Home Top Ad

Responsive Ads Here

Antara percaya atau tidak! Apakah ini hanya sebuah mimpi? Pikiranku melayang, hatiku rasanya tak karuan! Oh TUHAN, kalaupun ini sekedar ...

Sebuah Rahasia [Eps 13]


Antara percaya atau tidak! Apakah ini hanya sebuah mimpi? Pikiranku melayang, hatiku rasanya tak karuan! Oh TUHAN, kalaupun ini sekedar mimpi, aku mohon jangan biarkan siapapun untuk membangunkan aku! Rasanya ingin sekali menghentikan waktu yang berjalan. Aku hanya tak mau moment ini berlalu terlalu cepat! Aku ingin sekali menikmatinya, benar-benar menikmati! Sungguh, ini adalah bagian terindah dalam hidupku! Melepas ciuman pertamamu dengan seseorang yang kau cintai dengan seromantis ini, apakah itu bukan hal yang sangat indah? Sekalipun nyawaku harus dicabut atau kiamat datang besuk pagi, aku sudah siap lahir batin. Entah harus berkata apa lagi untuk menggambarkan perasaanku saat ini.

Mataku terpejam menikmati hangatnya bibir lelaki yang aku cintai. Hanya terdengar hembusan nafas dan detak jantung yang saling beradu! Tak seperti dicerita-cerita yang pernah aku baca kalau berciuman itu biasanya saling melumat bibir lawan, tapi kami tak melakukan itu. Hanya bibir kami yang saling bertemu dan menempel, itu saja! Hanya sebatas itu! Apa kami payah? Mungkin iya. Ini adalah pengalaman pertamaku, dan mungkin begitu juga dengan kak dion. Buktinya ia tak melakukan apa yang ada dicerita-cerita itu! Akupun tak sanggup memulainya. Bibir yang saling menempel dengan tubuh yang saling berpelukan dan mata terpejam. Hanya nafas dan jantung yang berani menunjukkan suara. Entah sudah berapa detik, menit, atau bahkan mungkin sudah berapa jam kami berada dalam posisi ini! Tentu saja itu tak mungkin juga! Sayang, aku tadi tak sempat mengambil stopwatch untuk menghitungnya. Tafsiranku mungkin sekitar 10-20 detik kami diam dalam posisi ini, yang jelas cukup lama aku menikmatinya, hingga kenikmatan itu sirna dengan adanya suara yang mengagetkan kami.

“Dion....... Angga.....”
Suara itu, itu adalah suara mama! Secara spontan aku melepas ciuman dan pelukanku begitu juga dengan kak dion. Kami saling memandang sejenak, dan kembali mendengar suara itu bersama dengan seksama.
“Dimana kalian? Mama papa sudah pulang... Kalian tak ingin menyambut kami?”
Suara itu benar suara mama. Untunglah, kami berada dilantai atas, sedangkan mama teriak dari ruang tengah yang ada dilantai bawah. Coba bayangkan kalau tadi terjadi diruang tamu atau ruang tengah, kiamat pasti benar-benar terjadi.
Dengan sikap yang sama-sama kikuk ahirnya aku dan kak dion buru-buru turun kebawah untuk menyambut mama dan papa yang baru saja pulang dari luar kota.
“Eh Mama sama papa udah balik?” kata kak dion sesampainya dilantai bawah.
“Iya, sengaja mama percepat. Kenapa kamu sepertinya gak seneng gitu?”
“Ah, engga ma. Cuma sedikit terkejut aja” jawab kak dion sedikit gugup
“Nah itu dia, memang niat mama mau bikin kejutan! Terutama buat angga yang hari ini sedang ulang tahun!” jawab mama sambil tersenyum.
“Selamat Ulang Tahun ya sayang...” Sambung mama sambil memeluk dan mencium pipiku diikuti papa.
“Makasih Ma, Pa”
“Oya, kami punya kado untukmu ga, Ini dia... Bukalah sendiri!” kata papa sambil mengulurkan sebuah kotak kado padaku yang langsung kubuka.
“Handphone? Pa, inikan HP seri terbaru...”
“Suka gak? Kamu kan gak bawa HP ga, jadi kami belikan itu untuk alat komunikasi” Mama menimpali.
“Tapi inikan mahal ma!” Protesku.
“Gak usah dimasalahkan dengan harganya sayang, lagi pula mama gak mau anak mama dibilang udik atau gaptek sama temen-temennya!” jelas mama.
“Yang penting kamu bisa memanfaatkanya dengan bijak ga!” Tambah papa.
“Iya Ma, Pa terimakasih...” Kataku sambil memeluk mereka kembali.
“Ciyeeee yang dapet kado Handphone baruuuu! Tukeran dong....” goda kak dion.

###

“Hoiiii senyum-senyum mulu dari tadi! Kenapa sih?” Suara risky yang tiba-tiba mengagetkanku dari belakang.
“Monyettttt! Bisa gak sih ngilangin hoby mu yang suka ngagetin orang!”
“Hehe sorry sorry... abisnya dari tadi aku lihat kamu duduk sendiri sambil senyum-senyum! Udah gila ya?”
“Iya, gila! Gara-gara punya temen raja gila kayak kamu!”
“Hehee yeee kuq aku! Lagi mikirin apa sih? Kayaknya lagi seneng gitu!”
“Engga, Cuma lagi seneng aja kemarin dapet banyak kado, dan ada yang sangat istimewaaaaa!!! Hehehe”
“Apa sih? Dari siapa?”
“Ada deeeeh! Hahaha”
“Owh jadi maen rahasia nih!”
“Hehe jadi kemarin aku dikasi jam tangan sama kak dion, terus mama papa ngasi handphone! Hehe” Jawabku pada risky, tanpa aku kasih tau tentang ciuman pertamaku! Bayangkan kalau dia tau kado istimewa itu adalah ciuman pertamaku dan itu dari kak dion! Mungkin dia langsung pingsan atau malah muntah dulu sebelum pingsan. hehe
“Ciyeee, uda punya handphone nih sekarang.... Mana nomernya?”
“Iya, sabar  ah! Napsu banget! Orang belum hafal juga aku! Hehe nih catet, 08##########”
“Oke! Uda aku save. Aku balik kelas dulu ya, belum ngaerjain PR bahasa indonesia buat jam terahir entar nih! Hehe”
“Huuu dasar pemalas! Yaudah, aku juga mau ketoilet!”
Aku pergi ke toilet setelah ngobrol sama risky dikursi taman sekolah. Selesai buang air kecil, tiba-tiba HP ku bergetar karna ada sms masuk! Segera aku buka pesan tersebut dan aku baca. Ternyata pesan dari mama.
-Ga, tolong nanti pulang sekolah mampir toko kue langganan mama yang deket minimarket ya, beliin mama kue brownis. Bisa kan?-
Segeraaku balas sms mama
-Oke ma...-
Selesai membalas pesan mama, kembali aku masukkan HP kesaku seragamku sambil berjalan keluar toilet, tapi tiba-tiba aku dikagetkan dengan sosok berbadan tegap didepanku.
“Ups, eh vando? sorry, untung belum nabrak!” aku semakin terkejut karena orang yang mau aku tabrak ternyata vando.
“Gak papa” jawabnya singkat jelas padat dan cool!
“Oke! Duluan ya..”
“Tunggu...” tiba-tiba suara vando menhentikan langkahku.
“Emm iya, kenapa?” jawabku sedikit gugup
“Boleh minta nomer kamu?”
“Hah?” kataku sambil melongo. Lagi-lagi aku pasang muka jelek didepan vando! hedeeeh...
“Gak boleh ya?”
“Emm eh, iya. Boleh... bentar, aku belum hafal soalnya” aku mengutak-atik kontak dihandphone mencari nomerku sendiri karena aku belum sempat menghafalnya.
“Emmm 08##########”
“Oke, uda aku save. Thanks ya!”
“Oke, sama-sama. Aku duluan ya” kataku masih dengan gugup yang dibalas vando dengan anggukan.

Oh my god! Kug aku deg-degan ya...!!! padahal Cuma minta nomer HP doang! Sebagai teman sekelas, itu kan sesuatu yang wajar! Tau deh...

Jam sekolah selesai, aku segera bergegas pulang sama risky dan arin, tak lupa aku minta sopir risky untuk mampir toko kue untuk beli kue brownis pesanan mama. Sampai dirumah, aku makan siang sama mama dan papa, sedangkan kak dion belum pulang kuliah. Dua hari ini, aku serasa melihat bunga bermekaran dimana-mana. Hehe Mulai dari kertas misterius, kado ulang tahun, ciuman pertama, dan vando yang meminta nomer HP ku. Hehe jadi ngayal nih, gimana kalo tiba-tiba ada sms masuk dari vando yang isinya
–hei ga, ini vando, malam minggu ada acara gak? Jalan yuk-
Atau...
–hei ga, ini vando, besok pagi berangkat sekolah aku jemput ya?-
Eh, mikir apa sih aku??? Makin gak jelas gini! 

###

My Guardian Angel...

Hari ini adalah hari minggu, kak dion pagi-pagi dijemput temen kuliahnya entah kemana. Untuk mengisi waktu, mama berencana bikin kue dan menyuruhku belanja beberapa bahan kue keminimarket.

“Hati-hati bawa motornya ga. Kamu kan belum lincah bawa motor!”
“Iya ma, angga akan hati-hati”
Aku mengendarai motor metik keminimarket deket kompleks rumah, tapi bahan yang mama inginkan sedang habis, ahirnya aku nekat kepminimarket yang agak jauh. Tadinya aku mau balik kerumah, tapi udah terlanjur keluar juga, gak enak sama mama kalau gak dapetin bahannya. Dengan hati-hati aku sampai diminimarket yang agak jauh dari rumah, segera aku cari bahan yang mama maksud, dan membayarnya dikasir.

Setelah selesai, aku  keluar dan menuju parkir motorku. Karena aku memang belum lincah bawa motor tambah lagi parkir yang sedikit sempit, ketika memundurkan motorku, aku menyenggol motor sebelah dan BRAKKKKK!!! Motor sebelah jatuh! Untung motor itu parkir paling ujung, jadi hanya satu motor yang jatuh! Hufh!

“Oh my god! Gimana nih? Pak.. Pak... tolongin dong pak...!” Teriakku pada pak parkir yang sedang merapikan parkir diujung.
“Iya dik, bentar.”
“Heh! Apa-apa an nih? Gak punya mata ya!!!”
“2 orang pria berbadan jangkung, penampilan berantakan layaknya preman pasar, dengan mata yang melotot sudah berdiri disampingku!”
“Maaf mas, maaf. Gak sengaja! Ini motornya ya?”
“Maaf! Maaf! Lihat Motorku Lecet-lecet!!! Dasar Bego! Kalo gak bisa bawa motor naik becak aja noh!”
Aku hanya diam karena selain takut, aku juga merasa bersalah.
“Terus gimana mas?”
“Kamu harus ganti rugi!!!”
“Ganti rugi? Berapa mas?”
“2 Juta!!! Dan gak ada tawar menawar!!!”
“Hah? 2 juta? Tapi...”
“Gak ada tapi-tapian, kasih 2 juta atau aku hajar kamu!!!” muka mas-mas jelek itu semakin menakutkan dengan tangan yang mengepal siap untuk meninju mukaku!
“Hei, Sabar bung... semua bisa dibicarakan dengan baik-baik” tiba-tiba ada suara datang, sambil memegang tangan mas-mas jelek itu dari belakang.
“Apa kamu? gak usah ikut campur!!!” jawab mas-mas jelek sambil menepis tangan orang yang baru saja datang.
Orang itu bergeser kesamping mas-mas jelek sehingga semakin jelas terlihat olehku yang masih berada diatas motorku.
“Hah? Itu kan...?”

Bersambung...

0 coment�rios: