Antara
percaya atau tidak! Apakah ini hanya sebuah mimpi? Pikiranku melayang, hatiku
rasanya tak karuan! Oh TUHAN, kalaupun ini sekedar mimpi, aku mohon jangan
biarkan siapapun untuk membangunkan aku! Rasanya ingin sekali menghentikan
waktu yang berjalan. Aku hanya tak mau moment ini berlalu terlalu cepat! Aku
ingin sekali menikmatinya, benar-benar menikmati! Sungguh, ini adalah bagian
terindah dalam hidupku! Melepas ciuman pertamamu dengan seseorang yang kau
cintai dengan seromantis ini, apakah itu bukan hal yang sangat indah? Sekalipun
nyawaku harus dicabut atau kiamat datang besuk pagi, aku sudah siap lahir
batin. Entah harus berkata apa lagi untuk menggambarkan perasaanku saat ini.
Mataku
terpejam menikmati hangatnya bibir lelaki yang aku cintai. Hanya terdengar
hembusan nafas dan detak jantung yang saling beradu! Tak seperti
dicerita-cerita yang pernah aku baca kalau berciuman itu biasanya saling
melumat bibir lawan, tapi kami tak melakukan itu. Hanya bibir kami yang saling
bertemu dan menempel, itu saja! Hanya sebatas itu! Apa kami payah? Mungkin iya.
Ini adalah pengalaman pertamaku, dan mungkin begitu juga dengan kak dion.
Buktinya ia tak melakukan apa yang ada dicerita-cerita itu! Akupun tak sanggup
memulainya. Bibir yang saling menempel dengan tubuh yang saling berpelukan dan
mata terpejam. Hanya nafas dan jantung yang berani menunjukkan suara. Entah
sudah berapa detik, menit, atau bahkan mungkin sudah berapa jam kami berada
dalam posisi ini! Tentu saja itu tak mungkin juga! Sayang, aku tadi tak sempat
mengambil stopwatch untuk menghitungnya. Tafsiranku mungkin sekitar 10-20 detik
kami diam dalam posisi ini, yang jelas cukup lama aku menikmatinya, hingga
kenikmatan itu sirna dengan adanya suara yang mengagetkan kami.
“Dion.......
Angga.....”
Suara
itu, itu adalah suara mama! Secara spontan aku melepas ciuman dan pelukanku
begitu juga dengan kak dion. Kami saling memandang sejenak, dan kembali
mendengar suara itu bersama dengan seksama.
“Dimana
kalian? Mama papa sudah pulang... Kalian tak ingin menyambut kami?”
Suara
itu benar suara mama. Untunglah, kami berada dilantai atas, sedangkan mama
teriak dari ruang tengah yang ada dilantai bawah. Coba bayangkan kalau tadi
terjadi diruang tamu atau ruang tengah, kiamat pasti benar-benar terjadi.
Dengan
sikap yang sama-sama kikuk ahirnya aku dan kak dion buru-buru turun kebawah
untuk menyambut mama dan papa yang baru saja pulang dari luar kota.
“Eh
Mama sama papa udah balik?” kata kak dion sesampainya dilantai bawah.
“Iya,
sengaja mama percepat. Kenapa kamu sepertinya gak seneng gitu?”
“Ah,
engga ma. Cuma sedikit terkejut aja” jawab kak dion sedikit gugup
“Nah
itu dia, memang niat mama mau bikin kejutan! Terutama buat angga yang hari ini
sedang ulang tahun!” jawab mama sambil tersenyum.
“Selamat
Ulang Tahun ya sayang...” Sambung mama sambil memeluk dan mencium pipiku
diikuti papa.
“Makasih
Ma, Pa”
“Oya,
kami punya kado untukmu ga, Ini dia... Bukalah sendiri!” kata papa sambil
mengulurkan sebuah kotak kado padaku yang langsung kubuka.
“Handphone?
Pa, inikan HP seri terbaru...”
“Suka
gak? Kamu kan gak bawa HP ga, jadi kami belikan itu untuk alat komunikasi” Mama
menimpali.
“Tapi
inikan mahal ma!” Protesku.
“Gak
usah dimasalahkan dengan harganya sayang, lagi pula mama gak mau anak mama
dibilang udik atau gaptek sama temen-temennya!” jelas mama.
“Yang
penting kamu bisa memanfaatkanya dengan bijak ga!” Tambah papa.
“Iya
Ma, Pa terimakasih...” Kataku sambil memeluk mereka kembali.
“Ciyeeee
yang dapet kado Handphone baruuuu! Tukeran dong....” goda kak dion.
###
“Hoiiii
senyum-senyum mulu dari tadi! Kenapa sih?” Suara risky yang tiba-tiba
mengagetkanku dari belakang.
“Monyettttt!
Bisa gak sih ngilangin hoby mu yang suka ngagetin orang!”
“Hehe
sorry sorry... abisnya dari tadi aku lihat kamu duduk sendiri sambil
senyum-senyum! Udah gila ya?”
“Iya,
gila! Gara-gara punya temen raja gila kayak kamu!”
“Hehee
yeee kuq aku! Lagi mikirin apa sih? Kayaknya lagi seneng gitu!”
“Engga,
Cuma lagi seneng aja kemarin dapet banyak kado, dan ada yang sangat
istimewaaaaa!!! Hehehe”
“Apa
sih? Dari siapa?”
“Ada
deeeeh! Hahaha”
“Owh
jadi maen rahasia nih!”
“Hehe
jadi kemarin aku dikasi jam tangan sama kak dion, terus mama papa ngasi
handphone! Hehe” Jawabku pada risky, tanpa aku kasih tau tentang ciuman
pertamaku! Bayangkan kalau dia tau kado istimewa itu adalah ciuman pertamaku
dan itu dari kak dion! Mungkin dia langsung pingsan atau malah muntah dulu
sebelum pingsan. hehe
“Ciyeee,
uda punya handphone nih sekarang.... Mana nomernya?”
“Iya,
sabar ah! Napsu banget! Orang belum
hafal juga aku! Hehe nih catet, 08##########”
“Oke!
Uda aku save. Aku balik kelas dulu ya, belum ngaerjain PR bahasa indonesia buat
jam terahir entar nih! Hehe”
“Huuu
dasar pemalas! Yaudah, aku juga mau ketoilet!”
Aku
pergi ke toilet setelah ngobrol sama risky dikursi taman sekolah. Selesai buang
air kecil, tiba-tiba HP ku bergetar karna ada sms masuk! Segera aku buka pesan
tersebut dan aku baca. Ternyata pesan dari mama.
-Ga,
tolong nanti pulang sekolah mampir toko kue langganan mama yang deket
minimarket ya, beliin mama kue brownis. Bisa kan?-
Segeraaku
balas sms mama
-Oke
ma...-
Selesai
membalas pesan mama, kembali aku masukkan HP kesaku seragamku sambil berjalan
keluar toilet, tapi tiba-tiba aku dikagetkan dengan sosok berbadan tegap
didepanku.
“Ups,
eh vando? sorry, untung belum nabrak!” aku semakin terkejut karena orang yang
mau aku tabrak ternyata vando.
“Gak
papa” jawabnya singkat jelas padat dan cool!
“Oke!
Duluan ya..”
“Tunggu...”
tiba-tiba suara vando menhentikan langkahku.
“Emm
iya, kenapa?” jawabku sedikit gugup
“Boleh
minta nomer kamu?”
“Hah?”
kataku sambil melongo. Lagi-lagi aku pasang muka jelek didepan vando!
hedeeeh...
“Gak
boleh ya?”
“Emm
eh, iya. Boleh... bentar, aku belum hafal soalnya” aku mengutak-atik kontak
dihandphone mencari nomerku sendiri karena aku belum sempat menghafalnya.
“Emmm
08##########”
“Oke,
uda aku save. Thanks ya!”
“Oke,
sama-sama. Aku duluan ya” kataku masih dengan gugup yang dibalas vando dengan
anggukan.
Oh
my god! Kug aku deg-degan ya...!!! padahal Cuma minta nomer HP doang! Sebagai
teman sekelas, itu kan sesuatu yang wajar! Tau deh...
Jam
sekolah selesai, aku segera bergegas pulang sama risky dan arin, tak lupa aku
minta sopir risky untuk mampir toko kue untuk beli kue brownis pesanan mama.
Sampai dirumah, aku makan siang sama mama dan papa, sedangkan kak dion belum
pulang kuliah. Dua hari ini, aku serasa melihat bunga bermekaran dimana-mana.
Hehe Mulai dari kertas misterius, kado ulang tahun, ciuman pertama, dan vando
yang meminta nomer HP ku. Hehe jadi ngayal nih, gimana kalo tiba-tiba ada sms
masuk dari vando yang isinya
–hei
ga, ini vando, malam minggu ada acara gak? Jalan yuk-
Atau...
–hei
ga, ini vando, besok pagi berangkat sekolah aku jemput ya?-
Eh,
mikir apa sih aku??? Makin gak jelas gini!
###
My Guardian Angel...
Hari
ini adalah hari minggu, kak dion pagi-pagi dijemput temen kuliahnya entah
kemana. Untuk mengisi waktu, mama berencana bikin kue dan menyuruhku belanja
beberapa bahan kue keminimarket.
“Hati-hati
bawa motornya ga. Kamu kan belum lincah bawa motor!”
“Iya
ma, angga akan hati-hati”
Aku
mengendarai motor metik keminimarket deket kompleks rumah, tapi bahan yang mama
inginkan sedang habis, ahirnya aku nekat kepminimarket yang agak jauh. Tadinya
aku mau balik kerumah, tapi udah terlanjur keluar juga, gak enak sama mama
kalau gak dapetin bahannya. Dengan hati-hati aku sampai diminimarket yang agak
jauh dari rumah, segera aku cari bahan yang mama maksud, dan membayarnya
dikasir.
Setelah
selesai, aku keluar dan menuju parkir
motorku. Karena aku memang belum lincah bawa motor tambah lagi parkir yang
sedikit sempit, ketika memundurkan motorku, aku menyenggol motor sebelah dan
BRAKKKKK!!! Motor sebelah jatuh! Untung motor itu parkir paling ujung, jadi
hanya satu motor yang jatuh! Hufh!
“Oh
my god! Gimana nih? Pak.. Pak... tolongin dong pak...!” Teriakku pada pak
parkir yang sedang merapikan parkir diujung.
“Iya
dik, bentar.”
“Heh!
Apa-apa an nih? Gak punya mata ya!!!”
“2
orang pria berbadan jangkung, penampilan berantakan layaknya preman pasar,
dengan mata yang melotot sudah berdiri disampingku!”
“Maaf
mas, maaf. Gak sengaja! Ini motornya ya?”
“Maaf!
Maaf! Lihat Motorku Lecet-lecet!!! Dasar Bego! Kalo gak bisa bawa motor naik
becak aja noh!”
Aku
hanya diam karena selain takut, aku juga merasa bersalah.
“Terus
gimana mas?”
“Kamu
harus ganti rugi!!!”
“Ganti
rugi? Berapa mas?”
“2
Juta!!! Dan gak ada tawar menawar!!!”
“Hah?
2 juta? Tapi...”
“Gak
ada tapi-tapian, kasih 2 juta atau aku hajar kamu!!!” muka mas-mas jelek itu
semakin menakutkan dengan tangan yang mengepal siap untuk meninju mukaku!
“Hei,
Sabar bung... semua bisa dibicarakan dengan baik-baik” tiba-tiba ada suara
datang, sambil memegang tangan mas-mas jelek itu dari belakang.
“Apa
kamu? gak usah ikut campur!!!” jawab mas-mas jelek sambil menepis tangan orang
yang baru saja datang.
Orang
itu bergeser kesamping mas-mas jelek sehingga semakin jelas terlihat olehku
yang masih berada diatas motorku.
“Hah?
Itu kan...?”
Bersambung...
0 coment�rios: