenyum pada mereka.
Sedangkan vando, tak usah ditanya! Mungkin dia tak pernah diajarkan senyum dari
bayi, ekspresinya tetap datar dan terkesan cuek! Dia sempat melirikku yang
artinya mungkin kurang lebih “Biasa aja
kaliiii!” huhu dasar orang aneh!
Seperti
perjanjian, kami yang nilainya lebih dari 6 boleh meninggalkan kelas. Aku dan
aldy sepakat pergi keperpustakaan
mengerjakan tugas bahasa indonesia yang tadi pagi diberikan, dan aku
juga sempat melihat vando beserta 3 ajudannya menuju kantin. Aku melewati kelas
risky, aku melambaikan tanganku sambil tersenyum yang mengartikan “hai ky, aku
punya jam bebas loooh!” dan risky pun menjawab dengan muka manyun dengan arti
“Sialan kamu ga! Tolong akuuu toloooong!” setelah aku tengok siapa yang sedang
mengajar kelas risky, aku melihat pak eko! Guru sejarah yang terkenal
membosankan dan selalu menyuruh mencatat, mencatat, dan selalu saja mencatat!
Hahaha Sampai dikelas arin, kelasnya terlihat kosong, mungkin sedang ada
praktek dilab.
“Gak
nyangka ya ga, si vando pintar juga!” kata aldy tiba-tiba.
“Iya,
aku juga sempet kaget tadi” jawabku
Pikiranku
melayang, tiba-tiba memikirkan vando. Dia itu keren, idola, dan pintar! Tapi
kenapa sikapnya nyebelin ya! Coba kalau dia itu bisa sedikit ramah dan sedikit
baik, Wow! Perfect bangetttt ngettt ngettt! Loh? Aku aku lagi-lagi mikirin dia!
Huh
Diperpustakaan,
aku dan aldy mengerjakan tugas bahasa indonesia sampai selesai. Waktu masih
tersisa panjang, dan aku memutuskan untuk mencari buku tentang sejarah dirak. Satu
buku yang terletak dirak paling atas menarik perhatian mataku. Aku mencoba mengambilnya,
tapi ternyata tidak sampai. Aku berusaha meraihnya, tapi tetap saja susah. Tapi
tiba-tiba saja ada sebuah tangan menggapainya dan memberikannya padaku.
“Rajinlah
minum susu penambah tinggi badan, agar lain kali kau tidak merepotkan orang
lain hanya untuk mengambil sebuah buku di rak sependek itu!” kata seorang yang
sedikit jangkung, keren dan jutek! No! Tidak, kali ini aku mengganti kata jutek
menjadi COOL! Biar jutek, tapi dia itu COOL! Yap, dia adalah Vando! Dia memang
mempunyai tinggi badan yang lebih dibandingkan aku.
“Van..Vando?
kenapa kamu disini?” kataku masih dengan ekspresi mlongo sedikit kaget! Pasti mukaku
jelek banget diadegan ini! fyuh..
“Memangnya
perpustakaan ini punya bapak kamu? Aku tak boleh kesini?” jawabnya tetap dengan
jutek! Oh tidak, sekali lagi bukan jutek, tapi COOL!
“Bukan
begitu maksudku... emmm” belum aku menyelesaikan perkataanku Vando sudah
berlalu meninggalkanku.
“Hei,
makasih...” kataku sedikit teriak dan tak diindahkan Vando.
Well,
Vando! sepertinya kamu berhasil mulai memenuhi memori diotakku! Karna aku pasti
akan sering memikirkanmu! Selain kak dion pastinya! Aaaaah apa sih!
###
ULTAH Ke-15...
Pagi
ini aku sudah siap berangkat sekolah, setelah mandi dan memakai seragamku
dengan rapi. Aku tersenyum didepan kalender yang sudah aku lingkari sebelum
keluar kamar. Hari ini, tepat tanggal ini adalah ulang tahunku. Semoga hariku
akan menyenangkan, batinku. Aku turun kebawah dan menuju meja makan untuk
sarapan, dan disana sudah ada bik inah yang merapikan meja.
“Selamat
pagi bik...” sapaku pada bik inah.
“Pagi
mas angga, ini bibik uda bikinin nasi goreng seafood favorite mas angga, ayo
segera dimakan, keburu dingin.”
“Iya
bik makasih ya, bibik emang selalu tau makanan favoriteku! Oya bik, kak dion
belum keluar kamar ya?”
“Uda
berangkat kekampus kuq tadi mas, sama mba vika kayaknya”
“Owh...”
kataku sedikit kecewa
Apa?
Kak dion uda berangkat sama kak vika? Dia gak ingat kalau hari ini ultahku? Padahal
aku pengin banget dia jadi orang yang pertama ngucapin! Hiks selesai sarapan,
aku terpaksa berangkat sendiri kesekolah naik angkot, karena risky juga sempat
telfon gak bisa jemput! Hadeeeeh, sepertinya doaku tak dikabulkan TUHAN! Kenapa
sial banget pas hari ULTAHku ini, hanya sepiring nasi goreng seafood bik inah
yang menyenangkanku pagi ini. huhuuu Sampai disekolah, aku bertemu dengan
rianti dilorong, dia tersenyum dan mendekatiku.
“Happy
Birthday angga!” ucapnya sambil mengulurkan tangan.
“Hei,
thankyu. Kamu tau hari ini ulang tahunku?”
“Sebagai
teman, sepertinya tak terlalu sulit mengingat ultah satu temannya!”
“Serius,
dari sekian banyak teman kamu hanya mengingat tanggal ultahku?”
“Menurutmu?
Haha tentu saja tidak. Aku punya data semua temanku, jadi sudah pasti tau hari
ini aku harus menagih traktir makan kesiapa! Hahaha”
“Hahaha
sial!”
Aku
dan rianti segera berjalan menuju kelas, sedangkan risky dan arin? Tak kulihat
batang hidungnya! Hah, dasar kampret! Awas aja kalau sampai melupakan tanggal
ultahku. Ternyata, orang pertama yang mengucapkan selamat dihari ultahku ke 15
ini justru rianti, orang yang aku kenal sejak SMP meski tak begitu akrab.
Sebelum
masuk kelas aku sempat melihat vando yang sedang duduk santai sendiri sambil
menikmati musik dari ipodnya dikursi taman. Tumben tu anak udah stay disekolah
jam segini, batinku. Sampai dikelas, aku segera menuju mejaku.
Tas
aldy udah ada, terus kemana tu anak? Kuq gak keliatan muka jeleknya? Gumamku.
Aku
memasukkan tas kedalam laci, tapi aku merasa ada sesuatu didalam laciku. Segera
aku mengambilnya, dan ternyata sebuah kertas yang dilipat rapi. Kertas apa ini?
batinku. Perlahan aku buka kertas itu, dan aku baca tulisan yang ada
didalamnya.
Seperti
padi hijau disawah berhias kilau embun dipagi hari...
Begitulah
sejuknya hatiku ketika bersamamu...
Seperti
hembusan angin yang syahdu nan semilir...
Begitulah
damai hatiku berada disampingmu...
Meski
mentari tak terbit esok pagi,
Aku
akan tetap merasa hangat bila melihat senyummu...
Selamat
ulang tahun cinta,
Semoga
hatimu terjaga dalam bahagia...
R.A.
Hah?
Apa ini untukku? R.A? siapa dia? Kata-katanya indah, hatiku bergetar dan
sungguh damai sekali membacanya. Semoga ini benar-benar untukku, dan tak ada
yang sedang ulang tahun hari ini selain aku. R.A? siapa dia?
Bersambung...
0 coment�rios: