Home Top Ad

Responsive Ads Here

Malam yang indah... “Aldy?” Itu aldy kan? Aku yakin itu aldy! Meski penampilannya beda, tapi sebagai teman sebangku, tak mungkin aku...

Sebuah Rahasia [Eps 11]


Malam yang indah...
“Aldy?”
Itu aldy kan? Aku yakin itu aldy! Meski penampilannya beda, tapi sebagai teman sebangku, tak mungkin aku salah! Gumamku dalam hati. Baru saja aku mau berdiri dan memanggilnya, dia sudah lebih dulu meninggalkan mejanya.
“Ada apa ga?” suara kak dion yang sudah berada disampingku.
“Ah, engga kak. Kayak liat temenku tadi.”

Aku dan kak dion menikmati makanan yang sudah dipesan. Pikiranku masih penuh dengan hal yang baru saja aku lihat. Apa itu benar aldy? Kenapa penampilannya beda sekali disekolah. Dari kaos yang ia pakai tadi, masa iya dia fans band semetal Deftones? Paling banter paling D’masiv atau Wali, sambil nangis gulung-gulung tiap denger lagunya. Eh, kenapa harus capek-capek mikirin? Toh, besuk aku bisa menanyakannya disekolah!

Setelah kenyang, dan berkeliling sebentar, aku dan kak dion kembali kerumah. Sungguh, hari yang menyenangkan, mengingat sudah jarang aku bisa jalan sama kak dion seperti tadi. Sampai dirumah ternyata hari sudah benar-benar gelap, aku menengok jam dikamarku dan sudah menunjukkan pukul 21.00 Wib. Hah? Selama itu ya aku pergi tadi? Batinku. Baru saja mandi, dan berganti pakaian hendak tidur, tiba-tiba suara kak dion membuka pintu kamarku. Aku memang tak pernah mengunci kamarku, karena aku rasa itu tak perlu, hanya akan membuatku repot kalau hendak keluar.

“Sudah tidur dek?” tanya kak dion.
“Mungkin sebentar lagi kak, tinggal menarik slimut, kemudian memejamkan mata.”
“Emangnya sudah ngantuk ya? Kalau sekali-kali tidur agak malam untuk ngobrol, bukan jadi masalahkan?” katanya sambil masuk dan duduk disisi ranjang.
“Sepertinya tidak. Jadi, punya topik apa buat diobrolin?”
“Emm apa saja, yang penting kamu mau menemani kak dion. Rumah ini terlalu sepi jika ditinggal mama papa keluar kota seperti ini.”
Aku dan kak dion ngobrol malam ini sambil tiduran diranjangku. Ada-ada saja topik yang kita bahas, mulai dari musik, film, sekolah, rencana liburan, dan sampai pada bahasan pacar! Ya, pacar! Pertanyaan itu lagi-lagi aku lontarkan!
“Kak dion sudah punya pacar?”
“....”
“Kuq gak pernah diajak kerumah?”
“Kamu gak bosan ya tanya itu? Aku saja udah bosan buat jawab!”
“Kan wajar kak, siapa pun pasti penasaran siapa cewek beruntung yang jadi pacar kakak ku yang ganteng keren dan pintar ini”
“Bisa aja kamu! Kamu sendiri kenapa gak kenalin pacar kamu!”
“Aku? Mana ada yang mau jadi pacarku kak!”
“Kenapa gak mau? Hanya orang bego yang gak mau sama adikku yang cakep dan baik ini, kalau saja kamu cewek, aku akan meminta papa meminangmu jadi calon menantunya, bukan jadi anaknya! Hahaha udah malam nih, tidur aja yuk. Kakak boleh tidur sama kamu kan? Malas mau pindah, uda terlanjur nyaman disini.”
“Eh, iya kak, emmm boleh.” jawabku sedikit kebingungan pikiranku masih sibuk mencerna maksud perkataan kak dion tadi.
“Selamat tidur adikku sayang...” kata kak dion sambil mencium keningku.
“Selamat tidur kak...” jawabku dengan gemuruh jantungku yang tak karuan.

Benar saja, malam ini aku justru tak bisa tidur. Terlalu nyaman untuk ditinggalkan! Aku senyum-senyum sendiri sambil memperhatikan sosok yang aku cintai tidur disampingku. Aku berdoa pada TUHAN semoga malam ini sedikit diperpanjang. Ah, bodoh! Yang ada besok aku kesiangan kalau tak segera tidur! Aku segera memejamkan mata dan berharap mimpi indah bersama kak dion.
###
Aldy kah?
“Kemarin pulang sekolah kemana al?” tanyaku pada aldy sewaktu makan dikantin.
“Kemana? Pulanglah, kerumah...” jawabnya cuek sambil menyantap semangkok soto dimejanya.
“Abis itu?”
“Emmm kemana ya? Lupa!”
“Eh, band favoritemu apa sih?”
“Kenapa? Mau beliin aku CD nya buat kado ultah? Ultahku masi lama.”
“Yeeee, sapa juga yang mau beliin. Tanya doang!”
“Lagian kenapa sih dari tadi nanya mulu kayak emak-emak ngintrogasi anaknya yang nyuri mangga tetangga.”
“Engga, jadi kemarin kayak liat kamu gitu dimall. Tapi penampilannya jauh lebih keren. Hehe aku kan Cuma mau mastiin, aku salah liat atau engga. Tapi kayaknya emang salah liat deh! Hehe”
“Sialan, jadi kamu bilang aku gak keren ya! huhuuu”
“Aku kan belum rabun al! Hihihi”
Aldy Cuma manyun mendengar jawabanku. Lagi pula, kayaknya memang bukan dia. Jadi, kenapa juga harus dibahas.
###
 Vando yang sempurna, dan COOL...
Hari ini jam pelajaran pak danu guru matematika untuk membagikan hasil ulangan beberapa hari yang lalu. Semua teman-teman sekelas diam tak bersuara. Mugkin karena takut nilai mereka jeblok! Itu terlihat dari ekspresi wajah mereka. Pak danu mungkin terlihat seperti vampire dengan taring yang siap untuk menghisap darah siapa saja yang nilainya kurang dari 6. Oke, itu mungkin berlebihan! Tapi harusnya kalian melihat langsung ekspresi teman-teman sekelasku tiap situasi seperti ini. Pak danu memang sudah bikin aturan sepihak yang terpaksa kami sepakati dari awal tahun pelajaran lalu, siapa yang nilai ulangannya kurang dari 6, harus mengikuti ulangan ulang, dan wajib mengerjakan PR yang biasanya gak sedikit dan gak mudah! Sedangkan yang nilainya lebih dari 6, bebas dari PR dan diperbolehkan meninggalkan kelas sewaktu ada ulangan ulang. Neraka buat yang kurang dari 6, dan surga buat yang lebih dari 6. Dan seperti biasanya, pak danu membacakan hasil ulangan dari bawah. Otomatis, yang kesebut pertama adalah penghuni neraka (ulangan ulang.red)!

“Sayang sekali, hari ini bapak punya kabar buruk untuk 13 siswa dari kalian, hampir setengah dari isi kelas ini! oke, silahkan siapkan alat tulis buat yang namanya bapak sebut! Ari, ana, dita, bla bla bla....” 13 anak disebut pak danu yang artinya nilai mereka kurang dari 6 dan wajib mengulang. Ke 13 temanku yang kesebut langsung tertunduk lesu, dan pucat. Untung namaku tidak kesebut! Berjuanglah teman-teman! Hehehe
“Nah, sekarang bapak bacakan yang nilainya 6 keatas, beserta nilainya! Reni 6,5 , Rita 7,0 , bla bla bla.... Ramadhian 9,5!”
“Wow, kamu dapat 9,5 al! Hebat!” kataku pada aldy.
“Kamu lebih bagus dari aku ga, kamu belum kesebut kan! Pasti dapat 10!” jawab aldy merendah.
“Oke, ternyata selain ada 13 siswa payah dikelas ini, ada juga 2 siswa hebat yang sempurna mendapat nilai 10!” kata pak danu yang mengambil jeda sebentar.
“See? It’s you beb!” kata aldy yang terdengar manis sekali membuatku semakin deng-deg an tak karuan.
“Tunggu al, pak danu bilang 2 siswa. Memangnya siapa yang belum kesebut selain aku?” tanyaku pada aldy yang hanya dijawab dengan mengangkat bahunya.
“Selamat buat Angga Pradita, dan Revando Arnoldi! Kalian mendapat nilai sempurna! Majulah kedepan, dan ambillah hadiah kalian!” 

Apa? Vando? Anak gak niat sekolah itu bisa dapat nilai 10 juga! Wow! Anak itu, ternyata gak seburuk yang aku kira! Batinku.

Aku dan vando maju kedepan untuk mengambil hadiah dari pak danu. Selain perjanjian neraka dan surga yang sudah aku jelaskan diatas tadi, pak danu menang juga membuat aturan, siapa yang nilainya bisa sempurna akan diberikan hadiah. Entah itu buku, bolpoint, atau alat tulis lainnya. Dan kali ini aku dan vando mendapat sebuah buku catatan. 

Teman sekelas memberikan tepuk tangan dan selamat. Aku tersenyum pada mereka. Sedangkan vando, tak usah ditanya! Mungkin dia tak pernah diajarkan senyum dari bayi, ekspresinya tetap datar dan terkesan cuek! Dia sempat melirikku yang artinya mungkin  kurang lebih “Biasa aja kaliiii!” huhu dasar orang aneh!

Seperti perjanjian, kami yang nilainya lebih dari 6 boleh meninggalkan kelas. Aku dan aldy sepakat pergi keperpustakaan  mengerjakan tugas bahasa indonesia yang tadi pagi diberikan, dan aku juga sempat melihat vando beserta 3 ajudannya menuju kantin. Aku melewati kelas risky, aku melambaikan tanganku sambil tersenyum yang mengartikan “hai ky, aku punya jam bebas loooh!” dan risky pun menjawab dengan muka manyun dengan arti “Sialan kamu ga! Tolong akuuu toloooong!” setelah aku tengok siapa yang sedang mengajar kelas risky, aku melihat pak eko! Guru sejarah yang terkenal membosankan dan selalu menyuruh mencatat, mencatat, dan selalu saja mencatat! Hahaha Sampai dikelas arin, kelasnya terlihat kosong, mungkin sedang ada praktek dilab.

“Gak nyangka ya ga, si vando pintar juga!” kata aldy tiba-tiba.
“Iya, aku juga sempet kaget tadi” jawabku 

Pikiranku melayang, tiba-tiba memikirkan vando. Dia itu keren, idola, dan pintar! Tapi kenapa sikapnya nyebelin ya! Coba kalau dia itu bisa sedikit ramah dan sedikit baik, Wow! Perfect bangetttt ngettt ngettt! Loh? Aku aku lagi-lagi mikirin dia! Huh

Diperpustakaan, aku dan aldy mengerjakan tugas bahasa indonesia sampai selesai. Waktu masih tersisa panjang, dan aku memutuskan untuk mencari buku tentang sejarah dirak. Satu buku yang terletak dirak paling atas menarik perhatian mataku. Aku mencoba mengambilnya, tapi ternyata tidak sampai. Aku berusaha meraihnya, tapi tetap saja susah. Tapi tiba-tiba saja ada sebuah tangan menggapainya dan memberikannya padaku.

“Rajinlah minum susu penambah tinggi badan, agar lain kali kau tidak merepotkan orang lain hanya untuk mengambil sebuah buku di rak sependek itu!” kata seorang yang sedikit jangkung, keren dan jutek! No! Tidak, kali ini aku mengganti kata jutek menjadi COOL! Biar jutek, tapi dia itu COOL! Yap, dia adalah Vando! Dia memang mempunyai tinggi badan yang lebih dibandingkan aku.
“Van..Vando? kenapa kamu disini?” kataku masih dengan ekspresi mlongo sedikit kaget! Pasti mukaku jelek banget diadegan ini! fyuh..
“Memangnya perpustakaan ini punya bapak kamu? Aku tak boleh kesini?” jawabnya tetap dengan jutek! Oh tidak, sekali lagi bukan jutek, tapi COOL!
“Bukan begitu maksudku... emmm” belum aku menyelesaikan perkataanku Vando sudah berlalu meninggalkanku.
“Hei, makasih...” kataku sedikit teriak dan tak diindahkan Vando.
Well, Vando! sepertinya kamu berhasil mulai memenuhi memori diotakku! Karna aku pasti akan sering memikirkanmu! Selain kak dion pastinya! Aaaaah apa sih!
###
ULTAH  Ke-15...
Pagi ini aku sudah siap berangkat sekolah, setelah mandi dan memakai seragamku dengan rapi. Aku tersenyum didepan kalender yang sudah aku lingkari sebelum keluar kamar. Hari ini, tepat tanggal ini adalah ulang tahunku. Semoga hariku akan menyenangkan, batinku. Aku turun kebawah dan menuju meja makan untuk sarapan, dan disana sudah ada bik inah yang merapikan meja.

“Selamat pagi bik...” sapaku pada bik inah.
“Pagi mas angga, ini bibik uda bikinin nasi goreng seafood favorite mas angga, ayo segera dimakan, keburu dingin.”
“Iya bik makasih ya, bibik emang selalu tau makanan favoriteku! Oya bik, kak dion belum keluar kamar ya?”
“Uda berangkat kekampus kuq tadi mas, sama mba vika kayaknya”
“Owh...” kataku sedikit kecewa

Apa? Kak dion uda berangkat sama kak vika? Dia gak ingat kalau hari ini ultahku? Padahal aku pengin banget dia jadi orang yang pertama ngucapin! Hiks selesai sarapan, aku terpaksa berangkat sendiri kesekolah naik angkot, karena risky juga sempat telfon gak bisa jemput! Hadeeeeh, sepertinya doaku tak dikabulkan TUHAN! Kenapa sial banget pas hari ULTAHku ini, hanya sepiring nasi goreng seafood bik inah yang menyenangkanku pagi ini. huhuuu Sampai disekolah, aku bertemu dengan rianti dilorong, dia tersenyum dan mendekatiku.

“Happy Birthday angga!” ucapnya sambil mengulurkan tangan.
“Hei, thankyu. Kamu tau hari ini ulang tahunku?”
“Sebagai teman, sepertinya tak terlalu sulit mengingat ultah satu temannya!”
“Serius, dari sekian banyak teman kamu hanya mengingat tanggal ultahku?”
“Menurutmu? Haha tentu saja tidak. Aku punya data semua temanku, jadi sudah pasti tau hari ini aku harus menagih traktir makan kesiapa! Hahaha”
“Hahaha sial!”

Aku dan rianti segera berjalan menuju kelas, sedangkan risky dan arin? Tak kulihat batang hidungnya! Hah, dasar kampret! Awas aja kalau sampai melupakan tanggal ultahku. Ternyata, orang pertama yang mengucapkan selamat dihari ultahku ke 15 ini justru rianti, orang yang aku kenal sejak SMP meski tak begitu akrab.

Sebelum masuk kelas aku sempat melihat vando yang sedang duduk santai sendiri sambil menikmati musik dari ipodnya dikursi taman. Tumben tu anak udah stay disekolah jam segini, batinku. Sampai dikelas, aku segera menuju mejaku. 

Tas aldy udah ada, terus kemana tu anak? Kuq gak keliatan muka jeleknya? Gumamku.
Aku memasukkan tas kedalam laci, tapi aku merasa ada sesuatu didalam laciku. Segera aku mengambilnya, dan ternyata sebuah kertas yang dilipat rapi. Kertas apa ini? batinku. Perlahan aku buka kertas itu, dan aku baca tulisan yang ada didalamnya.

Seperti padi hijau disawah berhias kilau embun dipagi hari...
Begitulah sejuknya hatiku ketika bersamamu...
Seperti hembusan angin yang syahdu nan semilir...
Begitulah damai hatiku berada disampingmu...
Meski mentari tak terbit esok pagi,
Aku akan tetap merasa hangat bila melihat senyummu...
Selamat ulang tahun cinta,
Semoga hatimu terjaga dalam bahagia...

R.A.

Hah? Apa ini untukku? R.A? siapa dia? Kata-katanya indah, hatiku bergetar dan sungguh damai sekali membacanya. Semoga ini benar-benar untukku, dan tak ada yang sedang ulang tahun hari ini selain aku. R.A? siapa dia?

Bersambung...

0 coment�rios: